as

Utama

DPRD MTB Himbau Masyarakat Untuk Waspadai Aksi Buaya Ganas

53
×

DPRD MTB Himbau Masyarakat Untuk Waspadai Aksi Buaya Ganas

Sebarkan artikel ini
DPRD MTB2
Pimpinan DPRD MTB

Saumlaki,  Dharapos.com
Menyusul adanya rencana Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat dalam upaya pemberantasan buaya ganas akibat semakin bertambah banyaknya korban gigitan hingga saat ini maka masyarakatpun dihimbau untuk tetap berhati-hati saat melaut.

Selain himbauan pihak Kepolisian Resort dan Pemda, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah MTB juga menghimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati saat beraktifitas di laut akibat serangan buaya ganas yang telah menelan korban setiap bulan berjalan atau sepanjang tahun ini.

Ketua DPRD MTB – Simson Lobloby, S.Sos yang ditemui Dhara Pos di ruang kerjanya, Senin (11/5) mengungkapkan keluhan masyarakat terhadap aksi buaya ganas tersebut telah diterima pihaknya baik secara formal maupun non formal sehingga DPRD, menurutnya, sangat mengetahui kondisi yang dialami warga.

Olehnya itu, pihaknya melalui komisi teknis akan mengundang pihak Pemda lebih khusus instansi teknis yang membidangi untuk mendengar pendapat dan seterusnya dilakukan berbagai langkah.

Menurut Lobloby, sebagai langkah awal yang perlu dilakukan oleh masyarakat adalah soal kewaspadaan terhadap serangan buaya.

Masyarakat yang beraktivitas di laut hendaknya tetap mewaspadai diri sehingga tidak menimbulkan korban yang terus bertambah setiap saat.

“Masyarakat diingatkan untuk semakin berhati-hati karena binatang ini adalah salah satu satwa yang juga kita lindungi. Dan oleh karena itu, kita mengingatkatkan masyarakat untuk pada waktu-waktu tertentu selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas di laut. Kami DPRD akan terus mendorong pihak terkait, baik itu dari Pol Air, Dinas Perikanan, dan seterusnya terkait dengan perlu segera kita membicarakan ini,” imbuhnya.

Selain turut mengakui banyaknya jumlah buaya di dalam teluk kota Saumlaki seperti laporan warga, dirinya juga mengaku tidak tahu dengan isu santer di masyarakat jika sejumlah buaya tersebut diduga kuat berasal dari Asustralia akibat jebolnya penangkaran buaya di negeri kangguru tersebut pada tahun lalu.

Dia justru menilai jika munculnya para buaya ini merupakan bagian dari adanya perubahan cuaca.

“Saya juga belum dapat informasi soal itu. Yang pasti kita bicara soal fakta dan situasi yang obyektif. Mungkin saja perubahan cuaca atau terjadi klimatologi, perubahan cuaca itu hujan lalu kemudian buaya-buaya itu keluar karena kita di Tanimbar ini kan cukup banyak sungai sehingga mungkin saja mereka keluar,” tambahnya.

Hal solutif yang saat ini sementara dipikirkan adalah seperti apa upaya penangkapan dan atau perlindungan terhadap jenis satwa yang dilindungi sesuai UU, dimana menurut Sekretaris DPC PDI Perjuangan ini jika hal itu akan menjadi bagian dari pembahasan dengan eksekutif.

Sebelumnya, terkait laporan masyarakat yang menyebutkan bahwa di desa Eliasa dan desa Namtabun – Kecamatan Selaru, ditemukan pula sejumlah buaya oleh masyarakat, maka Dhara Pos berupaya untuk mengkonfirmasi kebenaran laporan tersebut.

Kepala desa Eliasa – M. D. Rudy Amarduan saat ditemui mengakui kebenaran laporan warga.
Amarduan menuturkan jika warga desanya sering menemukan buaya semenjak akhir Desember kemarin, bahkan di bulan Februari lalu, warganya sempat membunuh satu ekor buaya yang berupaya menyerang warga desa.

Buaya yang ditemukan warga diperkirakan sepanjang 4 meter, sementara yang berhasil dibunuh warga adalah buaya berukuran sedang dan kulit buaya tersebut saat ini sementara disimpan oleh warga.

Saat ditanya soal adanya informasi ditemukan semacam tanda pada tubuh buaya tersebut, Amarduan mengaku belum bisa berkomentar oleh karena tidak melihat langsung dan hanya mendengar informasi warga.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Desa Namtabung – M. Oratmangun.

Menurutnya, warga di desa Namtabun juga sempat membunuh satu ekor buaya di tahun kemarin saat ditemukan warga. Penemuan buaya ini terus berlanjut hingga tahun ini.

Dia mencurigai jika sejumlah buaya yang ditemukan ini berasal dari salah satu sungai di desanya. Terhadap kondisi ini, Oratmangun mengaku telah menghimbau warganya untuk selalu berhati-hati saat melaut agar tetap terhindar dari serangan buaya.


(dp-18)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *