Ambon, Dharapos.com – Yayasan Pelangi Maluku (YPM) mengikuti
Konferensi Antar Agama Asia di Bangkok, Thailand.
Konferensi ini diselenggarakan oleh Christian Conference of
Asia (CCA) pada tanggal 23 hingga 25 Januari 2023, dengan menyandang tema
“Menuju Penguatan Jaringan Aksi Antaragama untuk Memerangi HIV dan AIDS di
Asia”.
“Momen ini akan mempertemukan 60 peserta termasuk
pemimpin agama-agama besar, organisasi non-pemerintah yang bekerja di bidang
HIV dan AIDS, tokoh masyarakat, dan organisasi yang berpikiran sama,”
ungkap Direktur YPM, Rosano Pentury dalam rilis yang diberikan kepada
Dharapos.com, Senin (23/1/2023).
Dijelaskan, dalam pertemuan tersebut akan merundingkan dan
memperkuat suara komunitas agama dalam mengadvokasi HIV dan AIDS di kawasan
melalui platform Asian Interfaith Network on AIDS (AINA).
Adapun, konferensi ini bertujuan menyediakan platform untuk
diskusi, tentang perspektif agama yang relevan dan kontekstual tentang HIV dan
AIDS, serta untuk menentukan strategi umum tentang peran lembaga berbasis agama
dan agama dalam menanggapi HIV dan AIDS.
“Seperti pencegahan, promosi kesehatan, stigma dan
diskriminasi, pengurangan, peningkatan perawatan dan dukungan, serta advokasi
di semua tingkatan,” ujarnya.
Sesi diskusi, lanjut Pentury, akan menekankan pentingnya
kolaborasi antaragama dalam komunitas, guna menciptakan lingkungan harmonis
yang akan mendorong inklusivitas dan penerimaan, sehingga mengatasi hambatan
utama stigma, khususnya dalam konteks Asia yang beragam.
Sementara itu, dari sambutan yang disampaikan Mr. Surapong
Mitrakul, General Secretary, CCT dr. Boonchuary Doojai, AINA, diharapkan
pertemuan ini memberikan pencerahan dan Tindakan nyata dari setiap negara untuk
melakukannya.
“Masalah kita adalah diskriminasi dari banyak orang.
Diskriminasi dari ODHIV masih tinggi, untuk itu
mari memulainya dengan menghargai semua Tindakan yang dilakukan dalam
kaitannya dengan menghargai sebuah kemanusiaan,” tandasnya.
Untuk diketahui, Christian Conference of Asia (CCA) dibuka
langsung oleh General Secretary, Dr. Mathew George, yang diawali dengan doa
dari semua pimpinan Agama.
(dp-53)
