Daerah

Krisis Listrik, Warga Tual – Malra Ibarat Hidup di Masa Penjajahan

14
×

Krisis Listrik, Warga Tual – Malra Ibarat Hidup di Masa Penjajahan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi listrik padam

Tual, Dharapos.com
Warga masyarakat Kota Tual dam Kabupaten Maluku Tenggara kini mengibaratkan hidup mereka seperti pada masa penjajahan.

Kekecewaan tersebut terlontar lantaran hingga pertengahan 2016 ini kedua daerah tersebut dilanda krisis listrik berkepanjangan sejak dua tahun belakangan ini.

Sementara, pimpinan dan seluruh jajaran PT. PLN (Persero) Cabang Tual semakin terbukti tak memiliki kemapuan mengatasi kondisi di lapangan sehingga semakin menambah parahnya suplai aliran lsitrik di kedua daerah yang dikenal dengan tatanan adatnya.

Kepada Dhara Pos, Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Cabang Tual-Malra, Y. Setitit mengungkapkan kekesalannya terhadap kinerja yang ditunjukan PT. PLN  (Persero) Cabang Tual- Malra yang menurutnya sudah tidak memiliki rasa jiwa kemanusiaan.

Pasalnya, aksi pemadaman listrik ini bukan baru saja terjadi tetapi sudah berlangsung sejak 2014 hingga saat ini dan dinilai sudah sangat keterlaluan.

“Tiap kali kita demo, jawaban mereka cuma satu mesin lagi mengalami gangguan. Jadi dari 2014 – 2016 mesin gangguan terus, ini sangat lah tidak beralasan,” kesalnya.

Ia juga mempertanyakan keseriusan Pemerintah  dalam menyikapi persoalan ini. Setitit juga mempertanyakan sikap PT. PLN Tual  yang berjanji dalam dua hari  akan datang mesin baru, tetapi pemadaman tetap berlanjut .

“Lalu 3 buah mesin yang diusahakan oleh anggota DPR-RI Mercy  Barends serta Pemda Malra itu statusnya seperti apa, apakah baru wacana saja atau sudah ada disini,” sindirnya.

Aktivis yang dikenal bersuara keras ini juga mendesak pimpinan PT. PLN Wilayah Maluku-Maluku Utara untuk segera meminta pertanggungjawaban jajarannya  di PT PLN Tual -Malra  atas kondisi yang terjadi di daerah ini.

“Sangat tidak masuk akal mesin baru datang, besok rusak. Apa yang ini mesin lama yang direkayasa jadi mesin baru? Semua sama saja, tidak ada perubahan masih sama seperti jaman penjajahan Belanda, “ ketusnya.

Ia pun mengingatkan, tidak lama lagi saudara-saudara umat Muslim akan memasuki bulan suci Ramadhan sehingga dirinya berharap agar tidak terjadi lagi pemadaman  listrik di Kota Tual dan Kabuapten Malra.


(dp-20)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *