![]() |
RSUD Karel Satsuitubun, Langgur |
Langgur, Dharapos.com
Akibat salah mendiagnosa penyakit, oknum dokter di RSUD Karel Satsuitubun, Langgur nyaris menyebabkan salah satu pasien di rumah sakit tersebut kehilangan nyawa.
Kejadian yang dialami pasien bernama D. Ubro di ruang Instlasi Gawat Darurat (IGD) RS sekitar pukul 16.00 WIT membuat pihak keluarga menyesalkan kelalaian yang nyaris merenggut nyawa salah satu keluarga mereka.
Kepada Dhara Pos, Rabu (11/11), Owen Ubro yang juga cucu D. Ubro mengaku menyesalkan keteledoran yang dilakukan oknum dokter bernama Susi.
“Kakek saya (D. Ubro-red) itu sakit asma, tapi setelah kami bawa ke RSUD Karel Satsuitubun di bagian IGD dan kami keluarga pasien sudah sampaikan bahwa yang bersangkutan lagi sakit asma saat dilakukan pemeriksaan,” bebernya.
Namun anehnya, setelah diberitahukan kepada petugas medis yaitu dr. Susi dan beberapa perawat lainnya langsung melakukan pemasangan selang infus. Dan tiba-tiba, dokter Susi menyuntikkan obat cair Antalgin ke dalam botol infus.
“Saya lihat sekitar 20 – 25 menit kemudian obat itu mulai bereaksi dan badan paman saya langsung berubah warna menjadi seperti kehitaman dan tidak ada oksigen untuk napas bantuan. Kondisinya sudah sangat kritis dan ini sangat berbahaya sehingga kalau tidak segera diberikan pertolongan napas bantuan waktu itu maka tentulah paman saya tetap tewas,” bebernya.
Diakuinya, beruntung ada salah satu dokter yang langsung turun tangan menangani kakeknya sehingga bisa lolos dari maut.
Atas kejadian tersebut, Owen meminta Direktur RSUD yang juga milik Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, untuk segera melakukan evaluasi para tenaga medisnya baik dokter maupun para perawat seperti bidan dan mantri terkait kinerja mereka dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
“Dengan kejadian yang dialami paman saya ini, maka kualitas mereka sebagai tenaga medis patut dipertanyakan apakah layak atau tidak? Jangan sampai pasien sakit malaria, lalu sebagai petugas jaga yang diberikan malah obat darah tinggi, ini kan aneh,” kecamnya.
Karena bukannya menyembuhkan sakit tetapi sebaliknya malah membuat pasien semakin menderita bahkan nyaris terenggut nyawanya.
“Ini terbukti, karena saya melihat sendiri bagaimana dokter di RSUD Karel Satsuitubun salah memberikan obat kepada paman saya hari Selasa lalu sekitar pukul empat sore di ruang IGD,” sambungnya
Fakta ini, ungkap Owen, telah menunjukkan bahwa banyak tenaga medis di RSUD Kabupaten yang belum memahami penyakit para pasien yang datang berobat.
“Karena ternyata mereka memberikan obat kepada pasien dengan sesuka hati, ini yang sangat berbahaya. Dan itu juga yang terjadi kepada paman saya, maka kalau sampai terjadi apa-apa, maka saya akan laporkan mereka ke pihak penegak hukum, dalam hal ini Polres Maluku Tenggara,” ancamnya.
Dia mensinyalir pihak RSUD Langgur sudah sering kali melakukan kesalahan yang sama kepada pasien lainnya yang berobat ke RS tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Owen juga mengingatkan dokter Susi maupun tenaga medis lainnya agar banyak belajar sehingga tidak perlu terjadi lagi seperti apa yang dialami pamannya.
“Saya harap ini pengalaman terakhir dan tidak boleh terjadi lagi kepada pasien yang lain,” tegasnya.
Sementara itu, pihak RS Karel Satsuitubun ketika hendak dikonfirmasi, menolak memberikan pernyataan.
“Direktur sementara berada di luar daerah,” ujarnya.
(dp-20)