Politik dan Pemerintahan

Jelang Pilkada, Masyarakat Diingatkan Tidak Kemakan Janji

22
×

Jelang Pilkada, Masyarakat Diingatkan Tidak Kemakan Janji

Sebarkan artikel ini
PIlkada Serentak 2015
Ilustrasi Pilkada serentak

Dobo, Dharapos.com
Sudah bukan rahasia lagi jika menjelang pelaksanaan even Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) semua pihak yang berkepentingan dengan agenda tersebut jauh-jauh hari sudah melakukan berbagai manuver berupa janji-janji manis dan trik lainnya.

Hal itu dimaksudkan agar apa yang menjadi harapannya dapat tercapai sekalipun harus memakai cara-cara yang tidak fair alias politik kotor yang pada akhirnya mengorbankan pihak lain.

Dan fakta inilah yang dialami Frans atau dengan istilah janji tinggal janji perlente (dusta) jalan terus.

Kepada Dhara Pos baru-baru ini, Frans membeberkan jika dirinya telah dipermainkan oleh salah satu kandidat calon Bupati Aru berinisial OTS.

Frans menuturkan, awalnya tim sukses OTS datang ke rumahnya untuk meminta dirinya mendukung calon mereka dan dijanjikan akan diberikan bantuan dengan cuma-cuma yaitu seng.

“Setelah sepakat, bantuan tersebut langsung direalisasikan sebanyak 30 lembar seng,” tuturnya.

Namun, menurut Frans, setelah memberikan bantuan tersebut tidak diikuti dengan perjanjian yang mengikat antara dirinya dengan tim sukses OTS.

“Misalkan kalau saya keluar dari perjanjian yang sudah di sepakati maka bantuan tersebut akan di tarik kembali,  tapi tidak ada perjanjian  seperti begitu. Sebab saya juga tahu bahwa bantuan yang di berikan ada unsur politik,” terangnya.

Namun cara dan tindakan yang dilakukan oleh tim sukses OTS terhadap dirinya dengan menarik kembali 30 lembar seng yang sudah diberikan kepadanya sangat tidak berdasar dan tidak masuk akal.

“Sebenarnya ini hanya trik politik saja yang sengaja tim sukses OTS lakukan untuk mempermalukan saya,” kecamnya.

Atas fakta ini, diakui Frans bahwa apa yang dialaminya merupakan sebuah realita trik politik yang sudah menjadi tradisi di Kabupaten Kepulauan Aru menjelang hajatan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

“Istilahnya habis dikasih lalu diambil kembali,” ucapnya sembari menambahkan bahwa apa yang dibeberkannya agar menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk tidak terbuai dengan janji-janji kosong para pembual politik.

“Saya tidak bermaksud menjelekkan siapa-siapa,” tutup Frans mengakhiri perbincangannya.


(dp-31)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *