as

Politik dan Pemerintahan

2012, Jumlah Kasus HIV/AIDS di Maluku Menurun

80
×

2012, Jumlah Kasus HIV/AIDS di Maluku Menurun

Sebarkan artikel ini
HIV AIDS ilustrasi perawata

Ambon,Dhara Pos – Jumlah kasus penularan HIV/AIDS di Maluku pada tahun 2012 mengalami penurunan dibanding tahun 2011. Data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) untuk tahun 2011 berjumlah 443 kasus sementara untuk tahun 2012 terhitung sampai dengan Agustus 2012 hanya 223 kasus.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS, Samsudin Azis, kepada wartawan, beberapa waktu lalu mengatakan, turunnya jumlah kasus HIV/AIDS di Maluku diakibatkan karena mulai adanya kesadaran dari masyarakat akan bahaya virus yang mematikan tersebut.  
“Masyarakat kini mulai melindungi diri dengan menggunakan alat pelindung seperti kondom saat melakukan kegiatan berisiko di lokasi,” kata Azis.
Terkait penggunaan alat pelindung pada kegiatan berisiko di lokasi, telah terjadi peningkatan.  Jika pada 2010 baru mencapai 30 persen, kemudian pada 2011 telah mencapai peningkatan hingga 40 persen. Data tersebut diperoleh dari hasil survei terpadu secara biologis dan perilaku terkait penggunaan alat pelindung pada kegiatan berisiko. Yang mana telah terjadi peningkatan penggunaan alat pelindung sedangkan jumlah kasus telah mengalami penurunan.
“Ini membuktikan adanya kesinambungan antara menurunnya kasus dan peningkatan upaya,” katanya.
Menurutnya, pelaksanaan penanggulangan HIV/AIDS ini sudah mulai terarah dan efektif sesuai dengan strategi nasional penanggulangan HIV/AIDS. Yang mana untuk menekan laju epidemilogi, minimal 80 persen penderita HIV/AIDS yang berisiko bisa dijangkau, dan 60 persen dari penderita tersebut telah menggunakan alat pelindung dalam kegiatan berisiko. 
Maka, untuk mendukung strategi nasional tersebut, kata Azis, KPA yang diketuai Gubernur Maluku telah membentuk kelompok kerja di tiga kota yang sangat beresiko yakni Ambon, Tual dan Aru. Tujuannya untuk menekan laju epidemi pada populasi yang berisiko terutama di di daerah yang beresiko tadi.
“Ada aturannya yaitu no kondom, no sex,” jelasnya.
Selain itu, adanya dukungan segenap komponen bangsa yang turut mendukung upaya-upaya tadi. Terutama dari gereja, para pemerhati, bahkan dari populasi yang berisiko itu sendiri mulai berperan pada populasinya.
“Jadi, tidak hanya pemerintah saja tapi seluruh komponen bangsa mulai bergerak,” tandas Azis.
Oleh karena itu, diharapkan ke depan nanti di Maluku arah penanggu-langannya semakin membaik.(ajr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *