![]() |
Dermaga di pulau Kur |
Tual, Dharapos.com
Keberadaan guru-guru di Kecamatan Pulau-pulau Kur, Kota Tual yang diibaratkan seperti kapal perintis telah berdampak pada mutu pelayanan pendidikan yang diterima siswa-siswi di wilayah tersebut, yang ternyata sangat jauh dari harapan.
Kondisi ini, membuat para orang tua murid menjadi resah akibatnya menurunnya mutu pelayanan pendidikan yang diterima anak-anak mereka.
Kepada Dhara Pos, Kamis (5/11), salah satu tokoh muda Kecamatan Pp. Kur, Farhat mengaku sangat menyesalkan sikap Ketua UPTD yang dinilainya tidak tegas kepada guru-guru, baik itu terhadap kepala sekolah, dewan guru maupun para guru bantu.
“Sebenarnya ini karena ketidaktegasan Kepala UPTD kepada Kepala sekolah, dewan guru bahkan para guru bantu makanya mereka-mereka ini sesuka hatinya mengatur program kerja sendiri,” sesalnya.
Akibat ketidaktegasan ini, maka dampaknya dirasakan oleh para murid dengan menurunnya mutu pelayanan pendidikan diwilayah tersebut
“Supaya bapak (kru Dhara Pos-red) tahu, kalau lebih kurang 50 persen guru-guru di kecamatan Pulau-pulau Kur itu sama seperti kapal perintis. Artinya, saat kapal ada mereka ada lalu saat kapal kembali ke Tual, mereka juga ikut kembali. Sementara, guru yang aktif hanya 50 persen sisanya, jadi bisa dibayangkan seperti apa kondisi pendidikan disana,” bebernya.
Terkait fakta ini, Farhat meminta Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Tual untuk segera bertindak cepat dan mengambil sikap tegas guna menangani persoalan ini.
“Jangan sampai gara-gara ini, malah menjadi bumerang yang dikuatirkan merusak citra dan nama baik kepemimpinan Walikota Tual, bahkan juga Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan olah raga sendiri,” pintanya.
Farhat juga meminta Walikota Tual agar secepatnya mengevaluasi jabatan ketua UPTD Kecamatan Pp Kur agar kondisi ini secepatnya dapat tertangani. Sebab jika tidak, maka bisa dibayangkan kondisi pendidikan di Kecamatan Pp Kur akan semakin jauh menurun.
Anehnya lagi, lanjut dia, para guru yang dijuluki kapal perintis ini begitu cepat merespons jika mendapatkan informasi terkait bantuan seperti tunjangan daerah terpencil, atau dana sertifikasi.
“Wajah para guru di Kecamatan Pp Kur sudah ada di kantor Disdikppora Tual. Tapi kalau belum ada bantuan seperti ini, tidak pernah mereka menunjukkan batang hidungnya. Saya sendiri pernah menyaksikan langsung,” lanjut Farhat.
Olehnya itu, ia menghimbau kepada pihak-pihak yang berwenang khususnya yang mengurusi dunia
pendidikan di kota Tual untuk tidak lagi memakai budaya KKN dalam memberikan pelayanan kepada para tenaga pendidik ini sehingga segala sesuatunya dapat berjalan sesuai aturan.
“Mari kita buka-bukaan bersama-sama dan menyelesaikan persoalan ini dulu baru kita bisa bergerak maju,” himbaunya.
Selain itu, tegas Farhat, terkait pemberian tugas dan tanggung jawab kepada seseorang haruslah terlebih dahulu di uji kemampuan dan kelayakannya dulu sekaligus juga pembawaan dirinya kepada masyarakat.
“Jangan kita lihat dari gelarnya saja tapi kita harus lihat dari sisi kemampuannya agar tidak merusak harkat dan martabat Pemerintahan di negeri ini,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Farhat juga mengharapkan adanya perhatian dari Dinas PU dan juga Inspektorat Kota Tual untuk meninjau langsung di Kecamatan Pp Kur terkait pengerjaan berbagai insfrastruktur yang sementara ini sedang berjalan hingga ke kampung-kampung.
“Jangan hanya duduk pangku kaki saja di tempat, tapi kalau bisa terjun ke lapangan untuk menindaklanjuti berbagai proyek yang sedang di kerjakan baik di tingkat kecamatan bahkan juga di kampung-kampung sekaligus bisa membantu kami dalam berbagai bantuan karena Kecamatan Pp Kur masih jauh tertinggal dalam berbagai hal,” harapnya.
(dp-20)