as

Daerah

Terkendala Sejumlah Persoalan, PLN Larat Belum Bisa Layani 18 Jam

22
×

Terkendala Sejumlah Persoalan, PLN Larat Belum Bisa Layani 18 Jam

Sebarkan artikel ini
Mnager PLN SMLQ Suarlmbit2
Manajer PT.PLN (Persero) Rayon Saumlaki, Yoseph Suarlembit

Saumlaki, Dharapos.com 
Bupati Maluku Tenggara Barat, Petrus Fatlolon telah berjanji akan memperjuangkan peningkatan waktu pelayanan listrik di kota Larat (Ibu kota kecamatan Tanimbar Utara – red) dari semula 12 jam menjadi 18 jam setiap hari.

Hal tersebut disampaikannya saat bertatap muka dengan seluruh Camat, Kepala Desa dan Kepala BPD se-kecamatan Tanimbar Utara, Wuarlabobar, Yaru dan Molu Maru di Larat, belum lama ini.

as

Namun keinginan baik Bupati untuk masyarakat di wilayah tersebut masih terkendala dengan sejumlah persoalan yang dihadapi oleh pihak PLN setempat.

“Kendala kami untuk rencana peningkatan jam pelayanan dari 12 jam menjadi 18 jam untuk wilayah Larat itu masih ada. Jaringan di sanakan belum begitu baik seperti menuju desa  Lamdesar Timur dan desa Lamdesar Barat. Kan tidak mungkin hanya masyarakat kota Larat yang dilayani 18 jam per hari sementara desa-desa lain sekitarnya tidak,” ungkap Manajer PT.PLN (Persero) Rayon Saumlaki, Yoseph Suarlembit yang ditemui di ruang kerjanya, Rabu(2/8).

Selain itu, hingga kini pihaknya belum bisa melayani pelanggan secara maksimal karena mesin pembangkit listrik yang dimiliki masih terbatas dan tidak berimbang dengan total pengguna daya listrik.

Mesin pembangkit listrik yang sedang dioperasikan untuk melayani warga di kecamatan Tanimbar Utara tersebut kapasitasnya hanya 1.000 Kw sehingga perlu penambahan daya listrik jika pelayanan listrik di wilayah itu mau ditingkatkan.

“Kalau untuk Larat itu perlu tambah satu mesin lagi baru bisa pas. Yang ada di sana itu kapasitasnya 1.000 Kw dan yang mau didatangkan dari Dobo itu kapasitasnya 500 Kw. Nah, kalau dua mesin berarti bisa, karena satunya bisa dioperasikan siang, dan satunya bisa bantu pada malam hari supaya kalau satu mesin gangguan kan tidak padam total. Percuma kan, kalau masyarakat baru menikmati 18 jam setiap hari selama 2 minggu misalnya terus sudah padam lagi,” urainya.

Yoseph katakan pula bahwa kendala lain yang dihadapi adalah sebagian besar pelanggan PLN  di wilayah itu masih bersikap apatis.

Salah satunya, kesadaran membayar biaya pemakaian listrik setiap bulan berjalan masih minim.

Hal ini berakibat pada semakin bertambah banyak pelanggan yang menunggak hingga akhirnya PLN dirugikan.

Terkait persoalan ini, pihaknya sudah berulang kali melakukan berbagai terobosan seperti melalui sosialisasi, bahkan mendatangi para pelanggan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya membayar biaya rekening listrik namun upaya tersebut seakan sia-sia.

“Kami himbau untuk para pelanggan menggunakan program listrik pintar yakni beralih ke penggunaan meter pra bayar, namun seakan sia-sia. Sampai sekarang di Larat itu tunggakannya tidak bisa kurang-kurang pak,” kesalnya.

Meski demikian, Yosep akui bahwa saat ini pihaknya sedang berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah itu, sehingga rencana penambahan waktu pelayanan listrik bagi masyarakat bisa terlaksana.

“Jaringan listrik di desa Lamdesar Timur dan Lamdesar Barat itu kita rencana mau rehabilitasi dulu baru bisa 18 jam. Selain itu atasan kami sudah berupaya mengevakuasi mesin pembangkit listrik daya 500 Kw dari Dobo ke Larat tapi karena faktor cuaca maka masih terhambat” ujarnya.

Yoseph berharap ada dukungan dari masyarakat, sehingga operasional PLN di wilayah itu bisa meningkat dari waktu-waktu sebelumnya.


(dp-18)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *