Ambon, Dharapos.com – Komunitas Perempuan Gereja jemaat GPM Gideon Waiyari berbicara tentang pentingnya peran Perempuan Gereja dalam menghadapi dunia Digitalisasi.
Diskusi berlangsung di Studio RRI Pro 1 Ambon, Senin (17/2/2025).
Turut hadir beberapa narasumber dari jemaat dimaksud yang akan berbagi pandangan dan pengalaman mereka, antara lain Jecky dari Majelis Sektor 1 Yarden Jemaat GPM Gideon Walyari, Elyn yang juga Ketua Wadah Pelayanan Perempuan Sektor 1 Yarden, Chelsi selaku pengurus Wadah Pelayanan Perempuan sektor 1 Yarden, serta dua anggota Wadah Pelayanan Perempuan, yaitu Neni, seorang wirausaha yang sukses, dan Len, seorang guru yang berpengalaman.
Di era digital ini, media sosial bukan hanya tempat berbagi, tetapi juga sarana untuk melayani, menginspirasi, dan mempererat komunitas gereja.
Bahkan, media sosial dan teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, dan perempuan gereja memiliki peran besar dalam menggunakannya untuk kebaikan.
“Media sosial adalah alat yang sangat kuat untuk menyebarkan nilai-nilai iman, kasih, dan kebenaran Tuhan. Sebagai perempuan gereja, kita bisa menggunakannya untuk berbagi renungan, doa, dan penguatan iman. Selain itu, media juga membantu kita menjangkau lebih banyak orang, bahkan mereka yang mungkin jarang datang ke gereja. Tantangannya, tentu kita harus tetap bijak dalam menggunakan media sosial agar tidak terbawa arus informasi negatif,” ungkap Ketua Wadah Pelayanan Perempuan, Elyn.
Sementara itu, Majelis Sektor 1 Yarden, Bapak Yarden mengatakan, Perempuan Gereja memiliki peran yang sangat penting dalam membangun komunitas iman melalui media digital.
“Namun, kita juga harus berhati-hati terhadap penyebaran berita hoaks dan ujaran kebencian. Oleh karena itu, saya selalu mengajak jemaat, khususnya perempuan gereja, untuk menggunakan media secara bertanggung jawab dan menyuarakan nilai-nilai positif,” tuturnya.
Dalam perbincangan hangat ini, juga dibahas tentang bagaimana perempuan gereja bisa semakin aktif dalam melayani, menginspirasi, dan mempererat komunitas melalui teknologi.
“Dalam pelayanan, kita bisa memanfaatkan teknologi untuk membangun komunitas yang lebih erat Grup media sosial dan platform digital bisa digunakan sebagai sarana berbagi firman Tuhan, mengadakan doa bersama secara virtual, serta mendukung satu sama lain dalam iman dan kehidupan sehari-hari. Dengan teknologi, kita juga bisa menjangkau anggota jemaat yang mungkin kesulitan hadir secara fisik di gereja, misalnya lansia atau mereka yang berada di luar kota,” kata Elyn.
“Setuju, Bu Elyn. Selain itu, kita juga perlu mendorong keterlibatan lebih banyak perempuan dalam diskusi dan kegiatan gereja berbasis digital. Misalnya, dengan mengadakan seminar online, kelas Alkitab daring, atau forum diskusi yang bisa memperkaya wawasan iman kita semua. Dengan begitu, kita tidak hanya menggunakan media sebagai sarana informasi, tetapi juga sebagai wadah pembelajaran dan pertumbuhan iman bersama,” sambung Jacky.
“Saya juga ingin menambahkan bahwa berbagi pengalaman melalui media digital bisa menjadi Inspirasi bagi banyak orang. Setiap perempuan gereja memiliki cerita iman dan perjuangan yang berharga untuk dibagikan. Dengan berbagi kesaksian melalui media sosial, blog, atau video pendek, kita bisa saling menguatkan dan memotivasi. Kita juga bisa membuat konten yang edukatif, seperti renungan harian atau podcast rohani, sehingga semakin banyak orang yang mendapat manfaat dari pelayanan digital ini,” kata Chelsi.
“Betul, dan dalam dunia usaha pun, kita bisa menggunakan media sosial untuk berbagi nilai-nilai kekristenan dalam kehidupan sehari-hari. Selain mempromosikan bisnis, kita juga bisa menggunakan platform digital untuk berbagi inspirasi, motivasi, dan membangun jejaring dengan sesama perempuan gereja. Dengan demikian, kita tidak hanya berfokus pada kesuksesan pribadi, tetapi juga saling mendukung dalam kehidupan ekonomi yang beretika dan penuh kasih,” ucap Neni.
Sementara itu, sebagai seorang guru, Leni melihat bahwa pembelajaran digital bisa menjadi alat yang luar biasa untuk mendidik anak-anak dalam iman.
“Kita bisa mengadakan kelas sekolah minggu online, membuat video pembelajaran berbasis firman Tuhan, atau bahkan mendorong anak-anak untuk menggunakan teknologi dengan cara yang positif. Jika kita membimbing mereka dengan baik, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial dan teknologi,” tandasnya.
(dp-53)