as

Daerah

Peringati HLH Sedunia, BPLH Aru Gelar Jumat Bersih

49
×

Peringati HLH Sedunia, BPLH Aru Gelar Jumat Bersih

Sebarkan artikel ini
Dobo,
Badan Pemeliharaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Kepulauan Aru memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan mengeglar kegiatan Jumat Bersih sekaligus melakukan syukuran bersama di depan Kantor BPLH Aru yang di hadiri oleh Muspida Kabupaten Kepulauan Aru, pemerhati lingkungan dan keterwakilan dari masing-masing sekolah di Kota Dobo, Jumat (13/6).

hari lingkungan hidup sedunKegiatan tersebut bertemakan: “Raise your voice, not the sea level” atau “Satukan Langkah, Lindungi Ekosistem Pesisir dari Dampak Perubahan Iklim yang di tetapkan oleh Badan Lingkungan Hidup PBB”.

as

Selain itu, dilaksanakan juga pembersihan lingkungan oleh Pasukan Kebersihan Lingkungan atau yang sering di sebut Pasukan Kuning dan seluruh pegawai BPLH. Juga dilakukan pemasangan Papan Pencanangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada lokasi penghijauan di areal lahan Pemda Aru, depan Kantor BPLH dan penanaman anakan pohon di lokasi penghijauan.

Penjabat Bupati Kepulauan Aru Drs. G. A. A. Gainau mewakili Menteri Lingkungan Hidup Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA saat menyampaikan sambutan Menteri Lingkungan Hidup, mengatakan bahwa tema yang ditetapkan BLH PBB sangat relevan dengan kondisi Indonesia.

Karena, menurutnya, selain sebagai negara kepulauan dengan 13.466 pulau dan dengan panjang pesisir 95.181 km, tempat bermukim 60 % penduduk dan menyumbang 6,45 % GDP nasional, tapi juga memiliki pesisir yang mempunyai potensi SDA yang sangat menakjubkan yaitu 14 % terumbu karang dunia, 27 %  mangrove dunia, serta 25 % ikan dunia, dengan berbagai biota yang hidup di dalamnya.

Bahkan Indonesia di sebut sebagai Marine Mega Biodiversity terbesar di dunia karena memiliki 8.500 species ikan, 555 species rumput laut dan 950 species biota terumbu karang.

Menteri menegaskan potensi besar ini harus dikelola secara optimal bagi kemakmuran rakyat dengan cara yang lestari, serta terus di lindungi dari kerusakan lingkungan yang menyebabkan penurunan potensinya.

“Saya ingatkan kepada masyarakat bahwa salah satu penyebab kerusakan lingkungan yang perlu di antisipasi adalah perubahan iklim,“ lanjutnya.

Akibatnya, terjadi pemanasan global yang memberi berbagai macam dampak terhadap kehidupan di muka bumi dengan meningkatnya frekuensi hujan dengan intensitas yang sangat tinggi, ketidakpastian musim hujan maupun kemarau dan munculnya berbagai bencana seperti kekeringan, badai, banjir dan longsor pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Oleh sebab itu, dalam mengantisipasi pemanasan global, Pemerintah telah menetapkan kebijakan berupa penurunan emisi dari kondisi business as usual pada tahun 2002 sebesar 26 % dengan usaha sendiri dan 41 % dengan dukungan negara lain.

Untuk itu dikembangkan berbagai kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim antara lain melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2001 tentang rencana aksi Nasional penurunan gas rumah kaca serta Peraturan Presiden 71 Tahun 2011 tentang penyelenggaraan inventarisasi gas rumah kaca nasional yang seiring dengan UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Sementara itu, Kepala BPLH Aru, Edy Gaite dalam keterangan mengatakan bahwa lewat moment memperingati hari lingkungan hidup sedunia tentunya mengingatkan kembali betapa pentingnya lingkungan bagi manusia.

“Selaku kepala BPLH, saya akan tetap bekerja sama dan seluruh staf pegawai bersama-sama dengan pasukan pembersih lingkungan atau pasukan kuning untuk memelihara, melindunggi, merawat  dan membersihkan lingkungan secara maksimal,” tandasnya. (nus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *