Kondisi cuaca di perairan Maluku yang sedang dilanda angin barat cukup mengganggu pergerakan sejumlah kapal perintis yang melayari sejumlah pulau di tenggara provinsi yang dijuluki seribu pulau tersebut.
![]() |
KM. Sabuk Nusantara |
Pasalnya, setiap datang musim angin barat ketinggian gelombang di hampir semua perairan di wilayah Maluku bisa mencapai ketinggian 4 – 5 meter disertai hujan dan angin kencang.
Salah satu kru kapal KM. Sabuk Nusantara 41, Bas Leo, kepada Dhara Pos, diatas KM. Sabuk Nusantara 41, Selasa (29/7), terkait kondisi laut di perairan MBD, mengaku cuaca untuk beberapa hari ke depan sangat tidak bersahabat.
“Angin dan ombak di wilayah sana cukup tinggi sehingga Kapal Sabuk Nusantara 41 ada kemungkinan tidak bersandar di dermaga dan hanya berlabuh di laut,” ungkapnya sembari menambahkan wilayah yang dimaksud yaitu di Pulau Moa.
Dikatakannya, kondisi seperti ini sering kali harus dilakukan karena sangat membahayakan kapal maupun penumpang sendiri baik yang akan turun maupun yang akan berangkat.
Pasalnya, pukulan ombak di dermaga cukup besar sehingga membuat terjadi benturan kapal yang kuat antara kapal dan dermaga saat kapal sedang merapat sehingga itu sangat berbahaya.
Untuk diketahui, KM. Sabuk Nusantara 41 telah berangkat dari Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon pada Selasa sore (29/7) dan menyinggahi sejumlah daerah di wilayah tenggara Provinsi Maluku di antaranya Saumlaki dan Larat di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Kisar dan Tiakur di Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya.
Pantauan media ini, jumlah penumpang yang menumpang di kapal tersebut cukup padat. Kepulangan tersebut diperkirakan berpapasan dengan berakhirnya masa libur sekolah. (ajr)