Pendidikan

Mantan Ketua Sinode GPM akan Dikukuhkan sebagai Guru Besar UKIM

9
×

Mantan Ketua Sinode GPM akan Dikukuhkan sebagai Guru Besar UKIM

Sebarkan artikel ini

Jhon Ruhulessin Guru Besar UKIM dp
Mantan Ketua Sinode GPM 2 periode, Prof. Dr. Johny Ch Ruhulesin, M.Si


Ambon, Dharapos.com
Rektor Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM), Dr. Henky H. Hetharia,
M.Th
  pada ,Rabu 16 November mendatang
akan mengelar Rapat Senat terbuka dalam rangka pengukuhan Prof. Dr. Johny Ch
Ruhulesin, M.Si sebagai Guru Besar Ilmu Sosiologi dan Teologi Agama pada
almamater yang dipimpinnya.

Mantan Ketua
Sinode GPM 2 periode, Prof. Dr. Johny Ch Ruhulesin, M.Si yang temui membenarkan itu.

Menurutnya,
dirinya sangat bersyukur karena menerima mandat sebagai guru besar, karena ini
adalah amanah yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab untuk
pengembangan ilmu.

“Yang pertama,
tentu saja saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
menganugerahkan jabatan guru besar ini dan saya rasa, rasa syukur itu
mengisyaratkan tanggung jawab komitmen bagaimana kemudian tanggung jawab untuk
pengembangan ilmu,” kata Ruhulesin.

Jadi, lanjut
Ruhulesin ilmu yang diterapkan harus bermanfaat bagi kemanusiaan, dalam hal ini
bagi masyarakat Maluku, bagi Gereja, maupun bagi agama dan jabatan yang baru
yang diemban dalam bidang Sosiologi dan Theology Agama.

“ Saya
bersyukur menerima mandat oleh pemerintah seperti ini, karena ilmu itu harus
betul-betul bermanfaat bagi manusia, bagi masyarakat di Maluku, bagi Gereja,
bagi agama, dan bersyukur juga atas kepercayaan Pemerintah kepada saya untuk
pengabdian ini,” ucapnya.

Karena itu, Ruhulesin
memastikan dalam isi pidato ketika nantinya akan dikukuhkan tidak terlepas dari
etika publik sebagai nadi etika kebangsaan yang mempunyai makna peradaban etnik
suatu bangsa akan menentukan peradaban bangsa itu sendiri dan menjadikan
Pancasila sebagai etika bersama dalam membangun etika bangsa Indonesia.

“Untuk itu setelah
dikukuhkan, saya akan mengembangkan kerjasama antara UKIM dan universitas lain
di Maluku untuk mengembangkan disiplin agama dan kebangsaan dengan
berkonsentrasi pada etika kebangsaan,” tandasnya.

Termasuk
juga membangun ilmu pengetahuan basic or
riset
dengan semua instansi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang
berbasis riset. Sebab ilmu pengetahuan lokal di Maluku sangat kuat dan
kebenaran lokal itu harus dibangun dalam sebuah tatanan ilmu pengetahuan secara
global.

“Kita punya
local wisdom di Maluku Tenggara, Maluku Tengah, Seram juga Buru, itu harus kita
kembangkan menjadi kekayaan bersama. Bagaimana kebenaran-kebenaran itu kemudian
kita bangun menjadi sebuah sumber etik. Saya justru melihat kesitu etika public
berbasis kepada local widom kita dan Kalo itu kita kembangkan saya optimistic
perjumpaan agama-agama itu justru bagaimana mengembangkan ilmu, bagaiamana
mengembangkan etik dan moral Bersama itu harapan saya,” tutup Ruhulesin.

DKI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *