as

Pendidikan

Kemenag RI Gelar Bimtek K13 Bagi Guru PAK SD-SMP Se Maluku – Malut Di Saumlaki

55
×

Kemenag RI Gelar Bimtek K13 Bagi Guru PAK SD-SMP Se Maluku – Malut Di Saumlaki

Sebarkan artikel ini

Saumlaki, Dharapos.com 
Seiring dengan adanya  kebijakan  Pemerintah tentang penerapan Kurikulum 2013 (K13), maka belum lama ini muncul berbagai opini ditengah masyarakat, dimana opini mengenai  guru pada umumnya, dan guru pendidikan agama katholik  pada khususnya  dengan berbagai   dimensi  dan keunikan  perannya  dalam proses pendidikan  dan atau pembelajaran di kelas, tidak asing lagi berkembang  di masyarakat. 

Kurikulum PAK 2013 MTB
Bimtek K13 Guru PAK SD – SMP di Saumlaki

Banyak pujian, ekspektasi, dan bahkan kritik di sana-sini terkait peran guru dalam proses dan hasil pembelajaran.

Dengan diimplementasikannya  K13  saat  ini, diskusi  tentang peran profesi  guru serasa  tidak  akan  ada habisnya.  Mengapa demikian? Hal ini karena guru memegang kunci utama dalam suksesnya sebuah implementasi kurikulum.

Demikian kutipan laporan panitia kegiatan bimbingan teknis K13 bagi guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) tingkat dasar dan menengah se provinsi Maluku  dan Maluku Utara di Saumlaki. 

Ketua Panitia Pelaksana kegiatan – Barnabas Ola Baba,S.Ag mengatakan  Permendibud nomor  160 tahun 2014 tentang pemberlakuan  kurikulum 2006 dan  K13, menyebutkan bahwa satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan K13 sejak semester pertama tahun 2014/2015 kembali melaksanakan  kurikulum  2006  mulai  semester  kedua tahun  pelajaran  2014/2015 sampai ada  ketetapan  dari  Kementrian  Pendidikan  dan  Kebudayaan  untuk  melaksanakan  K13. 

“Dalam  kaitan  dengan  itu, maka satuan  pendidikan  dasar  dan  pendidikan   menengah  yang  belum  melaksanakan  kurikulum  2013  mendapat  pelatihan  dan  pendampingan  yang bertujuan  meningkatkan  kompetensi  dan  penyiapan  pelaksanaan  kurikulum  2013. dan satuan  pendidikan  dasar  dan  pendidikan  menengah  dapat  melaksanakan  kurikulum tahun  2006  paling  lama  sampai  dengan  tahun  pelajaran  2019/2020, diamana hal  ini menjadi titik perhatian Direktorat  Jenderal
Bimbingan  Masyarakat  Katholik dalam  memberikan  penguatan bimbingan  teknis  terhadap  guru  pendidikan  agama  katholik, sehingga proses  perubahan  metode  pembelajaran  dan  penilaian dengan  prinsip  kurikulum berbasis  kompetensi, serta perubahan  serta perubahan sikap  dan  perilaku  guru  berjalan  sebagaimana mestinya,” ungkapnya.

Untuk itu, maka kegiatan pertemuan bimbingan teknis K13 bagi guru PAK tingkat dasar dan menengah provinsi Maluku  dan Malut tersebut dilaksanakan dengan tujuan yakni meningkatkan penguasaan  serta  pemahaman  yang  mendalam  berkaitan  dengan  K13 (pemahaman  mengenai  filosofi  K13, perubahan  dalam metode pembelajaran  dan penilaian  dengan  prinsip  kurikulum  berbasis kompetensi, serta perubahan sikap  dan  perilaku  guru  dalam  mengajar).

Selain itu, meningkatkan kompetensi dan  penyiapan pelaksanaan  K13  hingga pelaksanaan secara serempak pada tahun  pelajaran   2019/2020  serta menyegarkan serta memurnikan  kembali  motivasi  pelaksanaan  tugas  guru  pendidikan  agama  khatolik.

Kegiatan tersebut melibatkan  55 guru  PAK tingkat  dasar  dan  menengah  se Propinsi Maluku dan Malut berdasarkan Keputusan  Dirjen  Bimas  Katolik  Kementrian  Agama  RI No 58 tahun  2015  tanggal  30  april  2015  tentang  pertemuan  bimbingan  teknis  kurikulum PAK 2013  bagi  PAK  tingkat dasar dan menengah   propinsi Maluku dan Malut semenjak 15  s/d 19 Mei 2015.

Disebutkan bahwa sejumlah materi yang akan disajikan kepada peserta adalah kebijakan pemerintah dan  kebijakan teknis  di  bidang  pendidikan, hal-hal berkaitan  tugas  dan  profesionalitas  guru PAK  serta model  pembelajaran dan prinsip penilaian  berdasarkan  K13.

Selain itu, hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana mengefektifkan power point dalam pembelajaran/ stimulasi pembelajaran yang dibiayai oleh DIPA/RKA-KL Ditjen  Bimas Katolik  Kemenag RI TA 2015.
Sementara itu dalam sambutan tertulis Dirjen Bimas Katolik – Drs. Eusabius Binsasi yang dibacakan Direktur Pendidikan Katolik – Fransiskus Endang, SH., MH menyebutkan bahwa ada tiga konsep K13 yang perlu dipahami yakni kurikulum  sebagai substansi yaitu  konsep yang tidak jauh berbeda dengan  konsep kurikulum sebelumnya, tetapi lebih bertumpu  kepada  kualitas guru  sebagai  implementator di lapangan.

Selain itu, kurikulum sebagai sistem yakni wacana pergantian  kurikulum  dalam  sistem pendidikan merupakan hal yang wajar mengingat  perkembangan  alam  manusia  terus  mengalami  perubahan. Serta kurikulum sebagai bidang studi yakni bidang kajian para ahli tentang  pengembangan maupun sistem kurikulum.

Menurutnya, jika dianalisa dari berbagai aspek tentu sudah sewajarnya pro dan kontra terjadi pada setiap perubahan kurikulum, dengan kelebihan dan kekurangan  masing-masing.  Namun sebagus apapun  kurikulum jika tidak di dukung  dengan semua sarana pendukung maka  tentu tidak akan tercapai  sebagaimana  yang diharapkan.

Di tengah gencarnya penerapan K13, dengan berbagai  dinamika di lapangan, guru pada umumnya  salah kaprah.

Berbagai problem muncul antara lain  banyak dikeluhkan kurangnya perlatihan bimtek kurikulum  PAK,  belum tersedianya  buku  PAK,  konsep pendekatan  scientific  belum  di  pahami secara baik, teknik penilaian auntentik  belum dikuasai secara memadai,  tugas  menganalisa  belum sepenuhnya dikerjakan, serta beban belajar terlalu berat.

Sadar atau tidak, K13 ini, banyak perubahan penting, termasuk kurikulum PAK  antara  lain  tuntutan kreativitas dan inovatif  adanya  penilaian semua aspek, munculnya  pendidikan karakter dan pendidikan  budi pengerti  yang di integrasikan  ke dalam program studi,  adanya kompetensi sesuai  tuntutan  fungsi  dan tujuan pendidikan nasional, kompetensi yang menggambarkan  domain  (sikap, ketrampilan, dan  pengetahuan).

Dan hal yang tidak kalah penting  dalam kurikulum ini adalah sangat  tanggap terhadap fenomena dan  perubahan  sosial, dengan sifat pembelajaran  yang sangat kontekstual.

Disamping itu, kepemimpinan yang baik dari  guru sangat dibutuhkan untuk  membantu siswa dan sekolah  berkembang  dan  berprestasi. Namun  fakta  bahwa  masih  banyak  guru yang  belum menyadari  pentingnya  keteladanan pendidik   sebagai pendorong  perubahan. 

Ada fakta  lain, bahwa dalam pelatihan kepemimpinan transformasional  terungkap betapa para  guru masih membutuhkan motivasi  untuk  menjadi  guru yang lebih baik. Para guru belum menjadi teladan baik bagi siswa, bahkan  untuk  hal-hal sederhana yang  sebenarnya  penting untuk kemajuan pembelajaran  di sekolah.

“Kondisi perubahan yang demikian, guru PAK, ditantang sekaligus dituntut mengantisipsi  dengan  berbagai  langka strategis agar proses pembelajaran terlaksana sesuai yang di harapkan.  Kita juga tidak perlu lengah dengan perubahan dan problematikanya, tetapi jadikanlah perubahan ini suatu ujian bagi guru PAK di tengah masyarakat Katolik yang di layani,” harapnya.

Dikatakan, seiring perjalanan bangsa, guru PAK terus mencermati berbagai fenomena dalam dunia
pendidikan. Setiap perubahan tentu melahirkan tentang sekaligus peluang untuk maju. Pengalaman bangsa kita tentu mengajarkan bahwa mengakomodasi nilai-nilai baru dan meninggalkan nilai-nilai lama yang usang di makan zaman, tentu tidak mudah. Namun, selalu ada harapan dan optimisme untuk selalu maju ke depan menuju kondisi bangsa yang lebih baik dan maju.

Kepada para peserta, dirinya menyarankan agar mengikuti kegiatan tersebut dengan sungguh-sungguh, memahami secara optimal kurikulum tersebut dengan berbagai instrument penilaian untuk kemudian ditularkan ke sejumlah kalangan  di kala kurikulum itu diimplementasikan.

Selain itu peserta diharapkan untuk memanfaatkan momentum Bimtek tersebut untuk menimba wawasan dalam  gerak langkah prestasi kerja mereka sebagai guru pendidikan agama katolik.

(dp-18)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *