![]() |
Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna yang diselenggarakan di Saumlaki |
Saumlaki, Dharapos.com
Menggandeng para narasumber yang berasal dari Balai Besar Penyuluhan Pertanian (BBPP) Lembang Bandung dan Guru SMKN 1 Tansel, Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Maluku Tenggara Barat pada Bidang Pengembangan SDM dan Pengembangan Kelembagaan Tani yang mempunyai salah satu tugas yakni Melaksanakan Pembinaan Kelembagaan, menyelenggarakan kegiatan Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna kepada sejumlah perwakilan petani di beberapa kecamatan.
Tema kegiatan yaitu “Melalui pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi pertanian/perkebunan tepat guna terciptanya inovasi dan kreatifitas dalam mewujudkan kemandirian masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara Barat”.
Narasumber yang dihadirkan, Prihasto Notosusanto dari BBPP Lembang Bandung dengan materi “TOT Perubahan Pola Pikir Petani Dalam Kelembagaan Kelompok”; R. Abdulrahman, MS, S.Sos, MP dari BBPP Lembang Bandung dengan materi Motivasi Berprestasi, Membangun Kreatifitas dan Dinamika Kelompok Tani; R. D. Melatunan, S.Pi (Guru SMKN 1 Tansel) dengan materi dan praktek “Pengolahan Ikan Kering dan Ikan Asap”, dan “Pembuatan Briket Arang”; serta Dedy Lodarmasse, ST (Guru SMKN 1 Tansel) dengan materi dan praktek “Pengoperasian Peralatan Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna.
Ketua Panitia, Djidon W. Kuway,SE – dalam laporannya, Sektor pertanian di MTB sebagian besar dengan skala usaha yang relative kecil. Keadaan pelaku usaha pertanian tersebut setiap tahun semakin bertambah jumlahnya dengan tingkat kesejahteraan yang masih rendah. Usaha pertanian yang kecil menghambat petani meningkatkan pendapatannya sehingga sulit keluar dari lingkaran kemiskinan, masyarakat petani miskin selain luas usahataninya yang sempit juga disebabkan oleh produktifitas yang rendah, infrastruktur terbatas, aksesibilitas rendah terhadap modal, teknologi, informasi dan pasar.
Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan tersebut lanjut Kuway bertujuan untuk: Meningkatkan Sumber Daya Manusia para Petani, Meningkatkan Pengetahuan dan keterampilan petani atas pemanfaatan teknologi pertanian/ perkebunan tepat guna, dan Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta menciptakan kelembagaan tani mandiri.
“Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah terciptanya kreatifitas dan prakarsa anggota kelompok tani untuk memanfaatkan peluang usaha melalui teknologi yang tersedia, Terciptanya perubahan pola pikir petani dari sub system tradisional menjadi petani modern berwawasan agribisnis, Terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi petani agar menumbuhkembangkan kelompoknya secara partisipatif yakni dari, oleh dan untuk Petani,” ujarnya.
Dilaporkan pula bahwa peserta Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian/Perkebunan
Tepat Guna yang terdiri dari perwakilan kelompok masyarakat penerima bantuan peralatan mesin pengolahan sebanyak 28 orang yang merupakan anggota kepengurusan lumbung pangan Desa pada beberapa Kecamatan, antara lain 2 desa dan 1 kelurahan di Kecamatan Tanimbar Selatan yakni: Desa Bomaki 2 orang; Desa Latdalam (2); dan Kelurahan Saumlaki (2).
Selain itu dari perwakilan Kecamatan Tanimbar Utara yakni dari Desa Ridool 2 orang, Kecamatan Selaru: Desa Namtabung (2); Desa Kandar (2) dan Desa Adaut (3).
Perwakilan dari Kecamatan Wertamrian yakni Desa Amdasa (2); Desa Lorulun (2); Desa Arui Das (2). Kecamatan Nirunmas yakni Desa Waturu (3), Kecamatan Kormomolin: Desa Lorwembun (2), dan
Kecamatan Yaru yakni perwakilan dari Desa Sofyanin 2 orang.
“Kegiatan ini dilakukan dengan 2 tahap yaitu teori di dalam ruangan, dimana para peserta pelatihan menerima materi dari pembicara; serta praktek di luar ruangan dimana peserta akan diarahkan pada beberapa lokasi yang telah disediakan dan langsung melaksanakan praktek. Dengan waktu dan tempat pelaksanaan.
Kegiatan berlangsung selama 09 November s/d 11 November 2015 yang bertempat di Aula SMK Negeri 1 Tanimbar Selatan dan Lokasi Lumbung Pangan Desa Lorulung,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Temmar dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh dr. Edwin Tomasoa – Asisten III Setda MTB mengatakan Pemkab MTB saat ini menitikberatkan pembangunan pada 5 prioritas utama yakni perioritas pemberdayaan ekonomi masyarakat; peningkatan pelayanan dasar; peningkatan infrastruktur; kelestarian lingkungan hidup, dan pemantapan peran dan fungsi birokrasi.
Menurut Bupati Temmar, perioritas pemberdayaan ekonomi masyarakat juga menjadi perhatian khusus, mengingat : Kabupaten MTB memiliki potensi sumber daya alam yang sangat potensial dari aspek unggulan komparatif, namun secara riil belum didukung sesungguhnya dengan potensi SDM yang memiliki kemampuan daya cipta untuk menghasilkan sesuatu yang baru atau melakukan terobosan baru, sehingga diharapkan merubah potensi yang dimiliki menjadi sebuah produk dengan nilai ekonomis tinggi yang pada akhirnya memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan petani.
“Kita harus akui bahwa pelaku ekonomi kita saat ini masih memiliki keterbatasan kemampuan teknologi dari aspek manajerial, produksi serta penggunaan maupun keterbatasan informasi pemasaran yang berkaitan dengan diversifikasi produk atas permintaan dan atau keinginan pelanggan. pendapatan perkapita masyarakat kita saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal ini bisa terjadi oleh karena adanya perbaikan-perbaikan mendasar terhadap pola intensifikasi maupun ekstensifikasi pangan lokal, namun belum sepenuhnya peningkatan pendapatan perkapita tersebut diperoleh atau dihasilkan melalui pengembangan yang berkelanjutan seperti pengolahan lanjutan/pasca panen dan sebagainya,” terangnya.
Bupati berharap agar pola pikir masyarakat perlu dirubah untuk tidak hanya bergantung dari produksi awal yang dihasilkan tetapi menjadikannya sebagai bahan baku untuk seterusnya diolah menjadi produk-produk lanjutan dengan fungsi dan manfaat yang beranekaragam.
Lebih lanjut dikatakan bahwa struktur ekonomi Kabupaten MTB ditentukan oleh penataan kelembagaan masyarakat yang merupakan dasar pijak pembangunan secara baik, teratur, dan terukur sehingga yang harus diperhatikan dalam rangka pemberdayaan masyarakat adalah pengembangan kelembagaan masyarakat yang antara lain : kelompok-kelompok usaha, koperasi, klaster komoditi unggulan dan lain-lain, sehingga melalui kelembagaan-kelembagaan ini pembinaan diharapkan lebih terarah, baik dari aspek manajemen, aspek teknis produksi, aspek pemasaran, maka niscaya peningkatan ekonomi masyarakat dapat terwujud.
“Pelatihan teknologi tepat guna yang dilaksanakan saat ini diharapkan dapat membentuk karakter dan mindset pelaku-pelaku usaha kita sehingga bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang bergerak maju. demikian juga diharapkan kiranya pelatihan ini adanya perbaikan mendasar terhadap strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pangan lokal, sehingga kedepan kita memiliki kelembagaan yang memiliki mindset wirausaha yang kuat terutama dari aspek kemampuan inovasi dan kreatifitas untuk menciptakan ide-ide baru dalam pengembangan usaha demi terwujudnya sasaran pembangunan yaitu mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat maluku tenggara barat melalui pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” harapnya.
Ia juga berharap bagi para peserta yang mendapat kesempatan mengikuti pelatihan tersebut, agar setelah kembali ke usaha masing-masing, tetap menularkan ilmu yang telah diperoleh sehingga semua petani juga memiliki kemampuan, kualitas dan persepsi yang sama dalam membangunan daerah kedepan.
(dp-18)