![]() |
| Bupati MTB, Petrus Fatlolon didampingi Wabup Agustinus Utuwaly saat menyerahkan penghargaan sebagai camat terbaik kepada Somalay Batlayeri |
Saumlaki, Dharapos.com
Bupati Maluku Tenggara Barat (MTB), Petrus Fatlolon dalam acara puncak syukuran Hari Ulang Tahun MTB ke 18, Selasa (5/10) menganugerahkan penghargaan kategori Camat terbaik kepada Somalay Batlayeri, yang juga Camat Selaru.
Penganugerahan ini didasarkan pada hasil penilaian Bupati selama kurun waktu tertentu, dimana Somalay memperoleh predikat sebagai Camat terbaik mengungguli camat Tanimbar Selatan, Wertamrian, Wermaktian, Kormomolin, Nirunmas, Tanimbar Utara, Wuarlabobar, Yaru dan Molu Maru.
Somalay yang ditemui usai acara itu menjelaskan bahwa keberhasilan yang dia raih sebagai camat terbaik itu tidak terlepas dari kerja keras stafnya.
“Saya menyadari bahwa kekuatan kepemimpinan itu bukan ada pada seorang pemimpin melainkan ada pada tim kerjanya, karena mereka yang punya energi. Di sana saya ajak mereka untuk bekerja dan kemudian kita mulai melakukan pembenahan secara bertahap dari desa-desa pada semua semua aspek,” jelasnya.
Mantan Camat Nirunmas ini berceritera bahwa semenjak ditempatkan di kecamatan yang berbatasan langsung dengan Australia itu, awalnya menerapkan penyamaan persepsi pada internal dalam membangun tim kerja yang solid dengan moto gerakan yakni pelaku organisasi mempengaruhi penataan dan pengembangan masyarakat.
Dia percaya bahwa jika Pemerintah kecamatan memiliki kualitas dan kuantitas pengabdiannya rendah maka sudah tentu akan berdampak kepada organisasi lain yang lebih luas.
Jurus lain yang dia lakukan adalah penerapan teknik komunikasi pembangunan yakni setiap elemen masyarakat dilayani tanpa diskriminasi.
![]() |
| Camat Selaru, Somalay Batlayeri |
“Kami keluar masuk kelas untuk mengunjungi siswa, ke setiap RT, masuk ke rumah warga sampai ke dapur setiap keluarga. Saya ajak tim untuk menemukan beban masyarakat yang begitu banyak, sehingga saat kita temukan di lapangan langsung bertindak mencari solusi untuk mengatasinya,”katanya.
Somalay katakan pula bahwa Kecamatan Selaru masih tertinggal di berbagai bidang meskipun memiliki kekayaan alam yang berlimpah ruah.
Untuk itu berbagai program yang telah dia lakukan seperti internal organisasi dengan adanya penerapan disiplin PNS, mengajak PNS termasuk aparat di desa untuk menjadi teladan bagi masyarakat sebagai bentuk gerakan reformasi mental hingga penataan pemerintahan di desa.
Sementara, untuk pendidikan telah dilakukan berbagai terobosan dalam mengatasi semakin tingginya angka putus sekolah yang disebabkan oleh faktor internal keluarga seperti ekonomi masyarakat yang lemah, gaya hidup keluarga hingga anak masih di bangku sekolah sudah dipaksakan keluarganya untuk menikah.
“Berbagai tawaran konsep yang sedang dipersiapkan untuk dijalankan dan ada pula yang telah dilakukan seperti ada rencana diberlakukan class mobile yakni pertukaran pelajar antar sekolah dimana siswa berprestasi dari sekolah tertentu baik SMP maupun SMA digabung dengan siswa di sekolah lain sehingga ada transformasi,” urainya.
Kemudian, pembentukan Forum Peduli Masyarakat (FPM), pemberlakuan hari khusus berbahasa Inggris atau English Day dengan konsep kelas berbasis masyarakat.
“Dimana anak-anak dari SMA mengajar keterampilan berbahasa Inggris bagi masyarakat umum di salah satu hari khususnya di desa Adaut dan telah membina satu desa yakni desa Eliasa,” sambung Somalay.
Selain itu, Penanaman nilai-nilai wawasan kebangsaan melalui kewajiban setiap aparatur desa dan sekolah untuk melakukan upacara bendera setiap hari Senin dan pembinaan wawasan kebangsaan bagi generasi muda dengan melibatkan tokoh-tokoh agama di sekolah-sekolah.
Juga penerapan jam belajar malam bagi para siswa yang dikontrol oleh aparat linmas, polisi dan dikontrol langsung oleh Pemerintah kecamatan serta konsep rumah pintar atau Sei eras yang telah diberlakukan di desa Kandar dan Adaut dan sedang disiapkan untuk berlanjut ke desa lain di kecamatan itu.
“Selama ini kita lakukan pendekatan bukan dengan kekuasaan melainkan pendekatan pelayanan responsif, dan ke depan ini dibutuhkan kebijakan sosial manajerial yang tidak hanya bergerak dalam bentuk program saja melainkan perlu ada partisipasi masyarakat,” tambahnya.
Berdasarkan catatan Pemkab MTB, lulusan STPDN ini di tahun 2015 lalu telah meraih penghargaan sebagai pelayanan publik terbaik dari 9 kecamatan lain di daerah berjuluk Duan-Lolat tersebut.
(dp-18)














