PAPUA

Pemda Siap Canangkan Gerakan Massal Penanganan Hama Kakao

13
×

Pemda Siap Canangkan Gerakan Massal Penanganan Hama Kakao

Sebarkan artikel ini

Papua, Dharapos.com
Demi mengembalikan kejayaan Provinsi Papua dalam mengekspor biji coklat, Pemerintah Daerah di tahun 2014 ini melalui Dinas Perkebunan akan melakukan gerakan massal penanganan hama kakao dan pencanangan tiada hari tanpa perawatan dan pemeliharaan tanaman kakao.

Kadis Perkebunan Provinsi P
Jhon Nahumarury

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Papua, Jhon Nahumury mengatakan pencanangan gerakan penanganan hama ini kalau dilakukan di satu daerah saja maka masalah tidak akan bisa terselesaikan. Untuk itu, pihaknya berharap kegiatan tersebut bisa dilakukan serentak di seluruh sektor-sektor pengembangan yang ada di Kabupaten Jayapura, Keerom, Sarmi, Nabire dan Kepulauan Yapen.

Dalam penanganan hama, terang dia, pihaknya terus menghimbau kepada para penyuluh di kabupaten/kota agar selalu memberikan penyuluhan kepada para petani tentang cara budi daya coklat yang baik.

“Ini memang membutuhkan kepedulian, keberpihakan para Bupati dan Walikota untuk memperhatikan secara serius pengembangan komoditas andalan Papua ini. Kita tahu, rata-rata produksi kita sudah menurun drastis sekitar 60 persen, kami akan lakukan gerakan massal penanganan hama kakao dan pencanangan tiada hari tanpa perawatan dengan pemeliharaan. Itu sudah harus maju,” jelas Nahumury kepada wartawan, Rabu (29/10) usai mengikuti upacara Hari Pangan Sedunia, di Jayapura, Provinsi Papua.

Disinggung soal keterlibatan para ahli dalam penyuluhan penanganan hama kakao, dirinya menuturkan, semua pelaku usaha selalu dilibatkan, namun pemahaman dimulai terlebih dulu dari para petani, kelompok tani dan pelaku usaha.

“Saya mengajak semua para pemangku kepentingan untuk menuntun petani memahami bagaimana bercocok tanam yang baik dan benar. Itu yang penting, supaya produksi bisa ditingkatkan. Pasalnya permintaan kakao dari luar Papua sangat banyak,” ujar Nahumury.

Dikatakan, harga jual biji kakao bervariasi di setiap daerah, tetapi rata-rata dijual seharga Rp 25 – Rp 30 ribu per kilogram dan menurut dia, hal ini sangat menguntungkan. Namun, jika di beberapa daerah harga jual kakao rendah, itu tidak boleh terjadi dan harus di proteksi supaya sama.

“Kalau harga bagus, pemasaran juga bagus maka gairah petani juga besar. Tetapi kalau harga kurang, petani disuruh apapun juga tidak akan mau. Kami juga akan belajar dari daerah-daerah yang berhasil dalam pengembangan kakao,” tambah Nahumury.

Selain itu, salah satu komoditas unggulan Provinsi Papua ada pada biji kakao, dimana sudah ditentukan kawasan pengembangan seperti di daerah Mamta, Seireri. Sementara untuk kopi, daerah Wapoga dan Mepoga (Pegunungan). Sedangkan perkebunan rakyat sepeti karet, ada di Merauke, Mappi, Boven Digoel, Asmat, Mamta dan Saereri.

“Ini akan terus kami dorong dan klaim sebagai komoditas rakyat. Jadi ini aset masyarakat dimana sumber pendapatannya dari situ. Apabila dikelola dengan baik maka, kehidupan masyarakat akan meningkat,” tandasnya optimis. (Piet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *