PAPUA

Asisten I Buka Lokakarya Strategic Use of Art (SUFA)

16
×

Asisten I Buka Lokakarya Strategic Use of Art (SUFA)

Sebarkan artikel ini
Ass 1 Pemkot Jpr
Asisten 1 Saat Membuka
Kegiatan Lokakarya

Papua – Dharapos.com, 
Asisten I Setda Kota Jayapura, Drs. Binton Nainggolan, Kamis (2/10) secara resmi membuka kegiatan Lokakarya Akselerasi Terapi ARV sebagai pengobatan dan pencegahan (Strategic Use of ARV – SUFA) melalui LKB .

Kegiatan yang dilaksanakan di ruang rapat Victory, lantai  7  Grand Abe Hotel,  Jayapura ini akan berlangsung selama dua hari.

Untuk diketahui, Lokakarya SUFA merupakan program Dinas Kesehatan Kota Jayapura yang didukung oleh Clinton Healt Access Initiative (CHAI) Papua, Mitra Nasional dan Kementrian Kesehatan RI.

Walikota Jayapura dalam arahannya yang disampaikan Asisten I Setda Kota Jayapura menyatakan aktivitas kegiatan kemanusiaan yang sangat penting bagi masyarakat teristimewa kaum muda di Provinsi Papua khususnya Kota Jayapura dalam permasalahan HIV/AIDS bukan lagi terkonsentrasi pada resiko tinggi, bahkan telah diketahui bersama dimana permasalahan tersebut sudah masuk ke populasi umum.

“Apabila kita telah mengetahui banyak kaum muda yang telah terinfeksi di populasi umum maka sekarang ini apa yang harus segera dilakukan Pemerintah,” terangnya.

Bahkan Pemkot Jayapura, tambah Nainggolan, melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) sudah menggandeng lembaga-lembaga agama dan LSM dengan berbagai kegiatan berbasiskan kepada kearifan lokal, mendorong lembaga-lembaga tersebut untuk sama-sama bergandengan tangan melaksanakan kegiatan-kegiatan penanggulangan HIV/AIDS.

Kgiatan Lokakarya
Peserta Lokakarya

“Namun itu pun belum cukup karena permasalahan HIV/AIDS di Kota Jayapura sudah semakin kompleks, dan saling berkaitan,” tambahnya.

Sejak KPA dibentuk, lanjut Nainggolan,  sudah dua kali dilakukan revisi terkait kota Jayapura sebagai ibukota provinsi dimana semua representasinya sebagai kota rujukan se provinsi Papua.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, dr. Dolarina de Breving kepada wartawan usai acara pembukaan Lokakarya menyatakan kegiatan yang di laksanakan di kota Jayapura ini adalah untuk bagaimana melakukan strategi agar pemakaian ARV dapat bertahan.

“Karena Dinas Kesehatan kota sendiri banyak menemukan pasien ARV bahkan yang positif juga ada walaupun sudah di obati akan tetapi tidak bertahan,” lanjutnya.

Kadis mencontohkan seperti penyakit TBC walaupun sudah mengonsumsi obat selama 6 bulan akan tetapi masih saja mengalami kesulitan apalagi seumur hidup.

“Lokakarya tersebut adalah untuk melakukan langkah strategis dengan tidak melibatkan orang kesehatan saja, akan tetapi Rumah Sakit, Puskesmas bahkan ada juga masyarakat biasa sebagai kader.
Bahkan, ada yang berprofesi sebagai pendeta, guru yang semuanya terlibat mengikuti lokakarya ini,” jelasnya.

Dikatakan Kadis, ada 3 istilah yang dipakai sebagai kata kunci yaitu “TOP” yang artinya Temukan Pasien dan Pertahankan. Kendati demikian, diakuinya, masih ada saja kegagalan untuk mempertahankannya, walupun bisa ditemukan dan di obati tapi untuk mempertahankannya yang sangat sulit.

“Dinas Kesehatan dalam hal ini jika tetap berupaya sendiri tanpa melibatkan stack holder maka akan sangat sulit,” ujarnya.

Kadis juga menambahkan, untuk kota Jayapura telah dilakukan pencegahan seperti yang diatur dalam Permenkes No.21 Tahun 2014 bahkan juga ada Peraturan Walikota, dan semuanya telah diterapkan bahkan pihak kesehatan kota telah melakukan sidak ke bar – bar. (dp-25)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *