Saumlaki, Dharapos.com
Seiring dengan adanya kebijakan Pemerintah tentang penerapan Kurikulum 2013 (K13), maka belum lama ini muncul berbagai opini ditengah masyarakat, dimana opini mengenai guru pada umumnya, dan guru pendidikan agama katholik pada khususnya dengan berbagai dimensi dan keunikan perannya dalam proses pendidikan dan atau pembelajaran di kelas, tidak asing lagi berkembang di masyarakat.
![]() |
Bimtek K13 Guru PAK SD – SMP di Saumlaki |
Banyak pujian, ekspektasi, dan bahkan kritik di sana-sini terkait peran guru dalam proses dan hasil pembelajaran.
Dengan diimplementasikannya K13 saat ini, diskusi tentang peran profesi guru serasa tidak akan ada habisnya. Mengapa demikian? Hal ini karena guru memegang kunci utama dalam suksesnya sebuah implementasi kurikulum.
Demikian kutipan laporan panitia kegiatan bimbingan teknis K13 bagi guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) tingkat dasar dan menengah se provinsi Maluku dan Maluku Utara di Saumlaki.
Ketua Panitia Pelaksana kegiatan – Barnabas Ola Baba,S.Ag mengatakan Permendibud nomor 160 tahun 2014 tentang pemberlakuan kurikulum 2006 dan K13, menyebutkan bahwa satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan K13 sejak semester pertama tahun 2014/2015 kembali melaksanakan kurikulum 2006 mulai semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melaksanakan K13.
“Dalam kaitan dengan itu, maka satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang belum melaksanakan kurikulum 2013 mendapat pelatihan dan pendampingan yang bertujuan meningkatkan kompetensi dan penyiapan pelaksanaan kurikulum 2013. dan satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakan kurikulum tahun 2006 paling lama sampai dengan tahun pelajaran 2019/2020, diamana hal ini menjadi titik perhatian Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Katholik dalam memberikan penguatan bimbingan teknis terhadap guru pendidikan agama katholik, sehingga proses perubahan metode pembelajaran dan penilaian dengan prinsip kurikulum berbasis kompetensi, serta perubahan serta perubahan sikap dan perilaku guru berjalan sebagaimana mestinya,” ungkapnya.
Untuk itu, maka kegiatan pertemuan bimbingan teknis K13 bagi guru PAK tingkat dasar dan menengah provinsi Maluku dan Malut tersebut dilaksanakan dengan tujuan yakni meningkatkan penguasaan serta pemahaman yang mendalam berkaitan dengan K13 (pemahaman mengenai filosofi K13, perubahan dalam metode pembelajaran dan penilaian dengan prinsip kurikulum berbasis kompetensi, serta perubahan sikap dan perilaku guru dalam mengajar).
Selain itu, meningkatkan kompetensi dan penyiapan pelaksanaan K13 hingga pelaksanaan secara serempak pada tahun pelajaran 2019/2020 serta menyegarkan serta memurnikan kembali motivasi pelaksanaan tugas guru pendidikan agama khatolik.
Kegiatan tersebut melibatkan 55 guru PAK tingkat dasar dan menengah se Propinsi Maluku dan Malut berdasarkan Keputusan Dirjen Bimas Katolik Kementrian Agama RI No 58 tahun 2015 tanggal 30 april 2015 tentang pertemuan bimbingan teknis kurikulum PAK 2013 bagi PAK tingkat dasar dan menengah propinsi Maluku dan Malut semenjak 15 s/d 19 Mei 2015.
Disebutkan bahwa sejumlah materi yang akan disajikan kepada peserta adalah kebijakan pemerintah dan kebijakan teknis di bidang pendidikan, hal-hal berkaitan tugas dan profesionalitas guru PAK serta model pembelajaran dan prinsip penilaian berdasarkan K13.
Selain itu, hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana mengefektifkan power point dalam pembelajaran/ stimulasi pembelajaran yang dibiayai oleh DIPA/RKA-KL Ditjen Bimas Katolik Kemenag RI TA 2015.
Sementara itu dalam sambutan tertulis Dirjen Bimas Katolik – Drs. Eusabius Binsasi yang dibacakan Direktur Pendidikan Katolik – Fransiskus Endang, SH., MH menyebutkan bahwa ada tiga konsep K13 yang perlu dipahami yakni kurikulum sebagai substansi yaitu konsep yang tidak jauh berbeda dengan konsep kurikulum sebelumnya, tetapi lebih bertumpu kepada kualitas guru sebagai implementator di lapangan.
Selain itu, kurikulum sebagai sistem yakni wacana pergantian kurikulum dalam sistem pendidikan merupakan hal yang wajar mengingat perkembangan alam manusia terus mengalami perubahan. Serta kurikulum sebagai bidang studi yakni bidang kajian para ahli tentang pengembangan maupun sistem kurikulum.
Menurutnya, jika dianalisa dari berbagai aspek tentu sudah sewajarnya pro dan kontra terjadi pada setiap perubahan kurikulum, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun sebagus apapun kurikulum jika tidak di dukung dengan semua sarana pendukung maka tentu tidak akan tercapai sebagaimana yang diharapkan.
Di tengah gencarnya penerapan K13, dengan berbagai dinamika di lapangan, guru pada umumnya salah kaprah.
Berbagai problem muncul antara lain banyak dikeluhkan kurangnya perlatihan bimtek kurikulum PAK, belum tersedianya buku PAK, konsep pendekatan scientific belum di pahami secara baik, teknik penilaian auntentik belum dikuasai secara memadai, tugas menganalisa belum sepenuhnya dikerjakan, serta beban belajar terlalu berat.
Sadar atau tidak, K13 ini, banyak perubahan penting, termasuk kurikulum PAK antara lain tuntutan kreativitas dan inovatif adanya penilaian semua aspek, munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pengerti yang di integrasikan ke dalam program studi, adanya kompetensi sesuai tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, kompetensi yang menggambarkan domain (sikap, ketrampilan, dan pengetahuan).
Dan hal yang tidak kalah penting dalam kurikulum ini adalah sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial, dengan sifat pembelajaran yang sangat kontekstual.
Disamping itu, kepemimpinan yang baik dari guru sangat dibutuhkan untuk membantu siswa dan sekolah berkembang dan berprestasi. Namun fakta bahwa masih banyak guru yang belum menyadari pentingnya keteladanan pendidik sebagai pendorong perubahan.
Ada fakta lain, bahwa dalam pelatihan kepemimpinan transformasional terungkap betapa para guru masih membutuhkan motivasi untuk menjadi guru yang lebih baik. Para guru belum menjadi teladan baik bagi siswa, bahkan untuk hal-hal sederhana yang sebenarnya penting untuk kemajuan pembelajaran di sekolah.
“Kondisi perubahan yang demikian, guru PAK, ditantang sekaligus dituntut mengantisipsi dengan berbagai langka strategis agar proses pembelajaran terlaksana sesuai yang di harapkan. Kita juga tidak perlu lengah dengan perubahan dan problematikanya, tetapi jadikanlah perubahan ini suatu ujian bagi guru PAK di tengah masyarakat Katolik yang di layani,” harapnya.
Dikatakan, seiring perjalanan bangsa, guru PAK terus mencermati berbagai fenomena dalam dunia
pendidikan. Setiap perubahan tentu melahirkan tentang sekaligus peluang untuk maju. Pengalaman bangsa kita tentu mengajarkan bahwa mengakomodasi nilai-nilai baru dan meninggalkan nilai-nilai lama yang usang di makan zaman, tentu tidak mudah. Namun, selalu ada harapan dan optimisme untuk selalu maju ke depan menuju kondisi bangsa yang lebih baik dan maju.
Kepada para peserta, dirinya menyarankan agar mengikuti kegiatan tersebut dengan sungguh-sungguh, memahami secara optimal kurikulum tersebut dengan berbagai instrument penilaian untuk kemudian ditularkan ke sejumlah kalangan di kala kurikulum itu diimplementasikan.
Selain itu peserta diharapkan untuk memanfaatkan momentum Bimtek tersebut untuk menimba wawasan dalam gerak langkah prestasi kerja mereka sebagai guru pendidikan agama katolik.
(dp-18)