Papua, Dharapos.com
Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura, Ir. Semuel Siriwa mengatakan saat ini di Provinsi Papua memang tidak mengenal musim, kecuali Kabupaten Merauke mempunyai musim kemarau dan hujan yang jelas mengikuti musim Pulau Jawa.
![]() |
Ir. Semuel Siriwa |
Akibatnya, ungkap dia, musim penghujan di tahun 2015 ini yang terlambat menyebabkan para petani padi di Kabupaten Merauke, terlambat menanam padi
“Di Merauke ini kita terlambat tanam padi, seharusnya pada bulan November tahun 2014 kemarin kita sudah tanam. Tetapi hujannya terlambat sehingga Januari 2015 baru mulai tanam,” ungkap Siriwa kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (12/2) kemarin siang.
Dijelaskannya, para petani baru menanam padi 500 hektar padi padahal target dari Distan dan Holtikultura Papua harus menanam 24.000 hektar di musim tanam pada bulan Januari- Februari 2015.
Saat ini, kata Siriwa di Kabupaten Merauke tidak ada bendungan maupun irigasi, yang ada hanya rawa-rawa. Walaupun ada long storitnya namun airnya sudah tidak ada.
“Jadi kalau musim sangat jelas. Kita untuk Papua sebenarnya sudah sangat jelas sekali. Merauke sudah pasti tanaman pangan dan holtikultura kita dorong di padi,”jelasnya.
Dikatakannya, saat ini Kabupaten Merauke beras sudah swasembada. Kemudian produksi padi untuk Papua 84 persen dari Merauke, sedangkan sisanya 16 persen ada di kabupaten lain seperti di Nabire, Jayapura dan Koya kemudian di Timika, Waropen serta beberapa kabupaten lainnya.
“Produksi padi di Merauke ini sudah swasembada, bahkan sudah melebihi, sehingga dipasok ke wilayah kabupaten di Selatan Papua. Bahkan beberapa kontainer yang dibawa pulang kembali ke Pulau Jawa sudah ada yang mengirim beras dari Merauke,” tuturnya.
Soal Tugas Babinsa dan Penyuluh Pertanian
Di kesempatan yang sama, ketika disinggung soal tumpang tindih tugas Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan penyuluh pertanian, Siriwa menegaskan tidak akan ada tumpang tindih tugas keduanya sebagai penyuluh pertanian untuk swasembada pangan seperti padi, kedele dan jagung, yang telah dicanangkan oleh Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad).
“Untuk Papua, kita sudah bagi tugas, apa yang menjadi tugas Babinsa, tugas penyuluh bahkan nanti ada tugas mahasiswa pertanian yang akan ikut membantu,” jelasnya menjawab pertanyaan media ini.
Dijelaskannya nantinya Kementan juga akan mengambil mahasiswa pertanian dari Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian di Manokwari. Untuk Papua dan Papua Barat mahasiswa dari Manokwari. Sekarang tinggal menunggu dimana petani-petani di kabupaten Papua yang nantinya mengupayakan kegiatan budidaya padi, jagung dan kedele.
“Jadi tidak akan tumpang tindih, sebab Babinsa itu sifatnya membantu menggerakkan. Kalau penyuluh kan melaksanakan langsung pendampingan. Dia langsung melaksanakan pedampingan kepada petani atau semua kegiatan dari hulu sampai hilir dilakukan oleh petani. Sementara untuk babinsa hanya melihat ada kekurangan untuk memberikan motivator,” jelasnya.
Seraya memberikan contoh jika ada petani yang akan menanam serempak. Tetapi masih ada petani yang belum siap, bagaimana Babinsa mendorong supaya petani menanam serempak.
Kedua, kalau ada persoalan distribusi pupuk. Kalau tanam, baru agen pupuk belum menyiapkan, Babinsa yang akan pergi ke agen pupuk melakukan koordinasi untuk segera menyiapkan pupuk.
“Jadi Babinsa itu sifatnya membantu, menggerakkan, motivasi atau suport. Jadi dia tidak akan tumpang tindih, Babinsa akan memback up penyuluh. Termasuk membantu penyuluh dalam melaksanakan tugasnya, sifatnya membantu. Sebab sudah habis dibagi dan sejahtera nasional, perintahnya sama,” terangnya.
Diharapkan nantinya kalau menemui kesulitan, tugas Babinsa akan melaporkan kondisi real. Sebab tidak hanya program-programnya yang dibiayai oleh pemerintah dalam rangka ketahanan pangan Tetapi juga kegiatan secara swadaya masyarakat.
Dijelaskan Siriwa saat ini kondisi di Papua berjalan baik dan kerjasama dengan TNI pun berjalan dengan baik.
Hal ini ditandai pada minggu lalu, tepatnya 2 Februari lalu, Distan dan Holtikultura Papua melakukan rapat koordinasi di Kodam VII/Cenderawasih dihadiri juga Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi. Sedangkan Papua diwakili oleh Asisten III Bidang Umum Rosina Upessy.
Selain itu juga dihadiri Kadistan Provinsi Papua dan Papua Barat bersama para Kadistan kabupaten/kota Papua dan Papua Barat. Rakor juga dihadiri para Dandrem serta Dandim.
“Mudah-mudahan tidak ada kendala. Kita Papua bisa berjalan dengan baik. Tetapi intinya, selain kita mendorong padi, jagung dan kedele. Dalam pertemuan itu juga saya suarakan bahwa kita harus tetap mendorong pangan lokal. Sebab, kita untuk daerah pedalaman kita masih mengandalkan umbi-umbian. Tanpa kita mendorong pangan lokal kita akan susah. Sebab pemerintah akan kewalahan menyediakan beras dalam jumlah banyak kalau kita tidak mendorong pangan lokal,” tuturnya.
Seperti diketahui, kerjasama antara Kementan RI dengan TNI dalam rangka swasembada pangan khususnya padi, kedale dan jagung.
Dijelaskannya program peningkatan ketahanan pangan di Papua sudah dilakukan, di Jayapura, Kabupaten Merauke, Waropen, Mimika dan Kabupaten Nabire sejak bulan Januari lalu. Bahkan pencanangan penanaman perdana khususnya Padi telah dilakukan di Merauke.
(Piet)