![]() |
Bupati Malra M. Thaher Hanubun saat membuka secara resmi Festival Ohoi Wab yang ditandai dengan pemukulan gong, Selasa (23/3/2021) |
Langgur, Dharapos.com – Festival Ohoi Wab 2021 resmi digelar,
Selasa (23/3/2021).
Direncanakan, ajang yang menampilkan budaya daerah ini seperti
tarian khas Kei, puisi, pameran budaya khas Kei dan acara lainnya akan
berlangsung selama 3 hari hingga 25 Maret 2021.
Juga dipamerkan cemilan khas Kei, kerajinan tangan seperti
nyiru, tas hp dan perkenalan alat musik dari batok kelapa serta bahan-bahan lainnya
yang sudah pernah dipentaskan ke luar negeri.
Bertempat di Pantai Ohoi Wab, Bupati Maluku Tenggara M. Thaher
Hanubun membuka secara resmi acara tersebut yang ditandai dengan pemukulan gong.
Diawali penjemputan Bupati dan rombongan dengan tarian adat
setempat.
Bupati yang didampingi Ibu Eva Eliya Hanubun dan pimpinan
SKPD serta Staf Ahli dan Asisten Sekda turun berbaur langsung menari bersama
masyarakat setempat.
Bupati dalam sambutannya, mengharapkan festival Ohoi Wab ini
dapat diselenggarakan dengan baik mengingat agenda tersebut kini masuk dalam
seleksi secara nasional bersama ratusan daerah lainnya di Indonesia.
Dirincikan, tiga iven besar asal Malra tersebut yakni
festival budaya di Wab, Festival Meti Kei dan festival Budaya Nen Dit Sakmas.
Ketiga iven budaya melalui seleksi tahap pertama bersama 400
ajang budaya lainnya dari seluruh Nusantara.
“Di seleksi pertama, tersisa 155 ajang budaya dan termasuk
didalamnya tiga iven dari Maluku Tenggara, Provinsi Maluku yang bersama event
lainya terakomodir dalam daftar festival di Indonesia,” rincinya.
Lanjut Bupati, fastivalOhoi Wab ini tidak saja terfokus pada
destinasi wisatanya tetapi lebih mengutamakan aspek kebutuhan wisatanya
terutama dengan kesehatan.
Selain itu juga, ada edukasi tentang kehidupan masyarakat setempat
karena karakter orang yang hidup di Bali sama dengan mereka yang yang hidup di
Kei.
Bupati kemudina mencontohkan salah satu karakter hidup di
Bali sama dengan Kei yaitu kebiasaan memulai sesuatu dengan mengangkat siri
pinang.
Bahkan di Bali terdapat satu nama kampung yang persis sama dengan
di Kei yakni Abean.
Hanya bedanya, Bali telah dipromosikan dari jaman dulu yang
dikenalkan oleh Belanda hingga kini dikenal sebagai pulau surga.
Bupati juga menyinggung soal kesiapan masyarakat dalam menerima
wisatawan yang datang melihat Maluku Tenggara.
Salah satunya, dengan selalu menjaga agar kehidupan didalam
kampung harus berbeda dengan menampilkan sopan santun sehingga mereka yang
datang berkunjung pun mau ikut melakukan budaya Kei.
“Saya berharap dalam satu dua tahun depan kondisi kembali
normal maka sudah harus dipikirkan untuk mendatangkan para wisatawan,” harapnya.
Bupati juga memintah kepada masyarakat Ohoi Wab yang ada di
wilayah itu maupun di luar daerah untuk memaksimalkan teknologi yang ada dalam
upaya melakukan promosi wisata lewat media sosial sehingga ajang budaya ini bisa
dikenal banyak orang.
“Jadi, selama tiga hari harus terus mempromosikan kegiatan
festival ini,” pungkasnya.
(dp-52)