![]() |
AKBP. M. Ohoirat |
Tual, Dharapos.com
Kencangnya informasi yang beredar beberapa hari belakangan ini terkait isu terjadinya kerusuhan sara atau konflik antar agama usai perayaan Idul Fitri nanti sangat meresahkan warga masyarakat kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.
Bahkan ketakutan masyarakat telah memuncak sehingga lebih kurang sejak seminggu lalu sejumlah warga telah mengungsi dari tempat tinggalnya ke lokasi yang menurut mereka cukup aman.
Salah satunya, warga dari komunitas Kristen yang berdomisili di kawasan Ngadi dan Un di Kota Tual, telah mengungsi ke kawasan Ohoijang, Kabupaten Maluku Tenggara.
Begitu pula sebaliknya dengan warga dari komunitas Muslim yang juga melakukan hal yang sama.
Ketika dikonfirmasi Selasa (14/7) terkait isu tersebut, Kapolres Maluku Tenggara AKBP M. Ohoirat mengaku telah berkoordinasi dengan unsur Muspida kota Tual dan Kabupaten Malra, pihak TNI, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemuda, serta warga masyarakat Kota Tual dan Kabupaten Malra.
“Kami telah menghimbau kepada seluruh warga masyarakat baik di Maluku Tenggara maupun Kota Tual agar tidak terpengaruh berbagai isu yang sengaja disebarkan oleh oknum-oknum atau kelompok yang tidak bertanggung jawab,” himbaunya.
Guna mencari tahu siapa oknum pelaku penyebar isu tersebut, Kapolres telah menginstruksikan Kasat Reskrim dan juga Kasat Intel Polres Malra, untuk menerjunkan seluruh anggotanya melacak siapa otak dibalik penyebaran isu dimaksud.
“Siapapun dia bila terbukti sebagai provokator yang sengaja mau merusak tatanan keakraban antar umat beragama bahkan juga kekeluargaan ini, akan diproses sesuai hukum yang berlaku,” ancamnya.
Bahkan Kapolres kembali menegaskan bahwa siapa pun baik itu oknum atau kelompok yang ingin merusak dan menghancurkan kemesraan hubungan antar umat beragama yang telah terjalin selama ini diantara sesama komunitas di kedua wilayah tersebut, maka dirinya akan melawannya hingga titik darah penghabisan.
“Bahwa selama bertugas lebih kurang satu tahun di tanah kelahiran saya sendiri, saya melihat masyarakat di dua wilayah ini sangat rukun dan damai. Makanya sekalipun dia itu seorang pejabat, saya akan lawan,” kembali tegasnya.
Sementara itu, salah satu tokoh pemuda Muslim Kota Tual, G. Renwarin mengakui bahwa beredarnya isu tersebut benar-benar telah membuat warga masyarakat resah, ketakutan serta kuatir akan keselamatan jiwanya.
“Kemarin, kami para tokoh pemuda Muslim maupun Kristen baik di kota Tual maupun juga Kabupaten Maluku Tenggara baru saja berdiskusi bersama Bapak Kapolres dan Wakapolres terkait isu yang berkembang bahwa usai Idul Fitri, akan terjadi sara di dua wilayah ini,” ungkapnya.
Renwarin mengaku bahwa mereka telah meminta kepada Kapolres dan Wakapolres Malra dan jajarannya, maupun pihak TNI bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di negeri tercinta ini.
“Mari kita sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di negeri tercinta ini, dan jangan kita terpengaruh oleh isu-isu yang tidak menguntungkan karena di daerah ini, kita hidup rukun dan damai,
Jangan sampai ada yang merusak adat budaya kita,” himbaunya.
Untuk itu, lanjut Renwarin, para tokoh pemuda dan tokoh Agama baik Islam maupun Kristen telah bersepakat dan mendesak Kapolres Malra dan jajarannya untuk segera menangkap provokator yang sengaja membangkitkan isu tersebut untuk diproses sesuai hukum yang berlaku.
“Atau bila perlu dihukum mati, karena telah merusak tatanan kehidupan masyarakat yang selama ini terjalin baik,” sambungnya.
Renwarin juga menyampaikan apresiasinya kepada Kapolres Malra beserta jajarannya yang terus telah berupaya menciptakan kehidupan masyarakat yang aman, rukun dan damai di kedua wilayah tersebut.
(dp-20)
Orang kei punya peradaban yang tinggi…
Orang kei punya peradaban yang tinggi…