Wokanubun: Kejaksaan Harus Usut Proyek Itu
Ambon,
Krisis air yang terjadi di kawasan Gunung Nona, kecamatan Nusaniwe bukan merupakan suatu hal yang baru yang harus jadi perhatian pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun kota Ambon. Ironisnya, 8 bulan terakhir ini penderitaan masyarakat bertambah pula.
Hal ini diakibatkan air yang selama ini digunakan berasal dari air milik Kodam XVI Pattimura yang dikelola Zeni Kodam (ZIDAM) XVI Pattimura. Namun akibat hujan yang terjadi beberapa bulan lalu, menyebabkan pipa-pipa yang menyalurkan air ini rusak berat mencapai sekitar 42 meter, menyebabkan bertambah pula penderitaan kita di daerah ini.
Demikian disampaikan Christian Rahanra, salah satu warga yang berdomisili di daerah sekitar Vihara Svarna Giri Tirta, Gunung Nona.
Menurut Rahanra, proyek pemasangan pipa air sudah sejak 2004 namun sampai saat ini tidak ada tanda-tanda ada air yang disalurkan. Entah proyek ini milik pemerintah kota atau pemerintah daerah, namun diperkirakan proyek ini untuk memenuhi kebutuhan air.
Dijelaskan pula, proyeknya tidak sampai selesai. Kemudian, sempat dilanjutkan pada tahun 2010. Yang mana dilakukan pemasangan pipa-pipa dengan diameter yang lebih kecil 10cm. Letaknya berdampingan dengan pipa-pipa yang sudah dipasang pada tahun 2004 lalu.
Sementara itu, salah satu warga Benteng Atas yang enggan namanya dikorankan membenarkan hal tersebut.
Ia mengatakan, pemasangan pipa-pipa tersebut juga tidak sampai selesai dan hingga saat ini masih terbengkalai. Dan sepengetahuannya, bak maupun pipa-pipa tersebut belum pernah digunakan sama sekali.
“Sampai hari ini (sudah 8 tahun), kami belum pernah lihat ada air mengalir dari pipa-pipa ini, tidak tahu pipa-pipa ini untuk apa?” ungkapnya.
Di tempat terpisah, salah satu pemerhati masalah sosial Rasyid Wokanubun yang juga Ketua Komite Negara Kesatuan Republik Indonesia Provinsi Maluku, meminta perhatian Kejaksaan untuk segera mengambil langkah tegas dalam menangani masalah ini. Apalagi, jika dana yang diperuntukkan bagi pengerjaan proyek tersebut sampai diselewengkan atau di korupsi.
Dikatakan Wokanubun, jika proyek ini dikerjakan sejak 2004 hingga saat ini dibiarkan terbengkalai, maka hampir dipastikan ini merupakan proyek asal-asal, dan berindikasi korupsi.
“Proyek instalasi pipa air yang ada di kecamatan Nusaniwe, yang dikerjakan tersendat dan sampai saat ini tidak ada tanda-tanda bagi masyarakat untuk menikmati air bersih. Olehnya itu saya meminta segera pihak kejaksaan untuk mengusut proyek tersebut,” tegas Wokanubun.
Pihak pemerintah kota juga, lanjut Wokanubun, mestinya proaktif terhadap kebutuhan warganya, Betapa tidak, kebutuhan air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, olehnya itu dirinya ingin melihat bagaimana pemerintah kota menyelesaikan persoalan kebutuhan air warganya yang berdomisili di Kecamatan Nusaniwe.
Dijelaskan Wokanubun, daerah kawasan Gunung Nona walaupun dipasang pipa-pipa air namun nantinya di musim kemarau, masih tetap saja mengalami krisis air. Hal ini sesuai data evaluasi debit air yang dikelola Zidam XVI Pattimura, ternyata jika musim kemarau maka debit airnya hanya 2 liter/detik,
Wokanubun menyarankan, kalau melihat urgensi yang ada maka semestinya pemerintah daerah melirik proyek pengeboran air tanah, hal ini merupakan salah satu solusi untuk menjawab krisis air di musim kemarau.
Pantauan media ini di lapangan, pipa-pipa berdiameter 15–20 cm yang telah dipasang pada beberapa lokasi terlihat tidak terurus. Bahkan, pada beberapa bagian mulai berkarat bahkan ada beberapa bagian yang hilang.
Selain itu, ditemukan juga sebuah bak penampungan air berukuran besar di areal dekat pagar Vihara. Bak dengan cat biru yang mulai pudar akibat tidak terurus.
Selain itu, pada bagian penutupnya yang terbuat dari plat besi tampak sudah berkarat. Diperkirakan, bak tersebut akan dijadikan bak induk untuk menampung air lalu dialirkan ke setiap rumah tangga di kawasan itu.
Proyek tersebut, ternyata tidak hanya di kawasan Gunung Nona-Bentas saja. Bahkan dimulai dari kawasan Kudamati Farmasi sampai dengan Air Salobar ada dalam jalur pemasangan pipa. Sehingga bisa diperkirakan areal pengerjaan proyek ini cukup luas.
Informasi yang berhasil dihimpun media ini bahwa proyek ini ditangani oleh Dinas PU Provinsi Maluku.(dp)