Daerah

Di Kabupaten Aru, Warga Pedesaan Masih Sulit Dapatkan BBM

29
×

Di Kabupaten Aru, Warga Pedesaan Masih Sulit Dapatkan BBM

Sebarkan artikel ini
Dobo, 
Mayoritas warga masyarakat di Kabupaten Kepulauan Aru yang khususnya tinggal di wilayah pedesaan ternyata hingga kini masih sulit mendapatkan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Hal ini, secara tidak langsung berdampak pada aktivitas perekonomian para warga dalam usahanya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan.

Antri BBM
Ilustrasi Antri BBM

Kurangnya perhatian serta kepedulian pemerintah dari tingkat kecamatan sampai ke pemerintah kabupaten dalam menyikapi berbagai bentuk persoalan rakyat secara utuh diduga menjadi penyebab utama.
Faktanya, hingga kini dari 10 (sepuluh) kecamatan yang ada di Kabupaten Aru, beberapa diantaranya termasuk kecamatan Aru Utara tidak memiliki fasilitas penampungan BBM.
Akibatnya, warga harus jauh-jauh datang ke ibu kota kabupaten dengan mengeluarkan biaya yang cukup besar hanya untuk mendapatkan 30-40 liter solar maupun BBM jenis lainnya sehingga hal ini dirasakan sangat merugikan warga.
“Kami merasa resah karena alasannya dari pihak penyalur mengatakan bahwa solar bersubsidi itu sangat susah jadi kami dikasih maksimal satu drum perbulan sementara kebutuhan kami lebih dari itu,” ungkap salah satu warga kecamatan Aru Utara yang enggan namanya dikorankan kepada media ini, pekan kemarin.
Ditambahkannya, kalau pulang pergi dari kecamatan ke dobo kurang lebih satu drum, sementara ke Dobo satu bulan tiga kali untuk melancarkan perekonomian masyarakat.
“Kalau saya dikasih satu drum per bulan lalu sisanya saya dapat dari mana? Makanya, kami merasa sangat ditelantarkan karena kesulitan BBM,“ ujarnya.
Selain sudah mengeluarkan biaya besar, lanjut dia, jatah yang diperoleh pun tidak maksimal dan tidak sesuai kebutuhan warga guna memenuhi keperluan baik pencarian dilaut maupun kebutuhan rumah tangga.
“Kami merasa diterlantarkan bak anak tiri, makanya warga berharap adanya perhatian dan tindakan dari pemerintah untuk segera menuntaskan masalah ini,” harapnya.
Dikatakan, Pemda Aru dan jajarannya di tingkat kecamatan mestinya jeli melihat dan menyikapi persoalan ini sehingga distribusi dan sistem penyaluran BBM dapat diatur sedemikian rupa agar masyarakat yang hidup dipedesaan juga bisa menikmati BBM secara merata dan maksimal layaknya warga di kota.
“Jangan selalu mengutamakan yang di kota Dobo saja tapi kami yang di desa-desa juga bisa menikmati karena BBM ini sangat penting bagi hidup kami. Untuk mencari ikan di laut saja, setiap hari kami butuh minyak 1-5 liter, lalu kalau untuk mendapatkan minyak sebanyak ini kami harus ke dobo tentunya mengeluarkan biaya yang cukup besar,“  kesalnya.
Sementara itu, Thonci Galanggoga, salah satu tokoh masyarakat Aru yang juga merupakan tokoh pejuang pemekaran daerah ini mengungkapkan keprihatinannya ketika melihat kondisi seperti ini.
Menurutnya, pemerintah daerah bersama pihak terkait harus mulai berpikir guna mencari jalan keluar sehingga kedepannya warga tidak dirugikan.
“Dengan kondisi seperti ini, kami merasa prihatin, kenapa ibu-ibu rumah tangga harus mengantri hingga berjam-jam menunggu di sejumlah pangkalan. Kami harapkan adanya perhatian semua pihak dalam hal memberikan ide ataupun kontribusi langsung sehingga dalam waktu dekat tidak lagi terjadi lagi kelangkaan BBM seperti saat ini,“ tandasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *