Politik dan Pemerintahan

Korban Meninggal DBD di Kabupaten Maluku Tenggara 5 Orang

47
×

Korban Meninggal DBD di Kabupaten Maluku Tenggara 5 Orang

Sebarkan artikel ini

Korban meninggal akibat wabah demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual bertambah menjadi lima orang, setelah menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur.
“Dari 26 pasien penderita DBD yang masuk RSUD sejak Senin (20/2) kemarin sampai saat ini, ada lima orang yang meninggal dunia dan seluruhnya masih anak-anak,” kata Direktur RSUD Karel Sasuitubun Langgur, dr. Danny Salim, Sabtu (25/2) kemarin.
Salim juga membantah tentang adanya rumor kalau korban meninggal akibat wabah DBD yang disebabkan gigitan nyamuk aides aegypti ini sudah mencapai 11 orang, satu diantaranya adalah orang dewasa.
Mayoritas pasien yang masuk sejak awal pekan ini masih berusia anak-anak ditambah satu pasien DBD berusia 17 tahun dan 29 tahun, tapi kondisi pasien dewasa ini sudah tertangani secara baik.
“Pasien yang sempat masuk rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia sampai saat ini hanya lima orang, tapi kalau ada penderita DBD yang meninggal di tempat lain karena tidak sempat masuk RSUD, kami tidak mengetahuinya secara pasti,” katanya.
Sejak ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) DBD di daerah tersebut, pemerintah daerah langsung melakukan rapat koordinasi dengan instansi terkait dan membentuk posko penanggulangan demam berdarah, kemudian mengambil sejumlah langkah strategis dan cepat untuk melakukan pencegahan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara, dr. M.K Notanubun mengatakan, posko penanggulangan DBD telah menyalurkan bubuk abate ke seluruh puskesmas untuk diteruskan kepada masyarakat serta melakukan pengasapan (fogging) di daerah-daerah endemik DBD.
Sementara itu, Wakil Bupati Maluku Tengggara, Yunus Serang yang ditemui media ini di Ambon mengatakan sejak Desember 2011 hingga Februari 2012 sudah tercatat 51 kasus penderita DBD. Pemkab Malra menetapkan status DBD sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).  
“Dari 51 kasus itu, lima orang telah meninggal dunia. Sementara 46 orang dalam kondisi kritis. 11 orang yang sudah dirawat di Rumah Sakit. Lainnya sudah sembuh” ungkap Yunus Serang
Dikatakan pula, pada pekan lalu, wabah MBD meningkat drastis dari 11 kasus naik menjadi 30 kasus. Dan karena stok obat di daerah sudah habis, maka Pemkab Malra sementara memesan obat-obatan, Pemkab juga menyediakan ruangan khusus di Rumah Sakit Umum bagi para penderita DBD.
“Ada tiga ruangan khusus yang disiapkan di RSU guna mengantisipasi menjangkitnya DBD ke warga lain,” ujarnya.
Kata dia, Dinas Kesehatan Provinsi Maluku telah menurunkan tim untuk melakukan investigasi, memberikan bantuan obat-obatan dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai penyakit DBD serta penyemprotan ke rumah-rumah warga.
Setelah Tim Dinkes Maluku kembali maka Pemerintah Kabupaten Malra, sambungnya, melakukan langkah tindak lanjut berupa penyuluhan, mengedarkan leaflet serta pemberitahuan kepada masyarakat melalui Radio Republik Indonesia (RRI).
Dia menambahkan bahwa pada Jumat pekan lalu, pihaknya mengerahkan semua komponen, baik warga, pegawai, BUMD sampai siswa dan guru untuk melakukan bhakti massal dalam rangka pembersihan lingkungan.(***Ant/RIZ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *