Kepala Dinas Kesehatan Maluku, dr. Meyke Pontoh |
Ambon, Dharapos.com
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku menyatakan sebanyak dua kabupaten di Provinsi Maluku masing-masing Maluku Barat Daya (MBD) dan Seram Bagian Timur (SBT) memiliki tingkat stunting mencapai 40 persen.
Stunting yang merupakan kondisi dimana seseorang memiliki tinggi badan yang tidak sesuai tersebut banyak diderita balita di kedua wilayah itu sehingga diperlukan upaya hingga tindakan penanganan secara bersama.
“Untuk itu, langkah yang diambil adalah dengan membuat penyelarasan program dari pusat hingga ke daerah,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan setempat, dr. Meyke Pontoh yang dikonfirmasi usai pembukaan Rapat Koordinasi Terintegrasi Dinas Kesehatan Maluku di Amaris Hotel (23/5/2018).
Menurutnya, untuk menurunkan angka stunting di 2018 ini, semua program akan disatukan mengingat selama ini, masing-masing kabupaten menjalankan programnya sendiri-sendiri.
Kadis mengungkapkan, kondisi stunting pada diri seseorang dapat disebabkan oleh penyakit bawaan atau ada juga penyebab lainnya.
“Jadi, seorang pasien bisa memiliki penyakit bawaan sejak lahir atau kurang asupan gizi,” ungkapnya.
Kadis berharap masyarakat Maluku dapat bebas dari stunting .
Dan memaksimalkan itu, Pemerintah daerah melalui Dinkes mengambil langkah penanggulangan antara lain dengan mengidentifikasi, meningkatkan asupan gizi dan mutu imunisasi kepada anak.
Sementara itu, terkait stunting, Plt. Gubernur Maluku Zeth Sahuburua dalam pernyataannya mendukung pelaksanaan upaya penanggulangannya.
Menurutnya, intervensi stunting perlu didukung surveilans gizi dan pemenuhan, pemerataan tenaga gizi serta perbaikan sanitasi lingkungan hingga peningkatan akses air bersih.
Selain itu, masyarakat harus dimotivasi untuk mau dan mampu menjangkau pelayanan imunisasi melalui pemberdayaan mereka dalam rangka menurunkan stunting.
“Perlu pencegahan dan intervensi gizi yang dilakukan melalui pendekatan lifecycle serta peningkatan cakupan dan mutu imunisasi yg merata serta terjangkau,” tukasnya.
(dp-19)