![]() | ||
Ujicoba Jaringan Air Bersih. Insert: Piet Saimima |
Ambon,
Untuk memastikan sampai sejauh mana kesiapan jaringan air bersih di kawasan Gunung Nona – Benteng Atas, pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon pada Selasa (30/4) turun langsung ke lapangan untuk memantau sekaligus mengecek kesiapan jaringan .
Didampingi Kepala Dinas PU Kota Ambon, Brury Nanulaita, Pemkot yang diwakili Asisten II, Piet Saimima langsung mendatangi beberapa titik lokasi jaringan. Diantaranya, lokasi bak 200kubik milik pemkot di Karang Indah, Kampung Ganemo Atas (Karang Tagepe) maupun Lorong Mutiara, Gunung Nona.
Dhara Pos dan sejumlah rekan wartawan dari media lainnya pun secara khusus diundang untuk ikut dalam rombongan bersama sejumlah staf dari PU Kota dan petugas PDAM.
Pantauan pertama dilakukan pada lokasi bak penampungan air kapasitas 200 kubik yang berada di kawasan Karang Indah, Kelurahan Nusaniwe. Kepada sejumlah petugas PDAM, Saimima menanyakan kesiapan bak air.
“Apakah bak ini sudah siap untuk mendistbusikan air dan wilayah mana saja yang akan mendapat pasokan dari bak ini,” tanyanya sambil menunjuk bak.
Kemudian, salah satu petugas dari PDAM memastikan bahwa bak sudah siap untuk memasok air pada dua wilayah yakni Kudamati dan Gunung Nona – Bentas.
Setelah mendapat kepastian dari kesiapan bak, lalu perjalanan dilanjutkan ke lokasi Karang Tagepe di Kampung Ganemo Atas yang jaraknya kurang lebih 500 meter dari lokasi pertama.
Khusus di lokasi ini langsung dilakukan uji coba dengan mengalirkan air pada salah satu pipa air berukuran 2 inci yang mengarah ke wilayah RT006/002. Dan air pun berhasil dialirkan dengan lancar.
Menyambut keberhasilan ujicoba ini, Pemkot akan berupaya secepatnya agar kebutuhan masyarakat akan air bersih dapat segera terpenuhi.
“Ujicoba hari ini berhasil dan juga disaksikan langsung oleh kawan-kawan wartawan. Karena itu, saya berharap dalam waktu yang tidak terlalu lama, pihak PDAM sudah bisa mensosialisaikan hal ini kepada masyarakat lewat lurah. Akan kita panggil masyarakat dan beri penjelasan baik dari pihak PDAM selaku bagian teknis dalam pengelolaan air bersih maupun pemerintah kota terkait dengan masyarakatnya,” jelas Saimima kepada wartawan disela-sela ujicoba tersebut.
Dengan keberhasilan ini pula, Pemkot menanggapi pemberitaan sebelumnya oleh sejumlah media massa yang menuding Pemkot tidak memperhatikan masyarakatnya.
“Terlalu dini media mengatakan pemkot tidak memperhatikan warganya. Karena pemkot sebenarnya sedang mengusahakan hal ini (mengalirkan air-red) namun terkendala sejumlah masalah, ada beberapa pipa yang sudah dipasang, hilang maupun akibat karena lama tidak dimanfaatkan sehingga menjadi karat. Dan, harus dibersihkan sehingga membutuhkan waktu,” ungkap Saimima.
Lebih lanjut, dijelaskan Saimima, bahwa tugas pemerintah adalah bagaimana untuk terus berupaya mensejahterahkan masyarakatnya. Dan kaitannya dengan ujicoba ini, Saimima pun secara tegas mengingatkan jangan sampai ada pihak-pihak yang menyatakan diri sok jadi pahlawan.
“Yang dilaksanakan ini adalah 100 persen oleh pemerintah kota menurut tugas yang diamanatkan sesuai dengan undang-undang untuk mensejahterahkan masyarakat, itu dilakukan pemerintah sama seperti yang dialami masyarakat diwilayah lainnya. Jadi, jika ada yang mengatakan kalau pemkot baru bangun dari tidur karena ada pemberitaan di media baru betindak, itu sama sekali tidak benar. Karena pemkot sudah melaksanakan hal ini jauh sebelum ada pemberitaan dimedia namun karena berbagai kendala dihadapi sehingga baru tercapai sekarang,” tegasnya.
Pihaknya juga mengingatkan masyarakat apabila sudah menjadi pelanggan untuk tidak lalai dalam melaksanakan kewajibannya setelah mendapatkan pasokan air bersih.
“Nantinya setelah sosialisasi dan dilakukan penyambungan pipa ke rumah-rumah untuk menerima pasokan air, masyarakat juga harus melakukan kewajibannya. Yang pertama, harus memelihara jaringan dan mesin yang ada diatas (bak-red), dan yang kedua, warga harus membayar retribusi sebagai konsekuensi dari penggunaan air itu,” himbau Saimima.
Ditambahkannya, terkait retribusi yang harus dibayar, alasanya karena PDAM harus membayar biaya listrik karena penggunaan mesin pompa . Sehingga, bila masyarakat tidak melakukan kewajibannya maka hal ini akan menimbulkan masalah baru.
“Masalah baru ini bukan karena pemkot yang tidak memberikan pelayanan, tapi karena feedback dari masyarakat akibat tidak melakukan kewajibannya membayar retribusi air sehingga air tidak bisa dialirkan,” tandas Saimima.
Olehnya itu, pihaknya mengharapkan adanya kerja sama yang baik dari warga masyarakat dalam memelihara jaringan dan tidak lupa untuk melaksanakan kewajibannya dan bila sudah tiba waktunya untuk dialirkan maka pihaknya bersama Kadis PU akan segera menyatakan hal tersebut kepada masyarakat.
Sementara Iriene, salah satu warga yang ikut menyaksikan ujicoba tersebut menyatakan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus.
“Yang pertama, saya bersyukur kepada kasih Tuhan Yesus karena kami sudah cukup lama (10 tahun-red) menderita kekurangan air bersih. Dan, terimaksih kami atas apa yang sudah pemerintah kota lakukan untuk masyarakat,” ungkapnya terbata-bata kepada Dhara Pos saat diminta pendapatnya.
Usai memberikan pernyataan, rombongan kemudian bergerak menuju Lorong Mutiara di kawasan Gunung Nona sebagai lokasi terakhir. Dilokasi ini, terlihat petugas PDAM sedang bekerja memperbaiki sejumlah bagian jaringan yang masih bocor dan beberapa bagian pipa yang hilang. Pantauan Dhara Pos pada lokasi ini, jumlah kerusakan yang ditemui cukup berat. Namun, hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi PU Kota untuk selesaikan semua.
“Kami tetap akan tuntaskan semuanya sehingga kebutuhan masyarakat akan air bersih segera terpenuhi,” tandas Nanulaita, kepada Dhara Pos dilokasi terakhir saat dikonfirmasi terkait kerusakan yang masih ada.(dp)