![]() |
Wahidin, ST |
Langgur, Dharapos.com
Masalah pemadaman listrik yang akhir-akhir ini dikeluhkan warga masyarakat Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara dipastikan akan segera tertangani.
Kepada Dhara Pos, Senin (14/3) Kepala PT. Persero PLN Tual, Wahidin, ST memastikan bahwa dalam minggu ini, pasokan aliran listrik baik di kota Tual maupun kabupaten Malra akan kembali normal.
“Beberapa waktu lalu lampu sering padam bukan karena faktor kesengajaan, tapi yang jelas 3 buah mesin milik PT PLN mengalami gangguan. Hanya mungkin karena kesalahan kami tidak menginformasikan kepada para pelanggan, sehingga mengakibatkan warga masyarakat hingga sejumlah menyampaikan komplain kepada kami,” akuinya.
Lanjut Wahidin, bahwa beberapa hari lalu pihaknya juga telah di panggil DPRD Kabupaten Malra dalam hal ini Komisi II guna mempertanyakan terkait kejadian padamnya listrik.
“Kami sudah jelaskan terkait kerusakan mesin yang terjadi, bahkan dari Komisi II serta Wakil ketua DPRD Maluku Tenggara Bapak Utha Safsafsubun juga turut serta meninjau ke lapangan yaitu ke lokasi PLTD langgur, sekaligus menyaksikan langsung guna memastikan kerusakan yang terjadi,” lanjutnya.
Jadi, tegas Wahidin, tidak ada indikasi atau sengaja PT. Persero PLN Tual melakukan pembohongan kepada masyarakat.
“Karena itu, saya menghimbau kepada seluruh warga masyarakat baik Kota Tual maupun Kabupaten Maluku Tenggara agar tidak terpancing dengan berbagai isu-isu yang sengaja disebarkan dengan tujuan merusak hubungan kerja kita bersama,” tegasnya.
Lebih lanjut jelas Wahidin, pihaknya untuk sementara ini sedang melakukan lelang untuk operasi terhadap PLTD Tamangil 1 yang berada di Kecamatan Kei Besar Selatan tepatnya di desa Tamangil, Kabupaten Malra. Sedangkan untuk PLTD Tamangil 2 sementara dilakukan lelang Kontrak.
“Jadi untuk sementara bisa melayani 2 hingga 3 desa atau Kampung,” jelasnya.
Harapan Wahidin, sebelum memasuki tahun anggaran baru kemungkinan besar semua sudah normal.
Begitu pula dengan kota Tual yang kabarnya berencana menyiapkan lahan untuk pembangunan PLTA.
“Semua berpulang ke Pemerintah kota Tual, dan kalau memang lokasi di desa Dullah untuk pembangunan PLTA, maka dalam waktu dekat ini juga kami siap membangun asalkan yang terpenting tidak ada kendala saja seperti sengketa kepemilikan lahan,” ujarnya.
Sebelumnya, salah satu aktivis kota Tual – Malra, L. Rahayaan menuding PT. Persero PLN Tual telah melakukan pembohongan kepada masyarakat, baik di kota Tual maupun Kabupaten Malra.
“Karena setiap saat rekan-rekan atau aktivis beraudens dengan Pihak PT Persero Tual, mereka selalu memberikan satu jawaban yaitu kami lagi menunggu mesin baru tapi kenyataannya ketika mesin baru datang paling lama 2 bulan sudah terjadi gangguan lagi berarti ini bukan mesin baru, tapi bekas,” tudingnya.
Sehingga, menurut Rahayaan, bahasa seperti itu hanyalah untuk menghibur masyarakat bahwa mesin baru sudah ada sehingga tidak ada gangguan lagi.
“Karena faktanya mesin baru tiba Desember 2015 lalu tapi di tahun 2016 tepanya bulan Februari mesin sudah rusak kembali. Ini kan aneh sementara meteran naik terus? Jadi kami minta agar PT. Persero PLN Tual bekerja secara profesional dan tidak mendustai masyarakat,” tegasnya.
(dp-20)