Berita Pilihan Redaksi

MTB alami krisis pangan beras

27
×

MTB alami krisis pangan beras

Sebarkan artikel ini
Sekda Rangkoratat5
Sekda MTB, Piterson Rangkoratat

Saumlaki, Dharapos.com 
Sejumlah wilayah di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) sepekan terakhir mengalami krisis pangan beras.

Beberapa pemilik toko di Kota Saumlaki, sebagai pusat perdagangan di kabupaten itu saat dikunjungi mengakui jika terjadi kekosongan stok beras di gudang mereka karena tidak tersedianya beras di gudang milik distributor.

“Kami punya stok sudah habis, dan kalau yang ada lima karung itu sudah dibeli orang. Nah, kalau di Saumlaki saja sudah habis terjual, bagaimana lagi dengan kondisi yang ada di desa-desa se kabupaten ini,” beber pemilik toko Berkat di Saumlaki.

Begitu pula beberapa pemilik toko di Pasar Omele, Desa Sifnana di Kecamatan Tanimbar Selatan saat ditemui mengakui hal yang sama.

Tak ingin namanya diberitakan, para pemilik toko menyatakan bahwa kelangkaan ini telah terjadi semenjak akhir pekan kemarin dan mereka menduga kalau kondisi ini akan terus dialami hingga sebulan mendatang.

“Saya sudah tanya distributor beras di Saumlaki, katanya di Surabaya itu harga beras masih tinggi sehingga mereka belum bisa beli. Ini bertalian dengan hitungan untung dan rugi saat dijual di sini nanti,” katanya.

Devota (36) warga desa Alusi Krawain, kecamatan Kormomolin menyatakan bahwa sejumlah pedagang di desanya saat ini tidak ada lagi yang menjual beras karena belum ada pasokan yang masuk di wilayah itu.

Sekretaris Daerah kabupaten MTB, Piterson Rangkoratat saat ditemui mengakui bahwa kondisi tersebut telah terjadi beberapa hari terakhir.

Hal ini dibuktikan dengan data hasil operasi pasar soal kondisi eksisting pada distributor hingga pengecer.

“Sesuai laporan Kepala Dinas Perindag kepada saya, saat ini tinggal 1 ton lebih beras yang tersedia di gudang distributor, sementara di pengencer itu sedang dalam proses pendataan,” ungkapnya di Saumlaki, Kamis (8/3).

Pemilik Toko Sinar Mas, salah satu distributor di Saumlaki menurut Sekda Piterson, telah melaporkan kepada Pemkab MTB bahwa beras yang dipasok dari Surabaya itu baru akan tiba di Saumlaki sepuluh hari mendatang.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemkab telah melakukan rapat dengar pendapat dengan para distributor dan pengusaha di Kota Saumlaki, dan seterusnya bersama dengan DPRD setempat mencari solusi penanganannya.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk mengantisipasi kondisi saat ini. Selain itu saya sudah perintahkan Asisten satu untuk mengecek Camat Tanimbar Utara agar jika ada kelebihan beras di sana maka sebagian diarahkan ke Saumlaki untuk mengantisipasi kelangkaan hingga beberapa hari mendatang,” cetusnya.

Kelangkaan beras ini mengakibatkan terjadi lonjakan harga dimana per karung beras mencapai kisaran Rp50.000,-

Selanjutnya, Pemkab akan melakukan penjualan beras murah kepada masyarakat di kota Saumlaki di hari Jumat ( 9/3) pada pukul 13:00 WIT hingga selesai yang bertempat di taman kota, jalan Ir. Soekarno.

“Setiap kepala keluarga diberikan jatah 1 karung beras 15 kg seharga Rp. 150.000 dengan syarat harus menunjukkan kartu keluarga asli saat membeli beras. Beras tersebut diambil dari stok  pada Dinas Ketahanan Pangan MTB,” kata Blendi Souhoka, Kepala Bagian Humas Setda MTB usai menghadiri rapat internal Pemkab.

Ia menambahkan bahwa sesuai rencana, akan ada distribusi beras dari Bulog Tual ke Saumlaki dengan menggunakan KM. Feri dalam beberapa hari mendatang.


(dp-18)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *