as

Utama

Menko Maritim Kerahkan 88 Kapal RS Untuk Operasi Di Wilayah Timur

56
×

Menko Maritim Kerahkan 88 Kapal RS Untuk Operasi Di Wilayah Timur

Sebarkan artikel ini

Papua, Dharapos.com
Sebanyak kurang lebih 88 Kapal Rumah Sakit yang akan di kerahkan Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman untuk kegiatan Operasi Bhakti Nusantara di kawasan armada timur Indonesia yang rencananya pada bulan Juni 2015 mendatang.

Menko Maritim Indroyono Soe
Menko Maritim, Indroyono Soesilo

Menteri Koordinasi Maritim RI, Indroyono Soesilo mengatakan, kegiatan operasi Bhakti  Nusantara tersebut untuk mendukung logistik di wilayah pulau terluar Timur Indonesia.

“Dimana pada saatnya nanti kita akan menggelar pasar murah, kemudian bantuan untuk saudara kita di wilayah terpencil, pertukaran uang rupiah yang sudah kumal dengan yang baru, kegiatan ceramah bela negara, hiburan dangdut dan lain-lainnya,” ungkapnya kepada wartawan usai mengunjungi kegiatan Bhakti Sosial Kesehatan di KRI dr. Soeharso – 990, di Pelabuhan Laut Yos Sudarso, Jayapura, Jumat (8/5).

Dikatakan Susilo, 88 kapal yang dilibatkan, berasal dari seluruh Indonesia dengan mengambil 1 rute dari kapal pelayanan perintis.

“Ada 86 kapal pelayan perintis yang bergerak kemudian 2 kapal besar untuk angkut logistik. Lama pelaksanaan sekitar 2 minggu sebelum bulan puasa berjalan,”jelasnya.

Untuk itu, kata Soesilo, pelaksanaan operasi Bhakti Nusantara diharapkan bisa meminimalisasi Angka Kematian Ibu dan anak serta bisa menjangkau pulau-pulau terluar dan daerah yang sulit.

“KRI dr. Soeharso – 990 yang memiliki 100 hari operasional, juga akan ditingkatkan menjadi 200 hari kerja, sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa lebih maksimal,”tandas Menteri Maritim.

Jika kegiatan operasi Bhakti Nusantara tahun 2015 sukses, ujar Soeslio, pada 2016 mendatang Kemenko Kemaritiman akan memprogramkan kegiatan serupa namun dengan jumlah kapal yang lebih banyak, yaitu 170 kapal.

Untuk memperlancar program tersebut, pihaknya meninjau rencana pembangunan salah satu dari lima Pelabuhan Laut di Kota Sorong yang akan menjadi titik pembangunan tol laut di Indonesia.

“Besok, (Hari ini, Sabtu 9/5) saya terbang ke Sorong karena merupakan salah satu dari 5 Pelabuhan
besar yang akan dibangun, sementra empat dari lima pelabuhan sudah mulai dibangun, yakni Kuala Tanjung di Sumut, Tanjung Priok di Jakarta, Teluk Lamong di Jatim, dan Makasar,”ungkapnya.

Menteri Maritim juga mengatakan, untuk mendukung pembangunan tol laut, pihaknya juga memperluas kawasan industri yang ada di Papua.

“Tapi bukan saja pelabuhan yang akan kami bangun untuk mendukung tol laut, tetapi kawasan industrinya juga,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Prof. Yohana Yembise mengatakan untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Anak (AKA) di Indonesia, pihaknya akan melakukan kerja sama lintas Kementerian.

Menteri PPA Yohana Yembise
Menteri PPA, Yohana Yembise

Dikatakannya, kerja sama juga akan dilakukan dengan para istri kabinet untuk turun langsung ke lapangan agar bisa mengurangi angka kematian ibu dan anak di Indonesia. Apalagi ini merupakan
program besar dari ibu Negara Iriana Joko Widodo.

“Angka kematian ibu dan anak sangat tinggi, untuk itu hal ini harus dilakukan,” kata Yohana kepada wartawan, saat mengunjungi kegiatan Bhakti Sosial Kesehatan di KRI dr. Soeharso di Jayapura, Papua, Jumat (8/5).

Menurutnya, angka kematian ibu dan anak di Indonesia saat ini melewati target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yakni 102 per 100 ribu jumlah penduduk. Akan tetapi di Indonesia yang meninggal 359 per 100 ribu penduduk.

“Karena tingginya angka kematian, mereka akhirnya mau bekerja sama,”ungkapnya

Untuk itu, Menteri asal Papua ini berharap kedepan akan ada jaringan lintas Kementerian untuk menyukseskan program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengingat masalah tersebut banyak terjadi di daerah daerah terpencil, sehingga tidak bisa menjangkau rumah sakit untuk melahirkan.

“Salah satu penyebab tingginya angka kematian adalah masih banyak perempuan usia muda yang belum siap untuk melahirkan dan banyak perempuan yang hamil di luar nikah dan ada yang tidak mau melaporkan keluarga, akhirnya kehamilan anak tidak diperhatikan,” bebernya.

Dua minggu lalu, kata Yohana, pihaknya baru membicarakan bagaimana membuat data pilah setiap provinsi di Indonesia, agar disampaikan di forum PBB 2016. “Data pilah ini berguna juga untuk mengetahui apakah angka kematian ibu dan anak di setiap provinsi mengalami peningkatan atau penurunan,”jelasnya.

(Piet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *