Ambon,
![]() |
Salah Satu Peserta Lomba Kategori Paduan Suara |
Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Kota Ambon, menggelar Lomba Paduan Suara dan Nyanyi Tunggal Se-Kota Ambon yang dilaksanakan di Baileo Oikumene, Gereja GPM Pusat Maranatha, Kamis (13/6).
Lomba yang diikuti siswa-siswi TK dengan katergori solo sebanyak 66 peserta dan paduan suara 54 grup, bertujuan untuk meningkatkan semangat persatuan, mengembangkan kreativitas anak dan kemandirian anak sejak usia dini khususnya di bidang seni tarik suara.
Demikian diungkapkan Ny. Mien Tuanakotta, Ketua Panitia Lomba kepada Dhara Pos.com saat ditemui disela-sela kegiatan ini.
“Setelah kita punya pengalaman melihat anak-anak di tingkat SD, SMP, performance mereka untuk menyampaikan sesuatu kepada orang sedikit sulit makanya kita munculkan program ini dengan tujuan menggali potensi anak-anak serta melatih mereka untuk dapat tampil dimana-mana, bisa percaya diri dan bisa berekspresi, itu yang terutama,” ungkapnya.
Selain itu, tambahnya, ajang ini juga merupakan kegiatan untuk penggalangan dana bagi kepentingan pengembangan pendidikan kedepan. Pak Walikota sendiri, ujarnya, memberi masukan kepada kita untuk bisa kreatif dalam menggalang dana dan tidak lagi bergantung kepada proposal.
“Dana ini akan digunakan untuk membawa Guru di kota Ambon yang akan mewakili Provinsi Maluku guna mengikuti Porseni Nasional Guru TK pada Oktober nanti,” tambah Mien yang sehari-harinya mengemban tugas sebagai Kepala Sekolah TK Ciarylene, Karang Panjang.
Tidak hanya itu saja, diakuinya, momen ini juga merupakan evaluasi bagi para guru TK.
“Ini merupakan evaluasi bagi para guru setelah mengakhiri tahun ajaran 2012/2013. Jadi, ketika anak tampil bagus berarti cermin guru disitu sehingga kita bisa mengevaluasi guru tersebut bagaimana,” kata Mien.
Olehnya itu, diharapkan dari kegiatan ini terjadi hubungan silaturahmi antara sesama guru maupun sesama anak-anak maupun para orang tua sehingga ada dalam satu ikatan kekeluargaan.
“Kita juga punya harapan selepas kegiatan ini dan kedepannya akan muncul potensi anak-anak Maluku paling tidak bisa tampil di ajang seperti Indonesian Idol maupun ajang-ajang lainnya,” ungkapnya penuh harap.
Sementara, tim juri yang terdiri Ir. Edgar de Lima, MT, Dra. J. Sahuburua dan Mien Sahuburua, S.Pd sepakat bahwa anak-anak yang tampil pada ajang ini, sangat luar biasa.
“Mereka sudah disiapkan dengan baik disekolahnya dan yang paling inti, anak-anak semangatnya sangat baik, dengan tidak malu-malu maju kedepan. Memang tidak gampang bagi para guru untuk mempersiapkan mereka apalagi mereka masih kecil, sehingga butuh kemampuan khusus dari para guru,” jelas Ny J Sahuburua kepada Dhara Pos.com saat ditemui disela-sela berlangsungnya lomba.
Menurutnya, sampai sejauh ini mereka sangat baik dan dengan usia seperti ini, respons mereka dalam mengapresiasi sangat baik. Diakuinya, ada yang menonjol dan juga punya bakat, dan bila dipersiapkan dengan serius pasti jadi.
“Untuk tunggal maupun paduan suara, warna-warna suara cukup bagus dan sangat merdu walaupun mungkin persiapannya belum terlalu matang tapi jika dibina dengan baik tentu hasilnya akan bagus khususnya mereka yang akan memasuki usia 7-8 tahun. Kami bertiga sangat mengapresiasi kegiatan ini karena ini akan terus berkelanjutan,”ujarnya.
Terkait kemampuan anak-anak dalam mengekspresikan bakatnya, perlu dilakukan pembinaan sejak usia dini.
“Ilmu berseni suara ada ilmunya sehingga perlu dipersiapkan sejak dini, dibina ditingkat PAUD, TK dan lainnya. Guru-gurunya juga harus dibina ilmu seninya karena itu yang menentukan. Khususnya kaidah-kaidah dalam bernyanyi dan sebagainya,” ungkap de Lima, salah satu juri yang merupakan seorang tenaga pengajar di Universitas Pattimura Ambon.
Penetapan lagu oleh panitia untuk dilombakan, diakuinya belum sesuai untuk ukuran anak-anak TK.
“Kita harus mencari lagu-lagu yang sesuai dengan dunia anak misalnya lagu karya Ibu Sud, Ibu Kasur sebab lagu-lagu yang dilombakan sekarang lebih pas untuk usia remaja sehingga memang diciptakan dengan tingkat kesulitan yang sesuai untuk umur yang menyanyikannya. Kedepan nanti, hal ini harus diperhatikan,” tandasnya.
Juri pun meminta kepada guru-guru TK, untuk lebih profesional.
“Kedepan ini, dituntut dari para guru TK untuk lebih profesional dalam membentuk anak-anak usia dini ini supaya lebih baik sesuai dengan potensi-potensi yang mereka miliki,” tegas Ny Mien Sahuburua.
Olehnya itu, ketiga juri mengharapkan agar anak-anak ini dibiarkan mengekspresikan bakatnya melalui pembinaan yang terarah sehingga potensi yang dimiliki bisa dikembangkan dengan baik.
Sementara, untuk hasil lomba kategori tunggal juara 1 diraih Jedida dari TK Negeri 1, juara 2 Lintna Nanuru(TK Nyiur), juara 3 Ian Oraplean (TK Anyelir), juara 4 – 6 berturut-turut TK Kalam Kudus, Xaverius dan Kalam Kudus. Sedangkan kategori Paduan Suara, juara 1 TK Xaverius, juara 2 TK Anyelir, juara 3 TK Bhayangkari Passo, juara 4-6 berturut-turut TK Adhiyaksa, Tabitha dan Ciarylene. (ajr)