![]() |
Sejumlah petugas sementara melakukan olah TKP di lokasi pembunuhan |
Saumlaki, Dharapos.com
Kasus pembunuhan Viktor Kundre (31 tahun) – salah satu warga sipil di desa Kabyarat pada Oktober lalu yang selama ini misterius, kini mulai menemui titik terang dan mengerucut pada nama salah satu oknum TNI-AD yang berdinas di Batalyon Infanteri 734/SNS Saumlaki.
Dari penelusuran redaksi Dhara Pos beserta pengakuan dan penuturan sejumlah pihak, pelaku berinisial JP, kini telah ditahan dan mendekap di tahanan Polisi Militer Saumlaki.
Ditemui di rumahnya, Karel Kundre yang adalah ayah korban menuturkan bahwa berdasarkan keterangan Dandim 1507 Saumlaki maupun Danyon Infanteri 734/ SNS pada pertemuan dengan keluarga korban, tokoh masyarakat, tokoh adat dan Pemerintah desa Kabyarat, serta turut hadir Wakil Uskup wilayah MTB – MBD tersebut, telah disampaikan nama pelakunya bahkan dijelaskan pula bahwa saat ini pelakunya sementara mendekap di tahanan POM Saumlaki untuk menjalani proses penyelidikan.
“Pak Dandim menyampaikan kepada kami bahwa pelaku pembunuhan ini sudah ada didalam tahanan di POM, jadi bapa dorang tidak usah berpikir lagi bahwa orang ini mungkin tidak diketemukan tetapi sekarang sudah jelas bahwa dia sudah di tahan. Pak Dandim Juga sebutkan nama lengkap pelakunya yakni JP. Beliau sempat bilang juga bahwa orang tersebut tetap akan diproses secara militer, ” tutur Karel dengan sesekali meniru pernyataan Dandim.
Bagi Karel dan keluarganya beserta Istri korban akhirnya merasa bersyukur oleh karena pelakunya telah di temukan, meskipun ending dari proses hukum pelaku belum dapat dipastikan hasilnya.
Hal yang sama di ungkapkan oleh Ny. Liberata Sakliressy (27) yang adalah istri korban. Dengan raut wajah sedih, Liberata yang masih diselimuti rasa duka itu berharap agar pelaku pembunuhan suaminya bisa diproses hukum dan hukuman yang setimpal bisa di berikan kepada pelaku.
“Memang sebagai istri korban, saya memang resah sekali pak, karena suami saya ini tidak pernah buat kacau di kampung, atau tidak pernah buat keributan. Saya kesal, kenapa suami saya bisa dibunuh dengan sekejam itu. Dia ada salah apa? Orang lain yang buat masalah baru suami saya yang jadi korban. Saya sudah minta untuk pak Dandim tadi bahwa pelaku harus dihukum dan bila perlu di pecat dan mereka menyetujui permintaan saya itu,” tuturnya dengan nada kesal.
Ditempat yang sama, Kepala Desa Kabyarat – Emus Sarmpumpwain menjelaskan bahwa pertemuan yang dilaksanakan tersebut dimediasi oleh Wakil Uskup Wilayah MTB – MBD Pastor Yanuaris Alubwaman,Pr.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk membuka komunikasi yang baik antara pihak korban, Pemerintah desa, tua-tua adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama dengan pihak TNI- AD, oleh karena duka yang terjadi itu bukan hanya dirasakan oleh keluarga namun secara umum umat dan masyarakat desa Kabyarat. Hal ini terbukti dengan telah dilakukannya sumpah adat di desa, beberapa hari pasca pembunuhan Viktor Kundre.
“Dari pihak TNI-AD meminta untuk mendatangi kami di desa semacam bersilahturahmi, sekaligus mereka telah menyanggupi tuntutan adat masyarakat desa kabyarat dan keluarga korban. Hanya saja soal waktu untuk turun ke desa ini akan disesuaikan dengan waktu, misalnya tanggal 22 bulan ini maka akan dibuat undangan, sehingga mereka turun ke desa dan ada silahturahmi, karena desa ini merupakan desa binaan juga dari TNI-AD,” jelasnya.
Kades Kabyarat menjelaskan bahwa kasus pembunuhan Viktor Kundre tersebut dilakukan oleh pelaku dan tidak ada kaitanya dengan institusi TNI-AD, sebagaimana penjelasan Dandim 1507 Saumlaki maupun Danyon Infantri 734/SNS. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak sehingga tidak ada salah penafsiran yang berlebihan.
Sebelum penjelasan keluarga korban dan Kepala desa itu dilakukan, kru Dhara Pos dan sejumlah wartawan juga menyaksikan Olah Tempat Kejadian Perkara (Olah TKP) bersama antara Satuan Reserse dan Kriminal Polres MTB dengan Tim POM dibawah pimpinan Dan Pos POM Saumlaki.
Beberapa titik yang sempat diolah datanya seperti tempat tidur korban saat dibunuh, lokasi acara, rumah tempat peminjaman parang, serta pepohonan pisang yang sebelumnya ditemukan bercak darah korban dan diduga merupakan tempat pelaku membersihkan golok yang digunakan untuk menghabisi nyawa korban.
Meskipun demikian, hingga olah TKP itu selesai dilakukan namun tak satupun penyidik Polri maupun TNI yang memberikan keterangan.
![]() |
Lokasi TKP pembunuhan sadis yang di lakukan salah satu oknum anggota TNI – AD di desa Kabyarat, Saumlaki |
Kasateskrim Polres MTB – AKP. Titus Leftungun saat dimintai keteranganpun, menolak berkomentar. Dirinya hanya mengatakan bahwa belum bisa berkomentar.
Di lokasi olah TKP, sejumlah masyarakat menunjukan foto pelaku yang diborgol tangannya, dimana besar dugaan kalau pelaku tersebut sementara mendekam di tahanan POM Saumlaki, sebagaimana penuturan
Dandim 1507 Saumlaki dan Danyon Infantri 734/SNS kepada keluarga korba dan tua-tua adat, Pemerintah desa dan tokoh agama serta tokoh masyarakat tersebut.
Untuk diketahui, kasus pembantaian sadis terhadap Viktor Kundre alias Veky terjadi pada 10 Oktober lalu, dimana seperti keterangan istri korban, beberapa jam sebelum kejadian naas yang menimpa suaminya itu, sempat terjadi ketegangan di lokasi acara syukuran pernikahan warga desa Kabyarat dimana Viktor dan istrinya juga hadir.
Istri korban sempat mengajaknya untuk pulang tidur dan tidak perlu ikut campur dengan urusan keributan tersebut, namun sebagai pemuda di desa yang merasa bertanggungjawab terhadap Kamtibmas, Veky merasa terpanggil untuk mengamankan keributan yang terjadi antara beberapa oknum TNI-AD dan warga saat itu akibat salah paham dilokasi acara syukuran pernikahan warga desa.
Diperkirakan pada pukul 04:15 WIT, Veky menyusul istrinya ke rumah untuk beristirahat. Setibanya dirumah, karena mungkin merasah gerah, Veky lalu mengganti pakaiannya dan hanya mengenakan celana pendek dan singlet berwarna merah muda, lalu membaringkan badanya diatas para-para di teras depan rumahnya.
Saat tertidur pulas didepan rumahnya yang berada di persimpangan jalan, bagai seekor ayam, leher veky disayat secara tragis dengan golok, sehingga mengakibatkan leher korban nyaris putus. Dengan modal nafas dan kekuatan terakhirnya, Veky memaksa melarikan diri masuk ke dalam rumah, dan sampai persis di pintu kamarnya, korban pun roboh dan meninggal dunia.
Salah satu media lokal sempat menulis pernyataan sejumlah saksi mata, beberapa waktu lalu. Ny. Frederika Layan – salah satu saksi membeberkan ceriteranya bahwa diperkirakan antara 15 sampai 20 menit sebelum teriakan keluarga korban yang mengetahui korban terjatuh di dalam rumah akibat di bantai pelaku, ada 2 orang pemuda yang meminta parang di rumahnya.
Dirinya mengaku mengenal salah satu pemuda yang meminta parang tersebut karena sering berkunjung ke rumahnya. Pemuda tersebut adalah JP yang akhirnya baru diketahui berdasarkan keterangan Dandim 1507 saumlaki dan Danyon Infantri 734/SNS.
Informasi yang diperoleh dari sejumlah sumber, kalau parang yang digunakan pelaku tersebut telah ditemukan warga diujung desa Kabyarat, dimana diduga pelaku sengaja membuang parang tersebut untuk menghilangkan barang bukti.
Parang dan sejumlah barang bukti saat ini telah di amankan oleh penyidik untuk proses lanjut. Dan hingga berita ini naik cetak, belum ada keterangan resmi kepolisian maupun penyidik pada POM Saumlaki terkait sejauh mana penanganan kasus tersebut.
(dp-18)