![]() |
Ilustrasi bangunan fondasi |
Namrole, Dharapos.com
Masyarakat kini gerah dan mulai mempertanyakan fungsi kontrol yang dilakukan DPRD Kabupaten Buru
Selatan terhadap sejumlah proyek pembangunan yang dilaksanakan di daerah tersebut.
Pasalnya, sepanjang tahun 2012 hingga saat ini, sebagian besar proyek pembangunan tak kunjung selesai bahkan disinyalir mandek alias terbengkalai.
Sejumlah warga masyarakat yang mendatangi Redaksi Dhara Pos di Namrole ibukota Kabupaten Bursel mengaku kesal terhadap kinerja DPRD setempat yang selama ini tak menggunakan fungsi kontrol mereka dalam menindaklanjuti kerugian daerah akibat ulah para kontraktor nakal yang tidak bertanggung jawab atas pekerjaan yang dipercayakan kepada mereka.
“Anehnya, ke 20 anggota DPRD Bursel yang rata-rata adalah anak asli Bursel malah hanya diam melihat sejumlah kontraktor nakal yang tidak menjalankan tanggung jawabnya bahkan terkesan bebas menyelewengkan anggaran proyek di daerah ini,” ungkap salah satu tokoh masyarakat Bursel yang meminta namanya tidak dimuat, Senin (7/3).
Diakuinya pula, yang parahnya lagi, semua pembesar di daerah ini hanya sibuk mencari nafkah guna menghidupkan keluarga mereka.
“Intinya, pekerjaan proyek di daerah ini terserah mau selesai atau tidak, itu urusan kontraktor,” beber sumber.
Dia mencontohkan sejumlah proyek di negeri berjuluk “Lolik Lalen Fedak Fena” yang pengerjaannya dilakukan sejak 2012 sampai saat ini belum juga rampung diantaranya kantor Bupati dan DPRD Bursel, pendopo Bupati dan Wakil Bupati, ketua DPRD dan jalan lingkar Ambalau – Namrole – Waisama.
“Semua proyek pembangunan ini anggarannya dikucurkan sejak tahun 2012 namun kenyataannya sampai hari ini belum ada satu pun yang rampung,” bebernya.
Olehnya itu, pihaknya mendesak DPRD Bursel untuk segera menindaklanjuti terkait keluhan warga.
“Karena kalau tidak, kami menduga 20 anggota DPRD Kabupaten Buru Selatan ini juga turut berkerja atau berkongkalikong dengan para kontraktor terhadap kerugian di daerah ini ,” desaknya.
(dp-37)