![]() |
Ketua DPRD Kepulauan Tanimbar Jaflaun Batlayeri |
Saumlaki, Dharapos.com – Ketua DPRD Kabupaten Kepulauan Tanimbar Jaflaun Batlayeri meminta Pemerintah Daerah setempat serius melihat masalah belajar dari rumah yang saat ini dinilainya tidak maksimal.
“Masalah pendidikan ini benar-benar harus diperhatikan polanya. Instruksi belajar dari rumah via Whatsapp belum maksimal mengingat di daerah kita ini masih rentan soal internet,” akuinya kepada wartawan usai rapat bersama Pemkab Tanimbar, Kamis (23/4/2020).
Jaflaun menilai, hanya kota Saumlaki yang merasakan itu dan itu pun baru beberapa sekolah yang melaksanakannya dalam beberapa hari terakhir ini. Sementara di Kecamatan hingga ke desa-desa, hal ini ini tidak berlaku.
Bahkan belum lagi ke desa-desa, kota Saumlaki saja masih terbatas dengan belajar online. Pasalnya, dalam sepekan ini baru beberapa guru dari sejumlah sekolah mulai mengirim tugas siswa kepada orang tua.
“Mestinya ada formula nyata melalui Dinas Pendidikan. Sebut saja patroli rumah untuk memberikan tugas kepada para siswa yang berada di desa-desa. Hal ini perlu dilakukan agar siswa-siswi yang di rumah tetap belajar,” dorong politisi Partai Demokrat itu.
Sejauh ini, dia menilai anak-anak sekolah terkesan seperti diliburkan, padahal tidak ada libur. Yang ada adalah belajar dari rumah.
‘Padahal kita tidak tahu kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir. Untuk itulah, dunia pendidikan tak boleh dibiarkan lengah seperti ini. Dinas Pendidikan dan semua orang tua wajib memastikan bahwa setiap hari anak-anak harus belajar dari rumah,” tegas Jaflaun.
Cinta, salah satu siswa SD kelas 6 di Saumlaki mengaku sangat paham kebaikan daerah, yang harus dipatuhi sekolahnya.
Namun tetap saja selama sepekan ini ia mengaku kesulitan mengikuti cara belajar yang relatif baru ini.
“Susah kalau online begini. Suasana rumah juga bawaannya begini, jadinya tidak ingin ngerjain PR,” akunya kepada Dharapos.com, Kamis (23/4/2020).
Cinta mengaku yang paling sulit dari mengerjakan soal di rumah adalah suasana yang tak kondusif dan tanpa pendampingan guru secara fisik.
Siswa lain juga akan mengalami kesulitan untuk melakukan konsultasi dengan guru terutama untuk pelajaran yang dianggap membutuhkan penjelasan dan pemahaman yang lebih mendalam, misalnya matematika.
(dp-47)