Saumlaki, Dharapos.com
Bupati Maluku Tenggara Barat (MTB), Petrus Fatlolon dalam kunjungan kerja perdananya ke kecamatan Selaru, Jumat (23/6) mengajak masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan di wilayah itu untuk menyambut dengan baik rencana Pemerintah pusat menempatkan pulau tersebut sebagai salah satu lokasi pembangunan fasilitas bagi beroperasinya perusahaan migas di Blok Masela.
“Saya mendapat sinyal positif bahwa nanti pembangunan LNG Blok Masela akan ditempatkan di wilayah kabupaten Maluku Tenggara Barat, dan tentunya pulau Selaru menjadi pilihan yang strategis,” ungkapnya di hadapan seluruh aparatur sipil negara (ASN), aparatur desa, tokoh adat dan agama se – Kecamatan Selaru di Adaut, ibu kota setempat.
Dikatakan, jika nantinya pembangunan fasilitas untuk Blok Masela dilaksanakan di Selaru maka sudah pasti kecamatan itu mendapat perhatian serius dari Pemerintah Pusat.
Hal itu dikarenakan Selaru menjadi sentral dalam rangka penempatan fasilitas-fasilitas produksi Blok Masela. Bahkan, pulau ini bakal menjadi ikon untuk kabupaten berjuluk Duan Lolat ini, khususnya di bidang migas.
Oleh karena itu, Pemkab berharap agar masyarakat Selaru membuka diri dan menjadi tuan rumah- yang santun, yang mampu memberikan pelayanan yang baik kepada para tamu dari luar serta tidak menghambat para tamu yang datang untuk kepentingan blok migas tersebut.
“Pemerintah daerah berharap masyarakat Selaru membuka diri supaya menerima tamu dari luar. Siapa pun yang nanti akan datang dan membangun, khususnya di bidang migas kita harus terima sehingga kita juga bisa meminta untuk diberikan porsi yang lebih untuk Selaru, khususnya dalam rangka penempatan-penempatan fasilitas-fasilitas produksi,” imbuhnya.
Pengusaha di bidang migas itu menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan akan adanya dampak negatif seperti yang dihembuskan oleh oknum-oknum tertentu bahwa kehadiran Blok Masela bakal membawa kerusakan lingkungan jika nantinya beroperasi.
![]() |
Bupati Petrus Fatlolon didampingi istri dan sejumlah pejabat instusi di Kabupaten MTB |
Masyarakat diminta untuk tidak termakan dengan isu sesat tersebut karena proses-proses di Blok Masela semenjak awal, telah melewati analisa-analisa, sehingga dipastikan tidak akan mengakibatkan kerusakan lingkungan.
“Pada tahapan produksi itu sudah hampir tidak ada lagi dampak negatif. Kalau kita prediksi, terjadi kerusakan lingkungan itu sebenarnya ada pada tahapan eksplorasi atau tahap pengeboran karena salah operasional maka bisa saja timbul gas beracun. Oleh karena itu masyarakat tidak usah khawatir, jangan sampai nanti ada yang menebar isu bahwa kalau nanti kita terima penempatan LNG Blok Masela disini maka akan ada perusakan lingkungan, tidak. Saya tegaskan bahwa tidak seperti itu,” tegasnya.
Bupati mencontohkan kejadian yang dialami warga Lapindo dimana lumpur timbul pada saat perusahaan pengeboran tersebut sedang dalam proses pengeboran.
Selain itu, pengelolaan dengan metode yang sama seperti di Blok Masela juga dilaksanakan di Darwin, Australia dimana sumber migasnya berada di laut dan saat produksi, migas dialiri ke darat untuk diproses dan disalurkan dan sepanjang perusahaan migas tersebut beroperasi, masyarakat di wilayah itu hingga kini tidak mengalami gangguan yang signifikan.
Penempatan pembangunan fasilitas Blok Masela di darat, menurut Bupati Fatlolon, saat ini menjadi rebutan bagi sejumlah kabupaten lain di Maluku maupun di provinsi lain seperti di Maluku Barat Daya, dan Kabupaten Kepulauan Aru di Maluku, serta Pemerintah Kupang di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Hal ini dikarenakan kehadiran Blok Masela sangat berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, seperti terciptanya peluang kerja dan peluang usaha.
“Oleh karena itu, saya sekali lagi menghimbau kepada masyarakat untuk mendukung rencana penempatan fasilitas produksi Blok Masela di Selaru,” pungkasnya.
(dp-18)
Atur yang baik demi kesejahteraan rakyat. Info terbaru 350 T sudah cair untuk pembangunan blok Masela…