as

Berita Pilihan Redaksi

Nakes Puskesmas Lorulun Keluhkan Pembagian Insentif Tak Sesuai Beban Kerja

42
×

Nakes Puskesmas Lorulun Keluhkan Pembagian Insentif Tak Sesuai Beban Kerja

Sebarkan artikel ini

Ilustrasi Nakes Covid 19
Foto Ilustrasi

Saumlaki, Dharapoa.com – Insentif bagi tenaga kesehatan
(Nakes) di Puskesmas Lorulun, kecamatan Wertamrian, kabupaten Kepulauan
Tanimbar telah dikucurkan pekan kemarin.

as

Kepada Dharapos.com, sejumlah nakes yang tak ingin
diberitakan namanya ini menyatakan, sebagian dari mereka tak mengetahui jika
dana insentif telah dikirim ke rekening bank beberapa rekannya.

Mereka baru mengetahui hal itu saat Kepala Puskesmas (Kapus)
menginformasikan kepada para penerima untuk mengumpulkan semua uang yang
disalurkan melalui rekeningnya kepada bendahara dana BOK untuk  dibagi secara merata kepada semua nakes baik
yang ASN maupun honorer.

Informasi tersebut disampaikan melalui WhatsApp Grup, Jumat
(11/12/2020).

Padahal menurut mereka, sesuai juknis, dana insentif ini akan
diberikan kepada pegawai yang benar-benar turun melakukan pencegahan dan
penanganan Covid-19 di wilayah bandara Mathilda Batlayeri.

“Nyatanya, ada Nakes yang tidak pernah terjun
langsung dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 tapi ada dana masuk ke rekeningnya
hingga belasan juta rupiah. Sebaliknya kami yang terjun langsung  dirawat
inap untuk melakukan penanganan Covid-19 maupun tim bandara untuk pencegahan,
itu sama sekali tidak ada dana yang masuk ke rekening kami. Hanya beberapa
orang,” kesal seorang Nakes.

Menurutnya, pada saat rapat Jumat lalu, Kapus menyebutkan
ada Rp189.000.000 yang terbagi ke 18  rekening pegawai Puskesmas Lorulun
dengan jumlah yang bervariasi.

“Misalnya, pemegang program surveilens dana masuk ke
rekeningnya Rp2.045.000, sedangkan petugas gizi yang tidak pernah pakai APD
sama sekali atau tangani pencegahan di bandara, terima dana yang masuk di
rekeningnya Rp17.000.000,” bebernya.

Tentu mereka  sama sekali tidak puas karena
karena  berdiri di garda terdepan dengan beban kerja yang banyak dan tak
seimbang dengan  Nakes lain yang tak
punya beban kerja untuk penanganan  Covid-19. 

Kapus Lorulun Dinilai
Tidak Transparan

Terhadap persoalan ini, para Nakes menilai Kapus Lorulun Simon
Fenanlampir tidak transparan dalam menginformasikan jumlah dana yang harus
diterima oleh para Nakes sesuai ketentuan, termasuk jumlah dana yang telah
dialokasikan.

“Usia rapat hari Jumat itu, kami mendatangi Kepala
Bidang P2P, Isak Manupasa untuk mempertanyakan juknis dana Covid-19 dan selisih
dari PKM Lorulun dengan PKM Saumlaki yang berbeda,” sambungnya.

Para nakes yang beraudiens dengan Kabid P2P itu kaget saat
mendengar informasi bahwa dana untuk PKM Lorulun itu bukan Rp189 juta melainkan
ada Rp214.000.000.

“Itu yang kami sesali, kenapa tidak ada keterbukaan
dari Kapus? Kapus sembunyikan daftar itu dari kami,” kesalnya lagi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dr.
Edwin Tomasoa yang dimintai penjelasannya terkait persoalan ini menyatakan
bahwa sesuai juknis, insentif itu langsung di transfer ke rekening Nakes
masing-masing yang berhak.

“Setiap puskesmas buat kesepakatan masing-masing. Jadi
untuk Puskesmas Lorulun dan Saumlaki, penerimanya atas nama orang-orang ini
kemudian uangnya di tarik baru diatur secara internal di dalamnya agar
nama-nama yang tidak ada itu ikut dapat juga,” tandasnya.

Kadis mengakui, sejak awal, dirinya telah  menentang kesepakatan ini, karena akan
sulit  dalam menyamaratakan total
insentif bagi para nakes.

(dp-47)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *