as

Daerah

Masyarakat Wermaktian Desak Percepat Ketersediaan Sarana Penunjang

21
×

Masyarakat Wermaktian Desak Percepat Ketersediaan Sarana Penunjang

Sebarkan artikel ini
Demo kapal MTB2015
Aksi demo warga Wermaktian di depan kantor Bupati MTB

Saumlaki, Dharapos.com
Cuaca ekstrim yang terjadi pada awal tahun 2015 di wilayah Maluku Tenggara Barat mengakibatkan pelayanan transportasi laut sempat terhambat, bahkan kecelakaan di laut terjadi secara beruntun.

Dua kapal motor jenis kapal penumpang dan barang dengan konstruksi kayu yakni KM. Nur Anisa-02 dan KM. Ikhlas yang berangkat dari pelabuhan Saumlaki menuju Pulau Seira dan desa Makatian kecamatan Wermaktian pada Jumat (23/1) mengalami kecelakaan akibat cuaca buruk.

Data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika MTB menyebutkan jika KM. Nur Anisa-02 dengan pelabuhan tujuan pulau Seira yang membawa 104 penumpang dengan muatan semen, beras dan 10 unit sepeda motor dengan total muatan lebih dari 53 Ton tersebut akhirnya tenggelam akibat dihantam gelombang setinggi 2 meter dan mengakibat lambung kapal mengalami kebocoran.

Kapal mengalami kecelakaan laut dan tenggelam pada posisi 07°-59’-536”S / 131°-06’-146” T dari kota Saumlaki atau persis di selat Tdjasi.

Meskipun dalam peristiwa tersebut tidak menelan korban jiwa manusia, namun kapal beserta muatannya tenggelam dan terseret derasnya arus di selat itu.

Kondisi naas yang sama pula menimpa KM. Ikhlas dalam pelayarannya menuju desa Makatian dengan posisi kecelakaan laut pada posisi : 07°-56’-120”S / 131°-16’-646” T dari kota Saumlaki atau persis di depan Tanjung Weaturlely, desa Latdalam-kecamatan Tanimbar Selatan.

Dari kronologis kejadian yang diterima redaksi, kapal kayu milik Berty Luturmas itu saat melintasi selat Egron, cuaca semakin memburuk namun nakhoda tetap melanjutkan pelayaran. Saat mendekati tanjung Werturlely  kondisi ombak dan angin yang semakin kencang sehingga kapal tidak dapat dikendalikan.

Meskipun nakhoda telah mengambil keputusan untuk merapat ke arah bibir pantai namun karena ombak dan angin disertai derasnya arus sehingga kapal tersebut akhirnya tenggelam. Meski demikian 3 awak kapal beserta 3 orang penumpang berhasil menyelamatkan diri.

Pelaksana Tugas Kepala Dishubkominfo MTB, Drs. J. Huwae, M.Si mengatakan setelah memperoleh laporan kecelakaan dua kapal tersebut, Tim Pemerintah Daerah yang terdiri dari Dishubkominfo, BPBD, dan Dinas Sosial Tenaga Kerja langsung menuju lokasi guna melakukan evakuasi.

Evakuasi korban dua kapal tersebut berjalan lancar karena selain dibantu oleh warga setempat, lokasi tenggelamnya dua kapal tersebut masih berdekatan.

“Memang ada sedikit kendala dilapangan saat proses evakuasi dan itu disebabkan oleh kurang adanya koordinasi lintas sektor teristimewa instansi teknis” akuinya.

Dari lokasi evakuasi hingga desa Latdalam, menurut Huwae, masih terisolir dengan tidak terjangkaunya jaringan Telkomsel sehingga pihaknya memerintahkan kepala bidang Infokom untuk bergerak cepat melakukan usulan pembangunan menara selular di lapangan yang diharapkan sudah bisa dinikmati oleh masyarakat di wilayah tersebut  dalam waktu dekat.

Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Saumlaki, Jece Julita Piris, SE., M.Si terkait kecelakaan dua kapal tersebut menuturkan jika sebelumnya telah diberikan larangan berlayar oleh karena cuaca buruk dengan tinggi gelombang laut yang masih berkisar hingga lebih dari 2 meter di wilayah perairan MTB namun para penumpang beserta para awak kapal mendatangangi Kanpel dan berdemonstrasi menuntut agar segera dikeluarkannya izin berlayar.

Selain itu, para penumpang juga sempat merusak sejumlah aset milik kantor pelabuhan Saumlaki.

“Katong terpaksa kasih ijin berlayar pak. Musibah ini sesungguhnya untuk dong koreksi diri karena biasanya ada batasan dari Kanpel karena faktor cuaca buruk tapi dong datang demo dan duduk berjam-jam sampai ijin dikasi baru stop,” ungkapnya.

Nahkoda KM. Nur Anisa-02 ternyata melakukan penipuan yakni hanya melaporkan 83 penumpang yang hendak berlayar saat mengajukan permintaan ijin berlayar ke kantor UPP kelas II Saumlaki.

Hal ini baru diketahui saat proses evakuasi berlangsung dimana setelah dilakukan pendataan ulang, terdapat 104 penumpang.

Piris berharap agar kedepan, masyarakat lebih mengutamakan keselamatan saat berlayar dengan menaati seluruh larangan melaut jika hal itu dikeluarkan oleh pihak otoritas pelabuhan.

Tuntutan Warga
Tragedi seperti ini bukan tidak mungkin akan berulang kembali di waktu mendatang, karena sampai saat ini jalur transportasi laut adalah satu-satunya jalur transportasi yang rutin dilalui masyarakat
Wermaktian.

Memang bukan baru kali ini terlihat ada duka dan kecemasan masyarakat di sebelah barat kepulauan Tanimbar tersebut.

Masyarakat dipastikan akan terus bertarung nyawa menyeberangi ombak ganas tanjung Tdjasi walaupun penuh dengan resiko oleh karena jalur transportasi darat trans Ilngei-Batuputih yang diharapkan akan mempermudah akses dari dan ke Wermaktian sekaligus diimpikan menjadi urat nadi perekonomian ternyata sampai saat ini belum dapat memenuhi harapan masyarakat, padahal telah bertahun-tahun lamanya jalan tersebut dikerjakan.

Kondisi ini mendesak puluhan masyarakat kecamatan Wermaktian yang tergabung dalam Ikatan Lima Satu Seira (IKLAS) untuk melakukan demonstrasi di depan gedung DPRD dan kantor Bupati MTB, beberapa waktu lalu.

Para demonstran dibawah pimpinan Frets Watutamata ini datang meminta pimpinan DPRD guna bertemu langsung dalam rapat terbatas untuk menyampaikan aspirasi mereka. Kondisi itu pula dilakukan di depan kantor Bupati Maluku Tenggara Barat. 

“Tenggelamnya KM. Nur Anisa tujuan Seira dan kapal kayu Makatian, ternyata mengulang tragedi yang pernah terjadi di tahun 2011 yaitu tenggelamnya KM. Hacu Indah Pratama. Tragedi seperti ini bukan tidak mungkin akan berulang kembali pada waktu mendatang, karena sampai saat ini kami masyarakat hanya bisa menempuh jalur laut sementara pekerjaan jalan darat belum tuntas” ujar salah satu orator saat berdemonstrasi.

Para demonstran dalam orasinya mendesak Pemda dan DPRD MTB untuk mempercepat penyelesaian jalan Trans Ilngei-Batuputih termasuk percabangan Marantutul dan Wermatang dalam tenggang waktu dua bulan agar dapat dilalui kendaraan baik roda dua maupun jenis kendaraan roda empat pada saat musim penghujan, serta memfasilitasi tersedianya transportasi laut yang memadai termasuk memaksimalkan pelayaran KM. Feri Egron sehingga tidak tersendat-sendat dan tetap rutin melayani rute seperti biasanya.

Pendemo juga mendesak Pemda MTB untuk menuntaskan rencana pembangunan dermaga penyeberangan di desa Batu Putih yang kini telah disetujui pemerintah pusat.

Selain itu, Pemda MTB didesak untuk segera menuntaskan jalan Trans Seira Ngurangar dengan tetap melakukan pengawasan lebih ketat kepada pihak ketiga sehingga pekerjaan tersebut tidak terkesan asal-asalan dan amburadul.

Kepada para korban tenggelamnya dua kapal tersebut, mereka mendesak agar proses penanggulangannya segera dituntaskan oleh Pemda.

Sementara itu dari keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber jika Pemkab MTB merespons positif tuntutan warga tersebut.

Bupati MTB Drs. Bitsael Z. Temmar dilaporkan telah berjanji kepada para delegator untuk secepatnya menindaklanjuti tuntutan warga tersebut ke Pemerintah Provinsi Maluku oleh karena pekerjaan pembangunan jalan tran Ilngei-Batu putih telah ditetapkan dalam program pembangunan Pemda Maluku semenjak Gubernur Maluku Karel Alberth Ralahalu.

Terkait penanganan korban, Bupati Temmar mengaku telah memerintahkan dinas terknis seperti BPBD, Dishubkominfo, Badan Ketahanan Pangan guna memulangkan para korban ke kampung halaman pada hari Selasa (27/1) dengan menggunakan kapal perintis KM. Sabuk Nusantara 31.

(mon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *