![]() |
Foto bersama seusai pembukaan Sidang Sinode GPM ke-38, Minggu (7/2/2021) |
Ambon, Dharapos.com – Sekjen Kemenag RI H. Nizar Ali
didampingi Gubernur Murad Ismail, resmi membuka Sidang Sinode Gereja Protestan
Maluku (GPM) ke-38, Minggu (7/2/2021) yang dipusatkan di Gedung Gereja
Maranatha, Ambon.
Turut hadir, Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI, Deputi I KSP
Feby Tetelepta, Wagub Maluku Barnabas Orno, Bupati Maluku Tenggara M. Thaher
Hanubun, Kakanwil Agama Provinsi Maluku, Ketua Umum PGI, Anggota DPD RI asal Maluku Michael Wattimena
dan tokoh agama.
“Saya percaya, sidang ini akan dapat melahirkan
keputusan- keputusan yang strategis untuk dijadikan pedoman di Provinsi Maluku,
khususnya warga GPM dan melahirkan ketua dan anggota Majelis Pelaksana Harian
Sinode GPM yang berkualitas serta berdedikasi tinggi dan tingkatkan organisasi
ini,” harap Sekjen.
Pada kesempatan itu, ia juga menekankan tentang pentingnya
pengimplementasian nilai-nilai kearifan lokal atau lokal wisdom dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Provinsi Maluku, sebut Nizar Ali, tidak hanya dikenal
sebagai provinsi kepulauan nan indah dengan hasil bumi yang melimpah, tapi juga
dikenal dengan toleransi beragama yang begitu tinggi, dimana masyarakatnya
hidup dengan rukun, damai, saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
“Masyarakat Maluku sebagai satu kesatuan geografis
suku, ras dan agama serta memiliki nilai kearifan lokal yang telah teruji,
tangguh dan terbukti dalam jelajah sosialnya, dalam mengatasi berbagai
problematika sosial,” urainya.
Kearifan lokal seperti pela gandong, ain ni ain, hidop orang
basudara, potong di kuku rasa di daging, ale rasa beta rasa, sagu salempeng
dipatah dua, yang diyakini sebagai perekat sosial dan kerap menjadi acuan dalam
menata hubungan dan kerukunan antar sesama umat beragama di Maluku.
Kendati demikian, kata Nizar Ali, masih banyak yang belum
menyadari sesungguhnya bahwa kearifan lokal dapat dijadikan komponen penting
terutama untuk mewujudkan kerukunan.
Padahal, kearifan lokal, tradisi dan adat istiadat sangat
efektif mendukung upaya menjaga kerukunan antar umat beragama.
Nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal seperti
keceriaan hati, penghormatan terhadap sesama, mengorbankan ego pribadi untuk
kepentingan bersama serta keterbukaan pada dialog bermusyawarah merupakan nilai-nilai dasar yang bisa menguatkan tali-tali
persaudaraan antar sesama manusia.
Untuk itu, dIrinya berharap, masyarakat Maluku terus
melestarikan kearifan lokal sebagai upaya membina kerukunan antar umat
beragama, sehingga Provinsi Maluku bisa
menjadi satu contoh toleransi bagi provinsi-provinsi lainnya di Indonesia.
Sementara itu, Gubernur Murad Ismail dalam sambutannya
mengatakan, selama ini GPM telah berkontribusi besar melayani masyarakat lewat
berbagai program pembinaan moral spiritual, perkuatan lembaga keluarga, perlindungan
perempuan dan anak serta hak asasi manusia, mendorong pengembangan sumber daya
manusia, pemberdayaan ekonomi umat dan pelestarian lingkungan hidup.
GPM bukan saja berkiprah di Provinsi Maluku dan Maluku
Utara, tetapi juga pada tingkat nasional, melalui keterlibatan pada persekutuan
gereja-gereja di Indonesia, bahkan di tingkat global.
“Karena itu, saya menaruh harapan besar, GPM akan terus
tumbuh menjadi gereja di hati bangsa, yang bersama-sama dengan semua agama,
membangun ketahanan nasional, merajut toleransi, dan membina perdamaian, serta
mewujudkan kemaslahatan bersama.
GPM, harap Gubernur, harus mampu mengembangkan
program-program pelayanan, yang lebih peka terhadap realitas masyarakat. GPM
juga harus mampu bekerja sama dengan pemerintah untuk mendorong masyarakat,
agar lebih inovatif, kreatif dan mampu berkompetisi di berbagai sektor.
Dikatakan, selama lima tahun kepengurusan, Pimpinan Sinode
GPM, telah berjalan bersama dengan
Pemerintah Provinsi Maluku, juga dengan agama-agama, serta seluruh komponen
masyarakat dalam rangka mengusahakan kesejahteraan dan kehidupan yang lebih
baik.
“Saudara-saudara telah mengimplementasikan dengan baik, visi
bersama untuk menjadikan GPM sebagai “gereja orang basudara” lewat karya dan
pelayanan kepada masyarakat, di wilayah Maluku dan Maluku Utara,” ujarnya.
Untuk itu, atas nama pemerintah dan masyarakat Maluku,
mantan Dankor Brimob Polri ini menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang
tulus kepada GPM, kepada para pendeta, serta perangkat pelayanan, yang telah
mengabdi dan melayani dengan sepenuh hati di berbagai pulau dan pelosok, bahkan
daerah kategori terpencil dan terisolasi.
“Saya berharap, tema persidangan kali ini yaitu :
“Beritakanlah Tahun Rahmat Tuhan Telah Datang dan Kerjakanlah Keselamatanmu”
akan menjadi sumber inspirasi, dalam pelayanan oleh para peserta, dan juga bagi
para pendeta, perangkat pelayanan, dan seluruh warga GPM,” harap Gubernr.
Tak lupa, Gubernur juga menyampaikan ucapan terima kasih dan
apresiasi kepada Majelis Pekerja Harian Sinode GPM periode 2016-2021 dan
jajaranya, yang telah membangun
kemitraan dan kerjasama, dengan pemerintah daerah selama ini, serta kepada
seluruh warga jemaat GPM di Maluku dan Maluku Utara.
“Akhirnya atas nama pemerintah dan masyarakat Maluku,
kami ucapkan selamat bersidang. selamat merumuskan program-program pelayanan,
serta selamat memilih para pemimpin gereja untuk melayani GPM, dan melayani
kemanusiaan untuk periode lima tahun ke depan,” tandasnya.
(dp-19)