![]() |
Drs. Femmy Sahetapy, M.Si |
Ambon, Dharapos.com
Perpustakaan daerah yang dikelola Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Maluku mengalami peningkatan pengunjung sepanjang 2015 ini.
Demikian disampaikan Kepala BPAD Provinsi Maluku, Drs. Femmy Sahetapy, M. Si kepada wartawan, di aula BPAD, pekan kemarin.
“Kita punya jumlah pengujung mengalami peningkatan dari 2014 ke 2015. Memang kita belum mengetahui apa yang menjadi penyebab hingga terjadi peningkatan sampai akhir 2015 ini,” ungkapnya.
Sesuai data jumlah pengunjung yang dimiliki BPAD Promal, total pengunjung selama tahun 2015 hingga bulan November mencapai 229.900 orang. Angka ini menunjukkan peningkatan hingga 2000 lebih pengunjung jika dibandingkan jumlah pengunjung di tahun 2014 sebanyak 227.664 orang.
“Kita belum menganalisa kira-kira kenapa sampai ada kenaikan pengunjung, tetapi sebagaimana kebiasaan yang pernah saya sampaikan kepada teman-teman wartawan bahwa di bulan November, juga April, kita kebanjiran pengunjung di sebabkan karena waktu-waktu itu anak-anak kita membutuhkan informasi untuk penulisan skripsi atau menulis berbagai hal,” urainya.
Dan untuk tahun ini juga, lanjut Femmy, cukup banyak dari sekolah yang datang .
“Kemarin, terakhir dari SMK Kristen Seram Bagian Barat. Jadi, dampaknya apakah memang ada sesuatu yang berubah dari pola pendidikan yang ada di Maluku walaupun kita belum tahu dari sisi mana,” lanjut dia.
Sementara itu, di tahun ini juga sejumlah prestasi berhasil diraih BPAD Maluku di kancah nasional diantaranya penggunaan aplikasi otomasi perpustakaan yang menggunakan IT, Maluku berada pada level “A” dimana hanya 15 Provinsi yang mendapatkan level tersebut.
“Yang kedua juara favorit lomba perpustakaan sekolah SMU/SMK tingkat nasional yang diraih SMU 1 Ambon,” cetusnya.
Meski demikian, diakui Femmy, ada sejumlah perosalan yang masih menjadi kendala dalam mendukung kinerja BPAD Maluku salah satu diantaranya terkait masalah sarana dan prasarana yang masih terbatas seperti ruang aula termasuk yang paling pokok yaitu arsip.
“Pembangunan satu depo butuh standarisasi dari ruangan maupun gedung itu baik kelembabannya, maupun safety-nya harus kita lakukan sesuai aturan,” akuinya.
Belum lagi, masalah lainnya seperti tenaga fungsional dan pustakawan yang sangat kurang maupun ruang simpan yang terbatas sementara buku terus bertambah.
“Mudah-mudahan ada upaya untuk kita lakukan sehingga semuanya bisa diatasi,” harapnya.
Selain itu, jelas Femmy, terkait sosialisasi minat baca sebagaimana yang diiatur dalam UU Nomor 4 Tahun 1990 tentang serah simpan diakuinya masih menjadi persoalan di BPAD.
“Di Maluku, orang yang menghasilkan buku belum punya kewajiban serahkan. Jadi orang yang menulis, penerbit atau yang merekam hasil, dia menghasilkan tapi dia tidak serahkan padahal ini kewajiban Undang-undang,” akuinya.
Bahkan, terkait ini sudah di tindaklanjuti dengan Instruksi Gubernur Maluku.
“Nanti kalau tahun 2017 berlakunya PP baru, ini kita mengalami kesulitan, karena apa? Penerbit yaitu orang yang menghasilkan buku, tidak menyerahkan ke kita yang di sebut koleksi deposit. Sehingga koleksi deposit kita akan turun jika hal ini tidak segera dilakukan,” cetusnya.
Olehnya itu, Femmy berharap di tahun 2016 mendatang segala permasalahan yang selama ini menjadi kendala dapat teratasi sehingga pengembangan perpustakaan semakin lebih baik.
(dp-19/16)