![]() |
Pemerhati Budaya Tanimbar, Ronard Alfret Fordatkosu, SE, MBA |
Saumlaki, Dharapos.com
Pemerhati Budaya Tanimbar, Ronard Alfret Fordatkosu, SE, MBA menilai keberangkatan rombongan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) ke negeri Belanda bakal berdampak positif bagi pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat di wilayah itu.
Keberangkatan tim Pemda bersama grup tarian Tanimbar dan tim Wali Kota Ambon yang melibatkan grup musik dari Taman Budaya Maluku ini dinilai merupakan sebuah perhelatan promosi budaya
Tanimbar sekaligus promosi pariwisata Kabupaten MTB di negeri Kincir Angin tersebut.
Fordatkosu menyatakan dalam sejarah promosinya, kali ini merupakan ajang promosi budaya Tanimbar yang ke-2 di negeri Belanda.
Dimana pertama kali dilakukan pada 1984 yakni saat itu tim penari Tnabar Ilaa dari Tanimbar pernah dipromosikan oleh Badan Pariwisata Daerah Tingkat I Propinsi Maluku yang dipimpin Drs. Salomon Joseph Oratmangun (mantan Bupati MTB pertama – red).
“Selaku budayawan tulen asli Tanimbar, yang telah mempromosikan Foruk dan budaya Tanimbar selama 22 tahun di 58 manca negara, saya sangat bangga dan menyambutnya dengan greatly and positively appreciation,” tuturnya.
Kendati demikian, Ronny (nama kecilnya – red) berharap agar setelah kunjungan tersebut mesti menghasilkan Turn Over or Returned of Capital Expenses atau pengembalian uang perjalanan.
Serta adanya multiplayer function dan multiplayer effect bagi orientasi perekonomian masyarakat, dalam rangka pengentasan kemiskinan di daerah berjuluk Duan-Lolat itu.
“Saya ungkapkan hal ini karena lagi trendi banget di zaman now, bahwa banyak Kepala Daerah yang beralasan promosi kebudayaan ke manca negara tetapi usai perjalanan itu, tak membawa dampak apapun bagi kemaslahatan rakyat yang tengah menjerit dalam kemiskinan,” bebernya.
Ronny mencontohkan perjalanan rombongan Pemkab MTB pada 2017 lalu ke Tokyo, Jepang dimana hingga kini belum berdampak signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat dan pengentasan kemiskinan di daerah.
“Berapa uang rakyat digunakan saat itu? Kemudian, tujuan pameran Tenun Ikat Tanimbar dalam acara di Tokyo, apa yang di follow up untuk kain tenun ikat itu sendiri? Ada nggak, orderan dari Jepang yang dikerjakan oleh para penenun di Tanimbar? Sudahkah uang tiket, akomodasi serta tunjangan perjalanan ke luar negeri itu ter-recovery oleh pembelian kain-kain Tenun Ikat yang di pamerkan di sana? Atau itu hanya show off yang pada gilirannya waste in time, waste in money atau menghamburkan uang, sementara rakyat dan penenun masih menjerit dalam iklim kesulitan seperti konsep dan harapan yang selalu diucapkan oleh Bupati MTB dalam program kerjanya,” tanyanya.
Ronny berharap agar sejumlah agenda penting Pemkab MTB dalam kunjungan ke Belanda seperti business meeting yang mungkin saja sudah di laksanakan oleh Consulate General RI di Jalan Den Haag bersama pemangku kepentingan Blok Masela seperti Shell dapat bermanfaat bagi perekonomian MTB ke depan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Pemkab MTB telah menghadiri undangan Konsulat Republik Indonesia di negeri Belanda pada tanggal 1 Juli 2018 dalam rangka ikut memperkenalkan potensi sumber daya yang ada di Tanimbar seperti budaya, pariwisata, pertanian, perikanan dan lain-lain termasuk Minyak dan Gas Bumi (Migas).
Rombongan Pemkab MTB yang diberangkatkan ke negeri Belanda berjumlah 28 orang yang terdiri dari tim promosi budaya, sejumlah pimpinan SKPD, pimpinan daerah dan pimpinan DPRD MTB.
Bupati MTB, Petrus Fatlolon menjelaskan bahwa sesuai agenda, pihaknya akan terlibat dalam pameran pada tanggal 1 Juli dan dilanjutkan dengan business meeting dengan Shell.
Menurut Fatlolon, ada banyak manfaat positif yang bisa diperoleh dari kunjungan Pemkab MTB di negeri Belanda, oleh karena masyarakat di negeri Kincir Angin itu memiliki hubungan emosional dengan masyarakat di Maluku.
Selain itu, ada peluang investasi yang terbuka di berbagai bidang, oleh karena salah satu pemegang saham dari blok Masela adalah Shell yang berkedudukan di Belanda.
Shell menurut Bupati, ingin memperkenalkan sumber daya lain yang ada di MTB sehingga bukan hanya migas tetapi ada juga potensi lain yang mau didayagunakan.
(dp-18)