as

Daerah

PMKRI Harus Mampu Menjawab Tantangan

21
×

PMKRI Harus Mampu Menjawab Tantangan

Sebarkan artikel ini
PMKRI Calon Cabang Langgur
Foto bersama pada momen pelantikan DPC PMKRI Calon Cabang Langgur Periode 2018 – 2020, Jumat (23/11/2018)
Langgur, Dharapos.com – Organisasi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dituntut untuk mampu menjawab tantangan.
Penegasan tersebut disampaikan Bupati Maluku Tenggara (Malra) Muh. Thaher Hanubun dalam sambutannya pada pelantikan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PMKRI Calon Cabang Langgur Periode 2018 – 2020, Jumat (23/11/2018).
Bupati dalam sambutannya dibacakan Staf Ahli Bupati, Martinus Mon, S,Pd 
“PMKRI sebagai organisasi kader harus mampu menjawab tantangan umat Katolik di masa yang akan datang dan juga bertanggungjawab menjadikan organisasi cabang di daerah ini benar-benar memiliki legitimasi yang sama dengan cabang-cabang lain di Indonesia,” tegasnya.
PMKRI, lanjut Bupati, harus juga mampu menempatkan diri sebagai wadah diskusi intelek, wadah rekreasi serta wadah pembina dan belajar berorganisasi.
“Di pundak anda ada puluhan ribu rakyat Maluku Tenggara dan Kota Tual yang memerlukan intelektualitas anda untuk pencerahan daerah ini. Anda harus mampu mengkonsolidasikan organisasi untuk tampil hebat,” dorongnya. 
Dan tak kalah penting, Bupati juga menantang PMKRI untuk bersinergi dengan organisasi kepemudaan lainnya dan mampu menjadi 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia.
“Saya percaya, bahwa Tuhan berkenan dan bekerja atas keluarga besar Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia dalam seluruh rangkaian kegiatan yang telah terlaksana ini adalah suatu kehormatan bagi saya yang telah diundang untuk turut hadir bersama-sama dengan saudara-saudariku kaum intelektual Katolik dalam momen bersejarah yang menentukan keberlanjutan perhimpunan ini,” tandasnya. 
Kendati begitu, Bupati menyampaikan permohonan maafnya karena tidak bisa hadir pada momen tersebut. 
“Karena ada agenda penting yang tidak dapat diwakilkan maka dengan kerendahan hati saya sampaikan permohonan maaf karena  tidakdapat hadir bersama-sama adik-adiku terkasih. Semoga di lain kesempatan kita dapat bertemu,” ucapnya.
Dikatakan Bupati, pada dasarnya semua orang yang punya potensi menjadi intelektual sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya tetapi tidak semua orang adalah intelektual dalam fungsi sosial. 
“Kalimat ini memberi makna lebih pada perjalanan hidup mereka yang menyebut dirinya kaum intelektual yang oleh karena sikap dan intelektualnya, ia kemudian menjadi teladan dan panutan dalam kelompok maupun dalam masyarakat,” urainya.
Sejarah Indonesia pun mencatat peran penting tokoh-tokoh Katolik dalam perjuangan meraih dan mengisi kemerdekaan. 
“Dalam artikel yang saya baca, peran Gereja Katolik sejak awal telah menaruh perhatian serius dalam pembinaan dan pengembangan kapasitas kaum muda Katolik untuk menciptakan kader-kader yang mampu memainkan peranannya dalam seluruh lini kehidupan berbangsa dan bernegara,” sambungnya.
Hanya saja, diakui Bupati, gereja sekarang seakan-akan berorientasi pada aspek liturgi semata berbeda jauh dengan periode perintis 1970 yang sangat berorientasi pada formatio umatnya.
“Dari sinilah muncul spiritualitas yang utuh dan mendalam mewarnai generasi-generasi awal pemakaian politik Indonesia dengan wataknya yang khas, religius sederhana, sabar, telaten, daya tahan dan bisa dipercaya serta organisator ulung,” tandasnya.
Kriteria ini adalah kekayaan besar orang Katolik di Indonesia pada zaman itu. 
“Dan seharusnya juga ada pada zaman ini,” tukasnya.
Sementara itu, nama-nama yang dilantik, Ketua Presidium
Cabang Langgur, Yosep Rahawarin, Presidium Pengembangan Organisasi (PPO) Petrus
ohoiled, Presidium Pendidikan dan Kaderinisasi (PPK) Reina Sagat, dan Presidium
Gerakan Kemasyarakatan (Germas) Stepanus Fautngilyanan

Kemudian, Presidium Hubungan Perguruan Tinggi (PHT) Elisabeti
Frenty Renyaan, serta Presidium Masyarakat Katolik (PMK) Theresia Rahayaan.


(dp-40)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *