Utama

Inilah Capaian Target SKK Migas – KKKS Hingga Semester I 2020

17
×

Inilah Capaian Target SKK Migas – KKKS Hingga Semester I 2020

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Migas2
Foto Ilustrasi

Jakarta, Dharapos.com – Kinerja lifting hulu migas semester
1 tahun 2020 masih mendapatkan tantangan yang berat dengan turunnya harga
minyak dunia dan wabah Covid-19.
Namun SKK Migas dan KKKS berkerja sama untuk dapat
mempertahankan kegiatan jangka pendek dan jangka panjang, untuk menunjang
capaian target produksi 1 juta barel di tahun 2030.
Susana Kurniasih, Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi
SKK Migas dalam rilisnya yang diterima Dharapos.com merincikankan, pada akhir
semester-1 2020 produksi migas mencapai 1.940 ribu barel setara minyak per hari
(MBOEPD), terdiri dari produksi minyak sebesar 720,2 ribu barel minyak per hari
(BOPD) dan produksi gas sebesar 6.830 juta standar kaki kubik per hari
(MMSCFD).
Adapun lifting migas mencapai 1.714 MBOEPD. Rinciannya,
lifting minyak sebesar 713,3 ribu BOPD, atau 94,5 persen dari target Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) original yang ditetapkan sebesar 755 ribu
BOPD. Sedangkan lifting (salur) gas sebesar 5.605 MMSCFD, atau 84 persen dari
target APBN Original sebesar 6.670 MMSCFD atau tercapai 84 persen.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto mengatakan, lifting minyak masih
dapat diupayakan mendekati target APBN original. Namun, target lifting gas
cenderung sulit dicapai.
Penurunan harga gas untuk industri yang efektif telah
diberlakukan agar dapat meningkatkan serapan gas, belum memberikan dampak
optimal. Penyebabnya adalah pandemi Covid-19 yang juga menyebabkan penurunan
kegiatan industri dan kelistrikan dan pada akhirnya menyebabkan penurunan
penyerapan gas oleh end user.
Akibat rantai kejadian tersebut, penerimaan negara sektor
hulu menurun secara berganda, baik disebabkan oleh pemotongan bagian negara
agar harga gas industri tertentu dan kelistrikan dapat dipatok US$ 6 per MMBTU,
maupun dari penurunan volume serapan gas.
“Dampak Covid-19 itu sangat nyata. Walaupun begitu, kami
bekerja sama dengan KKKS membuat terobosan-terobosan untuk mendukung capaian
target produksi 1 juta barel per hari di tahun 2030. Dengan demikian
Pengelolaan kegiatan hulu migas bisa tetap berjalan baik, dan gerak industri
dapat mendukung program jangka panjang,” kata Dwi saat jumpa pers di Jakarta, Jumat
(17/7/2020).
Beberapa langkah yang dilakukan SKK Migas adalah memberikan
insentif kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk dapat menunda
penyetoran Dana Abandonment and Site Restoration (ASR) di tahun 2020, dan
melakukan efisiensi, serta optimalisasi operasional dan pengaturan sumberdaya
di lapangan karena adanya pembatasan operasional dan mobilitas yang berdampak
pada  kegiatan operasional dan
penyelesaian proyek.
Kawal Percepatan Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi
SKK Migas dan KKKS juga berhasil tetap merealisasi kegiatan
seismic 2D sepanjang 30 ribu km dan ini merupakan yang terpanjang di Asia
Pasifik. 
Sampai Juni 2020, KKP Jambi Merang telah berhasil melakukan
perekaman sepanjang 27.736 km atau mencapai 92,5 persen. Perekaman selanjutnya
akan dilakukan Natuna.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menambah potensi
penemuan migas, tetapi semakin memperkuat kedaulatan Indonesia di daerah yang
kaya sumber daya alam dan berdekatan dengan wilayah konflik antar negara di
laut China Selatan.
Pemboran sumur eksplorasi juga terus dilakukan. Dwi
merincikan, sepanjang semester pertama tahun 2020 terdapat 3 (tiga) sumur
temuan, yaitu Sumur PB-1, Bronang dan Wolai.
SKK Migas bersama KKKS masih melakukan serangkaian test
untuk memastikan sumber daya dari ke 3 sumur tersebut, dan data sementara
diperoleh terdapat tambahan sumber daya sebesar 98 MMBOE dari ke 3 sumur
tersebut.
Sejumlah pemboran sumur Eksplorasi juga dilakukan di
beberapa wilayah. Salah satunya terdapat temuan baru, yaitu Sumur Akasia
Prima-1 (AKP-1) merupakan sumur eksplorasi PT. Pertamina EP yang berlokasi di
Jawa Barat.
Sumur AKP-1 memiliki target untuk membuktikan keberadaan
Hidrokarbon Minyak dan Gas dari Level Formasi JatiBarang, Formasi Lower
Cibulakan dan Formasi Upper Cibulakan, dengan Sumber Daya Pre-drill (P50)
sebesar 75 MMBO dan 10,3 BCFG.
Saat ini, sumur AKP-1 sedang melakukan Uji Kandungan Lapisan
(DST).
SKK Migas bersama Kontraktor KKS juga berhasil mempercepat
proses Plan Of Development (POD).
Kegiatan ini merupakan upaya untuk mempertahankan cadangan
migas secara berkelanjutan dengan target Reserve Replacement Ratio (RRR)
mencapai 100 persen setiap tahunnya.
Sampai akhir Juni 2020, capaian RRR sebesar 50 persen dari
penyelesaian 8 POD. Ditargetkan pada akhir tahun 2020 nanti terdapat 29 POD
yang disetujui, dan menghasilkan RRR sebesar 128 persen.
“Ini menandai keberhasilan SKK Migas mempertahankan capaian
RRR diatas 100 persen selama 3 tahun berturut-turut,” kata Deputi Perencanaan
SKK Migas, Jaffee A. Suardin.
SKK Migas terus berupaya mempercepat penyelesaian proyek.
Meskipun ada yang tertunda, tidak ada proyek hulu migas yang berhenti. 
Dari perencanaan proyek onstream 2020 sebanyak 12 proyek,
realisasi sampai akhir tahun akan berjumlah 14. Penambahan dapat dilakukan
karena terdapat proyek yang penyelesaiannya dapat dipercepat dari tahun 2021 ke
tahun 2020.
Transformasi SKK Migas
Capaian kinerja tinggi industri hulu migas nasional tidak
terlepas pelaksanaan transformasi SKK Migas yang dilakukan satuan tersebut
untuk mengawal capaian produksi 1 juta barel.
Pelayanan perizinan melalui one door service policy (ODSP)
yang dicanangkan Januari 2020, semakin berhasil menekan hari kerja pengurusan
perizinan, dari sebelumnya 14 hari menjadi rata-rata 3,4 hari.
SKK Migas terus melakukan perbaikan dengan target pengurusan
perizinan dapat dilakukan dalam waktu 3 hari.
Selain itu SKK Migas juga melakukan digitalisasi dalam
proses pengawasan. Selain untuk menjawab new normal pada pancemic Covid,
pengawasan digital ini dilakukan untuk meningkatkan pengawasan dan layanan
kepada KKKS, untuk mengawal kegiatan dengan hasil yang baik.
Pengembangan digitalisasi itu kini sudah dapat menggunakan
handphone.
“Dengan mobile IOC, personil SKK Migas mana pun dan kapan
pun dapat terhubung oleh kegiatan KKKS di lapangan, untuk memonitor kegiatan
produksi, drilling, vessel. Sistem ini akan semakin kami kembangkan, agar dapat
bekerja dengan lebih maksimal,” pungkas Julius.

(dp-18)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *