![]() |
Safari Aziz |
Papua, Dharapos.com
Ketua Komite Tetap Permodalan Ventura dan Pembiayaan Alternatif Kadin Indonesia, Safari Aziz mengatakan, Papua menjadi target penting Kadin Indonesia, karena memiliki posisi geografis yang strategis dalam perkembangan ekonomi global.
Dikatakannya, bahwa program pemberdayaan usahawan potensial telah dilakukan Kadin di sejumlah Provinsi lainnya di Indonesia setelah poros Atlantik (AS-Eropa) meredup, poros baru Asia Timur-Asia Selatan-Timur Tengah dan Poros Pasifik (Asia-Amerika Selatan) tengah menggeliat.
“Papua bisa menjadi koridor penting poros Pasifik karena merupakan pintu Indonesia ke wilayah Pasifik, karena itulah potensi bisnis di Papua layak mendapatkan perhatian dan bantuan modal, guna mendukung peningkatan target ekspor nasional di tahun 2019 nanti,”kata Safari Aziz kepada wartawan di sela-sela kegiatan seminar dan klinik bisnis di kantor Gubernur Dok II Jayapura, Kamis kemarin.
Sebagai Mitra Pemerintah Kadin Indonesia hendak melakukan pendampingan sekaligus mendukung usaha-usaha kecil potensial yang ada di Papua.
“Melalui kegiatan ini diharapkan akan lahir enterpreneur-enterpreneur baru di Papua yang memiliki kompentensi dan daya saing seiring mulai diberlakukan MEA 2015,”jelasnya.
Dikatakannya, Papua dikenal sebagai wilayah yang kaya dengan sumber daya mineral dan sumber daya hayati yang selama ini berkontribusi besar bagi perekonomian nasional. Sudah sepatutnya, potensi kekayaan alam berimbas pada kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan usaha yang mandiri.
“Banyak usaha kecil yang potensial mengalami kesulitan dalam pemodalan melalui jalur perbankan dana lembaga keuangan lain karena dinilai tidak bankable. Untuk itulah mereka perlu dibantu melalui skema permodalan lain agar usaha dapat berkembang,”katanya.
Acara yang dihadiri perwakilan Direktorat Pengembangan Ekspor Nasional Kementrian Perdagangan, PT Palapa Nusantara Berdikari, PT Bank Mandiri, Asosiasi Ekspor Indonesia (ASEI) dan Kadin Papua. Seminar ini juga menghadirkan I Made Budi M yang membagikan kisah sukses sebagai pelaku bisnis lokal.
Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bersama Kementrian Perdagangan RI menggelar seminar untuk meningkatkan ekspor dan pemberdayaan usahawan serta potensi daerah di bidang UKM-UKM lokal yang di nilai potensial dan memiliki peluang untuk berkembang pada lisi bisnis
nasional.
“Kegiatan seminar ini bertujuan untuk membentuk pola kemitraan strategis antara Pemerintah dan pelaku usaha dalam penguatana daya saing produk unggulan daerah guna mendukung ekspor daerah dan nasional,” kata Wakil Ketum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan P. Roeslani dalam sambutan yang dibacakan Safari Aziz, Ketua Komite Tetap Permodalan Ventura dan Pembaiyaan Alternatif Kadin Indonesia.
![]() |
Kegiatan Seminar dan Klinik Bisnis |
Sementara itu, Gubernur Papua yang diwakili Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Provinsi Papua, Doren Wakerkwa mengatakan, pentingnya bantuan modal bagi para pelaku usaha di Provinsi Papua ini.
Menurutnya melalui bantuan modal, Papua tidak hanya dikenal sebagai penyumbang bagi pendapatan nasional dari sisi kekayaan alam, tetapi juga melalui produk bahan baku dan bahan jadi yang dikembangkan dunia usaha.
“Jadi Papua tidak hanya berkontribusi karena kekayaan alamnya yang sangat besar. Tetapi juga melalui pengusaha – pengusaha lokal yang bisa berbicara banyak secara nasional,”kata dia pada pembukaan Seminar dan Klinik Bisnis Pengembangan Potensi Daerah berorientasi ekspor, di Sasana Krida Kantor Gubernur Dok II Jayapura.
Seperti diketahui Seminar yang bertajuk Aktivitas Kerja sama Pengembangan Ekspor, Pengembangan Potensi Daerah yang berorientasi ekspor yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pengembangan ekspor nasional Kementrian Perdagangan Republik Indonesia.
Lanjutnya saat ini Indonesia baru memiliki 0,18 persen atau berkisar 400.000 enterpreneur. Padahal di tahun 2014 jumlah penduduk Indonesia 244.814,9 juta jiwa. Jadi paling tidak harus tersedia 4.896.280 enterprenur.
Sementara jumlah penduduk Papua tahun 2014 berjumlah 3.315.403 jiwa, jika 2 persen dari jumlah penduduk Papua, maka minimal tersedia 106.308.06 enterprenur.
Secara nasional pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut tercermin di tahun 2012 dari 6,5 persen menjadi 6,2 persen dan di tahun 2013 hanya tumbuh menjadi 5,8 persen. Sementara di tahun 2014 ekonomi Indonesia tumbuh menjadi 5,4 persen.
“Namun di Papua pada triwulan II tahun 2014 justru menunjukkan pertumbuhan yang positif sebesar 9,09 persen. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan nasional,”terangnya.
Melalui kebijakan Otonomi khusus bagi Provinsi Papua yang tertuang dalam UU No. 21 tahun 2001 telah member ruang bagi Pemerintah Provinsi Papua untuk melakukan percepatan pembangunan, khususnya keempat sektor. Terutama dalam Pasal 42 ayat (1).
“Dunia pun tahu, kekayaan atas bumi, tanah dan air Papua yang diberkati Tuhan kepada orang Papua, justru telah ikut memiskinkan orang Papua. Padahal Papua memiliki proven deposit 2,5 milyar ton bahan tambang emas dan tembaga, 540 juta m3 potensi lestari kayu komersial. 9 juta hektar hutan konversi untuk pembangunan perkebunan skala besar,”tukasnya.
Dijelaskannya lagi wilayah pantai yang mencapai 2.000 mill. Luas perairan 228.000 km2 dan 1,3 juta ton potensi lestari perikanan per tahun.
“Melalui momentum hari ini, selaku Gubernur Provinsi Papua mengajak semua komponen dan elemen serta stakeholder untuk bersama – sama bersinergi dalam visi Gubernur Papua dalam mewujudkan Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera,”terang Doren.
Seperti diketahui seminar dan klinik bisnis ini dilakukan berdasarkan nota kesepahaman antara Kementrian Perdagangan dan Kadin Indonesia, bertujuan meningkatkan pendapatan daerah secara nasional dengan dukungan Kementrian Perdagangan dan lembaga pembiayaan.
(Piet)