Ambon, Dharapos.com – Tahun 2025 menjadi tonggak penting bagi Pemerintah Kota Ambon dalam memperkuat layanan air bersih.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Ambon, M. Latuhamallo, menyampaikan bahwa tahun ini merupakan tahun pertama pelaksanaan program prioritas Wali Kota Ambon di sektor air bersih. Program tersebut digarap menggunakan dua sumber pendanaan, yakni APBD dan Dana Alokasi Khusus (DAK), dengan jangkauan pekerjaan yang tersebar di sejumlah wilayah strategis.
Hal ini disampaikan Latuhamallo kepada media di ruang kerjanya, Rabu (10/12/2025). Ia menjelaskan bahwa berbagai titik pekerjaan telah ditetapkan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan urgensi penyediaan air bersih di setiap kawasan.
Untuk pendanaan DAK, pekerjaan difokuskan di Kayu Putih, Kelurahan Lateri, dan Desa Batu Merah Warasia. Ketiga lokasi ini telah menunjukkan progres signifikan, bahkan beberapa di antaranya sudah mencapai tahap penyelesaian. Sementara itu, pekerjaan yang bersumber dari APBD menjangkau Benteng Karang, Halong Atas, kawasan sekitar Kantor Sinode (jalan menuju Gunung), dan Keisha di belakang kantor Baswas.
“Melalui kerja sama dengan Perumda Tirta Aponno, program air bersih tahun ini menargetkan 491 Sambungan Rumah (SR). Dari jumlah tersebut, 191 SR dibiayai oleh DAK. Dua lokasi sudah selesai, sementara satu lokasi lainnya masih dalam proses penyelesaian,” jelasnya.
Namun demikian, Latuhamallo mengungkapkan adanya kendala pada pekerjaan di BTN Kebon Canggih, di mana sumber air belum ditemukan. Pemerintah merencanakan pencarian sumber air alternatif pada 2026 agar kebutuhan masyarakat di kawasan tersebut tidak terhambat.
Total nilai kontrak seluruh pekerjaan air bersih pada tahun 2025 diperkirakan mencapai Rp8,8 miliar, dengan Rp7,35 miliar berasal dari APBD. Selain itu, Rp2,25 miliar dialokasikan untuk Perumda Tirtayasa, sementara Rp3,3 miliar digunakan untuk kegiatan fisik lainnya di sektor air bersih.
Di sisi lain, pemerintah juga memperbaiki jaringan air bersih yang sebelumnya terbengkalai. Salah satunya jaringan di Methos yang menggunakan tenaga surya. Kini jaringan tersebut telah dihubungkan ke sumber air PT Daya Penuh melalui instalasi pipa dari Jembatan Batu, sehingga distribusi air kembali berjalan optimal.
Latuhamallo menandaskan, Dinas PUPR telah menyiapkan rencana pengembangan jaringan air bersih pada 2026 untuk wilayah yang sangat membutuhkan, seperti Lateri, Wayame, dan Tirta.
“Keterbatasan anggaran membuat kami harus menetapkan prioritas. Namun pada akhirnya, tujuan utama tetap sama: memastikan masyarakat Ambon memperoleh akses air bersih yang layak,” pungkasnya.
(dp-53)













