Ambon, Dharapos.com – Anggota DPRD Kota Ambon, Hadi Mairuhu, menggelar Reses Masa Sidang I Tahun 2025/2026 dengan konsep yang lebih aplikatif dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Reses ini dipadukan dengan Lomba Bersih Pantai Talake yang melibatkan warga Sektor Elim, Galilea, dan Petra Jemaat GPM Rehoboth di RW 02, Kelurahan Wainitu.
Dalam kegiatan tersebut, Mairuhu menjelaskan bahwa reses tidak harus selalu berbentuk pertemuan formal atau pembagian bantuan fisik. Menurutnya, aksi pembersihan pantai merupakan bentuk reses yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan.
“Reses juga bisa dilakukan lewat kegiatan yang memberi dampak langsung bagi masyarakat dan lingkungan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa lomba bersih pantai bukan sekadar perlombaan, tetapi langkah edukatif untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, khususnya kawasan pesisir yang rentan terhadap penumpukan sampah.

“Ini proyek sederhana namun sangat penting. Dengan menjaga kebersihan pantai, kita ikut memulihkan ekosistem pesisir sekaligus mendukung upaya pemerintah kota dalam penanganan sampah,” jelas Mairuhu.
Mairuhu menegaskan bahwa persoalan sampah di Ambon tidak bisa diselesaikan hanya dengan mengandalkan pemerintah.
“Kalau cuma berharap pemerintah, persoalan sampah tidak akan pernah tuntas. Yang kita perlukan adalah kerja sama semua pihak, mulai dari rumah tangga sampai komunitas,” tegasnya.
Ia juga mengaitkan kepedulian lingkungan dengan kondisi keuangan daerah tahun 2026, yang dipengaruhi pemotongan dana transfer pusat.
Menurutnya, masyarakat perlu mempersiapkan diri menghadapi keterbatasan anggaran daerah, termasuk untuk program kebersihan dan pengelolaan sampah.
“Dengan adanya pemotongan dana transfer pusat, kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai berbagai program akan berkurang. Karena itu, peran masyarakat menjadi semakin penting, termasuk dalam menjaga kebersihan lingkungan,” ungkapnya.
Mairuhu menekankan bahwa pengelolaan sampah merupakan investasi bersama untuk masa depan Kota Ambon.
Ia mengajak masyarakat meningkatkan kesadaran dalam mengelola sampah mulai dari rumah hingga kegiatan berbasis komunitas.
“Ketika anggaran terbatas, kekuatan terbesar justru ada pada kesadaran masyarakat. Mulai dari tidak membuang sampah sembarangan, mengelola sampah rumah tangga, sampai menggalakkan kegiatan komunitas seperti hari ini,” tuturnya.
Ia juga mendorong masyarakat untuk lebih kreatif dan mandiri dalam menghadapi kondisi fiskal daerah.
“Kita harus beradaptasi. Kreativitas masyarakat dalam menjaga lingkungan, memberdayakan UMKM, atau membuat kegiatan berbasis komunitas akan sangat membantu meningkatkan PAD,” pungkasnya.
(dp-53)













