![]() |
Hi. Jamal Bugis |
Langgur, Dharapos.com
Beberapa keputusan yang dilakukan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Maluku Tenggara, Hi. Jamal Bugis terkait pelaksanaan Tablig Akbar yang disponsori Hi. Umar Ohoitenan langsung mendapat kecaman karena dinilai berlebihan.
“Sebagai seorang pemimpin kantor Kementrian Agama Kabupaten Maluku Tenggara, Bapak Hi. Jamal Bugis adalah seorang publik figur atau panutan bagi seluruh elemen masyarakat Maluku Tenggara,” ungkap salah satu tokoh muda Malra, Agus Rahakbauw kepada Dhara Pos, Jumat (6/11).
Namun, ia mengaku sangat kecewa dengan sikap dan tindakan yang lakukan Bugis saat menghadiri kegiatan Tabliq Akbar di Ohoi Danar beberapa waktu lalu.
“Seharusnya Bapak Hi. Jamal Bugis di undang hadir dalam kegiatan tersebut dengan kapasitasnya sebagai Kepala Kantor Kementrian Agama tapi faktanya yang terjadi sebaliknya, beliau malah bertindak sebagai juru bayar mobil,” bebernya.
Bahkan yang lebih fatal lagi, yang bersangkutan sengaja meliburkan beberapa sekolah dan kemudian dipaksakan untuk turut terlibat dalam kegiatan tersebut. Menurut Rahabauw, bahwa apa yang dilakukan Bugis benar-benar telah melanggar aturan.
“Kegiatan tersebut bukan untuk meningkatkan mutu pendidikan tapi kenapa sampai meliburkan anak-anak sekolah? Lagi pula inikan sudah mau memasuki semesteran, jadi seharusnya tidak melibatkan anak-anak sekolah dalam hajatan orang lain yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan di sekolah,” kecamnya.
Rahakbauw sangat menyayangkan sikap yang ditunjukkan Bugis yang selama ini sebagai salah satu figur yang sangat dikenal di kalangan umat beragama, apalagi juga menjabat sebagai Kepala Kantor Kemenag Malra.
Dirinya mempertanyakan sikap Bugis yang dinilainya sudah sangat berlebihan.
“Apakah mungkin pada even-even yang lain, Bapak Hi. Bugis juga bisa mendorong seperti itu. Saya tidak mempersoalkan kegiatan Tablig Akbarnya tapi sikap berlebihan yang ditunjukkan Bapak Hi . Bugis ini yang sangat disesalkan,” sesalnya.
Olehnya itu, Rahakbauw mengingatkan agar selaku publik figur, Bugis dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai aturan.
“Kami minta agar Bapak Hi. Bugis bekerja profesional dan tidak boleh ada pilih kasih. Tetapi baiklah secara manusiawi kita harus transparan, agar tidak menimbulkan kekecewaan,” imbuhnya.
(dp-20)