![]() |
Bupati MTB, Drs. Bitzael S. Temmar |
Saumlaki, Dharapos.com
Dalam rangka kunker di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, 4 – 6 Mei 2015, Dirjen Bimas Katolik Kementrian Agama RI – Drs. Eusabius Binsasi melaksanakan berbagai kegiatan seperti lawatannya ke Kantor Kementrian Agama Kabupaten MTB.
Pertemuan dengan para guru pendidikan agama Katolik serta melakukan peresmian bangunan kantor dan sejumlah ruang kelas milik yayasan Santo Lukas yakni Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) Medicare yang berlokasi di desa Olilit – Kecamatan Tanimbar Selatan, Selasa (5/5).
Meski demikian, masyarakat mengaku merasa resah dengan ketidakhadiran Bupati MTB, Drs. Bitsael Z. Temmar dalam acara peresmian gedung sekolah tersebut.
Petrus Canisius Jaflaun, Anggota Komisi A DPRD MTB mengatakan pihaknya sangat menyayangkan ketidakhadiran Bupati dalam acara tersebut. Hal menandakan bahwa Pemda tidak mendukung pendirian SMAK Medicare dibawah Yayasan ST. Lucas.
“Sangat disayangkan karena ini kunjungan wakil Menteri Agama di daerah. Kalau pendidikan tidak didukung oleh Pemda, maka daerah ini tidak maju,” tegasnya.
Sebagai anggota DPRD, dirinya mengaku sangat menyesal terhadap sikap Pemerintah Daerah MTB.
Pasalnya, bukan hanya Bupati saja yang tak hadir, namun juga Wakil Bupati, Sekda bahkan Kepala Dinas Pendidikan MTB yang notabene memiliki kewenangan mengatur pelayanan pendidikan di Kabupaten berjuluk Duan – Lolat tersebut.
“Masa Bupati tidak hadir, Wakil Bupati tidak hadir, Sekda tidak hadir bahkan Kepala Dinas Pendidikan juga tidak hadir. Ini sebenarnya sudah membuktikan bahwa Pemerintah daerah tidak becus dan tidak serius mendukung pengembangan lembaga pendidikan di daerah ini,” kecamnya.
Seperti diketahui, sebelum acara peresmian, didahului dengan misa syukur sekaligus pemberkatan gedung kantor dan seluruh ruang kelas oleh pastor Paroki Ratu Rosario Suci – Olilit Timur yakni Pastor Thio Refutu, Pr.
Para Tua adat di desa Olilit dalam penyambutan secara adat yakni diawal kegiatan peresmian tersebut sempat melakukan pengukuhan sekaligus penganugerahan gelar kebesaran adat kepada Dirjen Bimas Katolik yakni dengan sebutan “Batomwat Boinaman” disertai pemberian sejumlah atribut adat yang dipakai langsung, yakni berupa Maba atau jas yang terbuat dari bahan dasar tenun ikat Tanimbar, Mabal atau Syal tenun, Sabeul atau Topi kebesaran, Tngesan atau ikat pinggang, serta Anwayat Singeran atau nasi tumpeng.
(mon)