Daerah

Aparat Baru Datang, Usai Dua Nyawa Melayang Pada Konflik Porto-Haria

32
×

Aparat Baru Datang, Usai Dua Nyawa Melayang Pada Konflik Porto-Haria

Sebarkan artikel ini

Ambon,

konflik porto haria
Peta Porto – Haria

Konflik yang sudah berlangsung selama seminggu sejak 21 Juli hingga 29 Juli 2013 telah mengakibatkan kerugian dengan jatuhnya korban jiwa sebanyak dua orang warga Haria, satu rumah bekas Pos Brimob terbakar, serta beberapa rumah warga yang mengalami kerusakan.
Yang sangat disayangkan, pihak aparat keamanan baru datang untuk mengamankan lokasi bentrok setelah jatuhnya korban sementara selama seminggu berlangsungnya konflik,  tidak ada satupun aparat baik dari pihak TNI maupun Polri yang datang untuk melakukan pengamanan.
Hal ini diungkapkan Pdt. Oni Latupeirissa,  Tokoh Masyarakat Haria, kepada Dhara Pos.com, saat dihubungi melalui telepon selularnya, Senin (29/7) malam.
“Sejak Senin siang (29/7), aparat  keamanan dari Batalyon Kabaresi 731 Kodam XVI Pattimura sudah tiba di perbatasan dua desa sehingga konflik mulai mereda. Kami bisa merasa sedikit lebih tenang walaupun sudah terlanjur jatuh korban jiwa maupun sejumlah kerugian lainnya. Dan baru saja kami selesai lakukan upacara pemakaman kedua jenazah,” sesalnya. 
Kendati demikian, diakuinya, bahwa dengan sudah adanya aparat keamanan maka warga masyarakat bisa merasa lebih aman dalam melaksanakan aktivitas sehari-harinya.
“Kami berterima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus maupun juga para aparat keamanan dari Batalyon 731  yang sudah datang untuk melakukan pengamanan maupun menghentikan konflik yang sudah berlangsung seminggu ini,” ungkapnya
Selain itu, Latupeirissa pun meminta Pemerintah daerah maupun tim mediasi untuk segera menindaklanjuti poin kesepakatan damai yang lainnya sesuai hasil pertemuan di Hotel Grand Soya, Ambon, beberapa waktu lalu.
“Saya minta tidak hanya sampai di posko keamanan saja, tetapi seluruh poin yang kita sepakati bersama agar segera ditindaklanjuti seluruhnya. Salah satunya juga, terkait pemutusan jalur pasokan senjata api maupun bom melalui kapal cepat,” desaknya.
Olehnya itu, diharapkan adanya keseriusan dari pemerintah maupun tim mediasi untuk segera menuntaskan konflik  Porto-Haria yang  sudah berlangsung hampir tiga tahun ini.
“Kami warga masyarakat hanya ingin hidup tenang dan damai,” pungkasnya.
Perlu diketahui, sebelumnya telah dilakukan pertemuan terkait penyelesaian konflik Porto Haria di Hotel Grand Soya Ambon, Rabu (17/7) dengan menetapkan 9 poin kesepakatan damai yang mana pada poin 6 telah disepakati akan didirikan pos keamanan di perbatasan Porto–Haria tiga hari pasca pertemuan atau tepatnya pada Jumat (19/7), namun ternyata, poin tersebut  tidak ditindaklanjuti oleh tim mediasi.
Justru sebaliknya, pada Minggu (21/7) konflik kedua desa yang selalu menggunakan senjati api maupun bom tersebut, kembali pecah. Sementara, tidak ada satupun aparat keamanan yang datang selama seminggu berlangsungnya konflik hingga memakan korban dua orang warga desa Haria.(ajr)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *