![]() |
dr. Betty Zoebaidah |
Tual, Dharapos.com
Hingga memasuki April 2017, angka kasus Malaria di Kota Tual mengalami penurunan tajam.
Dimana sesuai data Annual Parasit Incidence (API) pada Dinas Kesehatan yaitu angka yang menunjukkan bagaimana kondisi malaria di sebuah daerah, Kota Tual telah mencapai API 0,01 mendekati angka 0.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tual, dr. Betty Zoebaidah, di Tual baru-baru ini.
“Dengan pencapaian ini, Kota Tual sudah masuk pada tahap eliminasi Malaria. Dan ini menjadi suatu kebanggaan yang luar biasa karena capaian yang bagus tadi,” bebernya.
Bahkan, dampak dari prestasi tersebut, beberapa waktu lalu Kota Tual diundang untuk sharing dengan kabupaten/kota yang berada di wilayah endemis malaria terkait langkah-langkah apa yang dilakukan sehingga bisa mencapai itu atau terjadi eliminasi malaria.
Kadis menuturkan, pihaknya langsung bergerak jika ditemukan adanya kasus yang terjadi atau yang langsung di laporkan ke pihaknya.
Kemudian tim diterjunkan untuk menelusurinya dengan melakukan penyelidikan epidemiologi oleh pihak Dinas bersama Puskesmas di mana kasus tersebut terjadi guna memastikan kasus malaria yang di laporkan.
“Kita telusuri pasien yang di laporkan dan kalau menginap di rumah sakit mana kita datangi atau tinggal dimana. Kemudian kita lakukan penyelidikan epidemiologi tadi dan itu dilakukan terus menerus,” urainya.
Untuk tahun 2017 ini, pihaknya mendapat laporan adanya 2 kasus pasien malaria yang ditemui pihaknya yang ternyata datang dari Papua dan dari luar daerah.
“Jadi tidak ada yang asli dari sini atau digigit di sini kemudian menjangkit ke banyak orang sehingga harus opname, itu sudah tidak ada lagi,” cetus Kadis.
Selain itu, masih berkaitan dengan eliminasi malaria, nantinya akan dilaksanakan kegiatan finalisasi yang akan didanai oleh UNICEF untuk tindak lanjut dari eliminasi ini sehingga benar-benar mencapai target pada angka 0.
Satu lagi, dalam rangka eliminasi malaria ini telah dibentuk Tim Gerakan Pemberantasan Malaria untuk Kota Tual atau Gebrak yang diketuai Kepala Bapeda setempat.
“Jadi dalam upaya ini, kita tidak bekerja sendiri tetapi melibatkan lintas sektor yang berkaitan erat yakni ketua Bapeda sebagai ketua tim Gebrak kemudian anggota lainnya juga dari kita. Dan nantinya akan dibuat master plan sebagai tindak lanjut dari langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya agar tidak terjadi lagi sakit malaria di Kota Tual,” tandasnya.
Langkah berikutnya, adalah terus menerus melakukan sosialisasi kepada masyarakat banyak dengan memanfaatkan mobil keliling guna mengingatkan mereka agar tetap melaksanakan kegiatan pembersihan lingkungan yang diikuti dengan memberikan Abate kepada masing-masing rumah.
“Dan melalui media ini juga saya mau menyampaikan kepada para pembaca di media Online kalau tidak ada Abate di rumah agar datangi dan minta di Puskesmas terdekat. Atau kalau tidak ada di Puskesmas terdekat bisa datang minta kepada kami, untuk secepatnya digunakan agar jentik nyamuknya mati dan tidak bisa
menularkan malaria ataupun DBD,” imbuh Kadis.
Yang harus terus-menerus dilakukan adalah 3M yaitu menguras, mengubur kemudian menutup.
“Kalau ada cawan-cawan terbuka di halaman harus di tutup atau dibalik. Kemudian juga sampah harus di kubur dan jangan di biarkan terbuka supaya tidak menjadi sarang nyamuk, bak mandi harus terus kuras,” imbuhnya lagi.
Meski demikian, ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak membiarkan nyamuk masuk ke rumah.
“Karena kalau kasus malaria kita bisa tekan, sebaliknya DBDnya yang malah naik lagi karena DBD itu senang tempat bersih. Artinya, kita bersihkan tempat sehingga nyamuk malarianya tidak datang ke situ, malah DBD nya yang datang karena dia senang tempat bersih,” beber Kadis.
Olehnya itu, Kadis kembali menghimbau kepada masyarakat bahwa yang harus dilakukan adalah bagaimana mengantisipasi agar jangan sampai nyamuk masuk ke dalam rumah.
“Pokoknya, nyamuk apapun jangan sampai masuk ke rumah,” tukasnya.
(dp-20)