as

PAPUA

Upacara Peringatan Hardiknas Digelar Di kota Jayapura

59
×

Upacara Peringatan Hardiknas Digelar Di kota Jayapura

Sebarkan artikel ini

Jayapura,Dharapos.com
Pemerintah kota Jayapura menggelar upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)  tahun 2015 yang di laksanakan pada Sabtu (2/5) di lapangan upacara Pemerintah kota.

Walkot Hardiknas 15 Gab
Upacara Hardiknas-pemberian pernghargaan

Hadir pada upacara tersebut,Walikota Jayapura DR. Benhur Tommi Mano, MM, Ketua Pusat PGRI DR. H. Sulistio, Kapolres Jayapura kota AKBP. Jeremias Rontini, Sekretaris Kota RD. Siahaya, Ketua PGRI kota, DR. Robert J. Betaubun. SPd, M.Pd, para Asisten, Staf Ahli, kepala Badan, Biro di lingkup Pemkot, dan Ketua Dharma Wanita kota.

Selain itu turut hadir, Ketua klasis kota Jayapura, para kepala sekolah, dewan guru dari semua jenjang, serta para peserta upacara.

Sambutan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI, Anies Baswedan yang dibacakan ketua pusat PGRI, DR. H. Sulistio mengatakan republik tercinta ini digagas oleh anak-anak muda terdidik dan tercerahkan. Karena pendidikan telah membukakan mata dan kesadaran mereka untuk membangun sebuah negeri Bhinneka yang modern.

“Sebuah negara yang berakarkan adat dan budaya bangsa nusantara,beralaskan semangat gotong royong, tapi tetap mengedepankan dan menumbuhkembangkan prinsip kesejajaran dan kesatuan sebagai sebuah negara modern,” ungkap Menteri.

Dikatakannya, pendidikan telah membukakan pintu wawasan, menyalahkan cahaya pengetahuan, dan menguatkan pilar ketahanan moral. Persinggungan dengan pendidikanlah yang telah memungkinkan para perintis kemerdekaan untuk memiliki gagasan besar yang melampaui zamannya. Gagasan dan perjuangan yang membuat Indonesia dijadikan sebagai rujukan oleh bangsa-bangsa di Asia dan di Afrika.

Dunia terpesona pada Indonesia, bukan saja karena keindahan alamnya, atau keramahan penduduknya, atau keagungan budayanya, tetapi juga karena deretan orang-orang terdidiknya yang berani mengusung ide-ide terobosan dengan ditopang pilar moral dan intelektual.

Lebih lanjut jelas Menteri, aset terbesar Indonesia bukan tambang, bukan gas, bukan minyak, bukan hutan ataupun segala macam hasil bumi; aset terbesar bangsa ini adalah manusia Indonesia.

“Sehingga tanggung jawab kita sekarang adalah mengembangkan kualitas manusia Indonesia. Manusia yang terdidik dan tercerahkan adalah kunci kemajuan bangsa. Kini kita sudah 70 tahun merdeka. Kemerdekaan itu bukan hanya untuk menggulung kolonialisme, melainkan juga untuk menggelar kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jangan sampai kita hanya tahu tentang kekayaan alam tetapi tidak tahu kualitas manusia di negeri kita. Kita harus berkonsentrasi pada peningkatan dan pengembangan kualitas manusia. Kita tidak boleh mengikuti jalan berpikir kaum kolonial yang terfokus hanya pada kekayaan alam tetapi melupakan soal kualitas manusia,” tegasnya.

Mari kita jawab, tahukah kita berapa jumlah sekolah, jumlah guru, jumlah siswa, jumlah perguruan tinggi di daerah kita? Tahukah kita berapa banyak anak-anak di wilayah kita yang terpaksa putus sekolah? Tahukah kita tentang kondisi guru-guru di sekolah yang mengajar anak-anak kita? Tahukah kita tentang tantangan yang dihadapi oleh kepala sekolah dan guru untuk memajukan sekolahnya? Ajaknya.

Lebih jauh lagi, berjuta jumlahnya putra-putri Indonesia yang kini telah berhasil meraih kesejahteraan.
Wajah masa depan kita berada di ruang-ruang kelas. Mengembangkan kualitas manusia Indonesia harus dikerjakan sebagai sebuah gerakan bersama. Semua harus ikut peduli, bahu membahu, saling sokong dan topang untuk memajukan kualitas manusia Indonesia lewat pendidikan.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini dengan mengambil tema: “Pendidikan sebagai Gerakan Pencerdasan dan Penumbuhan Generasi Berkarakter Pancasila ” akan tetapi, hal itu bukan berarti bahwa tanggung jawab membentuk masa depan itu hanya berada di pundak pendidik dan tenaga kependidikan di institusi pendidikan. Kata kunci dari tema tersebut adalah “Gerakan”.

Pendidikan harus dipandang sebagai ikhtiar kolektif seluruh bangsa. Karena itu pendidikan tidak bisa dipandang sebagai sebuah program Gerakan pencerdasan dan penumbuhan generasi berkarakter Pancasila adalah sebuah ikhtiar mengembalikan kesadaran tentang pentingnya karakter Pancasila dalam pendidikan kita.

Sudah digariskan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Itulah karakter Pancasila yang menjadi tujuan Pendidikan Nasional kita.

Usai melakukan upacara di barengi juga dengan pemberian penghargaan Satyalencana Karya Satya 30 tahun, 20 tahun dan 10 tahun, kepada perwakilan guru oleh Walikota sekaligus melepaskan siswa SMA berprestasi OSN tingkat Nasional.
 
(Harlet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *