Daerah

Marak di Aru, Kades Salahgunakan DD-ADD

45
×

Marak di Aru, Kades Salahgunakan DD-ADD

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Dana Desa2 big
Ilustrasi Dana Desa 

Dobo, Dharapos.com
Penyelewengan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) terindikasi terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Kepulauan Aru.

Selain Jelia, beberapa desa lainnya seperti Warloy, Waifual, Kolaha dan Mariri marak terjadi hal yang sama.

Para aparatur atau perangkat pada masing-masing desa dimaksud diduga kuat memanfaatkan puluhan hingga ratusan juta rupiah anggaran yang diperuntukkan bagi kelangsungan pembangunan desa demi memenuhi kepentingan pribadi mereka.

Salah satu tokoh pemuda Aru berinisial JT kepada Dhara Pos, mengungkapkan berbagai fakta yang berkaitan dengan desa-desa dimaksud.

“Salah satu indikasi penyelewengan yang saya maksudkan adalah rutinnya para kepala desa mengunjungi tempat hiburan malam yang berada di kompleks lokalisasi Kampung Jawa, maupun tempat karaoke Platinium,” bebernya seraya menegaskan jika dirinya sering mendapati para oknum kades ini mengunjungi lokasi-lokasi tersebut.

Atas fakta ini, JT mengaku heran kenapa atasan para kades ini tak juga mengeluarkan peringatan atau teguran keras kepada jajarannya sementara aktivitas hura-hura tersebut dilakukan secara nyata dan jadi konsumsi publik.

“Jujur saja, saya merasa heran dan aneh, kok bisa Camatnya selaku atasan dari para kades tenang-tenang saja sementara anak buahnya indehoi indehod menghabiskan ratusan ribu hingga uang jutaan rupiah dalam semalam, ada apa dibalik semua ini,” herannya.

Yang dimaksud JT adalah Camat Aru Selatan dan Aru Utara Sir-Sir selaku pemerintahan atas yang membawahi desa-desa dimaksud.

“Kalau kita hitung-hitungan berapa penghasilan seorang kades? Apakah bisa seorang kades rutin berfoya-foya di lokalisasi cukup dengan penghasilan pribadinya sementara dalam semalam bisa menghabiskan ratusan ribu hingga jutaan rupiah? Camatnya dimana,” bebernya.

JT pada kesempatan tersebut juga turut membeberkan modus yang selama ini digunakan sebagian besar kades di kabupaten berjuluk “Bumi Jargaria” ini dalam mengakali uang-uang milik rakyat lalu dimanfaatkan untuk mengakomodir kepentingan mereka.

Modus ini menurutnya, jika tak dicermati dengan baik maka terkesan tidak ada kaitannya dengan penyelewengan dana desa dimana mereka meminjam uang ke pihak ketiga dengan alasan untuk kepentingan pembangunan daerahnya.

“Lalu nanti setelah Dana Desa cair, tinggal menutupi saja berapa yang harus dibayar,” bebernya lagi.

Terhadap modus itu, JT pun memastikan bahwa telah terjadi penyelewengan uang  negara yang
diperuntukan bagi kepentingan masyarakat desa oleh para kades dengan rutin mendatangi lokalisasi atau tempat hiburan malam.

“Dan biasanya aksi pinjam uang oleh sang kades ke pihak ketiga ini tak diketahui masyarakat desa. Sehingga saya bisa pastikan bahwa di kabupaten ini, penyelewengan dana desa berlangsung marak,” tegasnya.

Ia juga menagih janji Kapolres AKBP Adolf Bormassa, yang siap menindak tegas oknum kades jika kedapatan berada di lokalisasi.

“Kenapa saya tagih janji Kapolres? Karena anak buahnya yang melakukan pengamanan di lokalisasi tersebut malah terlihat tutup mata atas keadaan ini dan bukan sebaliknya menangkap para kades-kades tersebut,” tegas JT.

Ia menuntut Kapolres untuk segera menepati janjinya sehingga tidak dicap hanya isapan jempol semata.
JT juga mendorong para perangkat dan masyarakat di desa untuk terlibat dalam pengungkapan penyelewengan DD dan ADD di wilayahnya serta dukungan media memback-upnya melalui dokumen investigasi lapangan baik secara dokumentasi foto, audio dan video.

Karena, desa-desa lainnya di kabupaten yang berbatasan langsung dengan Australia ini dipastikan pula telah terjadi penyelewengan DD – ADD sehingga dibutuhkan dukungan perangkat desa dan masyarakat setempat.

“Tidak perlu takut, karena hanya dengan cara seperti ini, akan mengungkap semua aksi kejahatan di desa,” tukasnya.

Guna memastikan pernyataan masyarakat, Jumat (20/10), sekitar pukul 21.00 WIT, Kades Warloy, Waifual dan Kolaha terpantau media ini sementara berada di lokalisasi Kampung Jawa, tepatnya di Karaoke Cempaka Sari dan Venus.

Ketiganya terlihat mengonsumsi minuman jenis bir merek “BINTANG” kemasan botol tinggi yang dituangkan ke gelas masing-masing.

Sebanyak 2 karton minuman tersebut habis dikonsumsi dengan total dana yang dikeluarkan mencapai Rp800 ribu.


(dp-31)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *