![]() |
Ilustrasi Stok Beras |
Ambon, Dharapos.com
Kenaikan harga yang berlangsung akhir-akhir ini mulai dikeluhkan masyarakat. Pasalnya, lonjakan kenaikan harga yang telah mencapai Rp 10.000, hingga Rp 20.000,- per karung.
“Masa Pemerintah sudah kasih turun harga BBM tapi harga beras tambah naik,” keluh salah satu warga bernama Andi kepada Dhara Pos, baru-baru ini.
Diakuinya, dengan kenaikan harga beras yang cukup lumayan besar ini juga mempengaruhi beban ekonomi keluarganya.
“Tapi mau bagaimana lagi, karena katong harus makan toh,” sambung Andi.
Terkait lonjakan harga beras, salah satu pedagang beras di kawasan pertokoan Indo Jaya yang namanya tidak dimuat, ketika ditemui Dhara Pos, mengakui terpaksa harus menaikkan harga beras sebesar Rp 10.000,-
Kenaikan tersebut, beber dia, karena kegagalan panen di pulau Jawa dan Sulawesi akibat dampak musim hujan yang menyebabkan sejumlah wilayah penghasil beras mengalami gagal panen.
“Jadi, biarpun harga BBM turun tetap tidak ada pengaruhnya. Malah harga beras tetap naik karena gagal panen jadi stok menipis,” terang sumber.
Kendati demikian, diakuinya, kemugkinan besar harga akan turun kembali kalau cuaca sudah normal.
“Nanti harganya pasti turun lagi kalau sudah normal cuacanya,” tandas sumber optimis.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku Bustam Ohorella kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (13/2) mengatakan harga beras makin melonjak akibat cuaca .
Menurutnya, harga BBM bukan faktor utama perubahan harga sembako namun cuaca alam yang mempengaruhi. Bahkan turunnya harga BBM pun tidak diikuti dengan harga sembako yang masih terus naik.
Padahal harga sembako yang terus naik banyak dikeluhkan masyarakat karena akan mempengaruhi keadaan ekonomi mereka.
“Saat ini, harga Sembako yang melonjak drastis adalah beras. Harga beras yang naik diakibatkan terjadinya gagal panen di sentra produksi seperti di Sulawesi Selatan yang merupakan daerah lumbung padi,” ungkapnya.
Untuk Maluku, kenaikan harga beras per karung mengalami kenaikan Rp10.000 hingga Rp 20.000. menurutnya, kondisi ini akan stabil berdasarkan kondisi cuaca di Indonesia.
“Jika masih dalam musim hujan, harga beras belum bisa terjadi penurunan. Kemungkinan terjadinya penurunan harga setelah cuaca kembali stabil, oleh karena untuk beras sangat bergantung pada faktor cuaca,” jelasnya.
(ajr/lr)